hak atas tindakan perbuatan hukum tersebut di atas beralih kepada perseroan hasil merger.
101
B. Hak dan Kewajiban Pemegang Saham Perseroan Terbatas Yang
Melakukan Merger Lintas Negara
Menurut IG Ray Widjaja, saham adalah bagian pemegang saham di dalam perusahaan, yang dinyatakan dengan angka dan bilangan tertulis pada surat saham
yang dikeluarkan oleh Perseroan. Dalam UU PT ditentukan bahwa setiap saham yang dikeluarkan oleh Perseroan harus memiliki nominal Pasal 49 ayat 1, 2.
Pencantuman nominal memiliki arti penting, sebab saham merupakan pecahan dari modal dasar. Tanpa mencantumkan nominal, saham tidak bisa dipergunakan
untuk menjadi faktor pembagi modal dasar. Dengan demikian akumulasi saham tidak akan menghasilkan angka yang sesuai dengan modal dasar. Jumlah yang
tertulis pada tiap-tiap saham disebut nominal saham.
102
1. Menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS;
Pasal 52 ayat 1 Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyatakan bahwa saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk:
2. Menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi;
3. Menjalankan hak lainnya berdasarkan Undang-Undang Perseroan Terbatas
ini. Pelaksanaan hak-hak tersebut hanya dapat dilakukan setelah nama
pemegang saham dicatat dalam daftar pemegang saham. Hanya pemegang saham
101
Ibid, hlm. 95- 96.
102
Tri Budiyono II, Op. Cit., hlm. 88- 89.
Universitas Sumatera Utara
yang namanya tercantum dalam Daftar Pemegang Saham perseroan yang berhak melaksanakan haknya berdasarkan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007.
Hak yang melekat pada tiap lembar saham adalah hak yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Dengan demikian berarti jika terdapat 1 satu lembar saham
yang dimiliki oleh lebih dari 1 satu orang, maka hak yang ada pada dan lahir dari kepemilikan saham tersebut hanya dapat dipergunakan satu kali oleh satu
subjek hukum. Jika 1 lembar saham dimiliki oleh lebih dari 1 subjek hukum orang perorang dan atau badan hukum maka harus ditunjuk 1 satu orang atau
badan hukum dari banyak pemilik saham tersebut sebagai wakil bersama.
103
Dalam studi hukum, saham dikategorikan sebagai benda bergerak movable good. Namun demikian, Sudargo Gautama memiliki pendapat yang
berbeda. Menurutnya, saham atas nama tidak tepat kalau dikategorikan sebagai benda bergerak, sebab saham atas nama dicatat dan prosedur peralihannya
mempunyai acara tertentu. Sementara terhadap saham atas tunjuk, Gautama setuju Kepemilikan saham secara umum memberikan hak kepada pemiliknya atas
bagian keuntungan Perseroan dividen, memberikan suara dalam pengambilan keputusan pada saat Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Dengan demikian
status pemilik saham sebagai pemilik Perseroan hanya memberikan hak untuk melakukan pengawasan dan pengambilan semua kebijakan Perseroan melalui
RUPS. Semakin besar kepemilikan saham seseorang, semakin besar peluang untuk ikut serta melakukan pengawasan dan pengambilan kebijakan Perseroan.
Demikian juga sebaliknya.
103
Gunawan Widjaja II, Hak Individu Kolektif Para Pemegang Saham, Jakarta: Forum Sahabat, 2008, hlm. 69.
Universitas Sumatera Utara
untuk mengklasifikasikannya ke dalam benda bergerak. Sebagaimana benda bergerak lainnya, saham memberikan hak kebendaan yang dapat dipertahankan
terhadap siapa saja. selain itu, pemegang saham memiliki hak untuk melakukan perbuatan hukum tertentu terhadap sahamnya, seperti menjual, menggadaikan,
menghibahkan, dll.
104
Bagi pemegang saham, saham merupakan bukti kepemilikan, yang melahirkan hak kontrol terhadap Perseroan. Sementara bagi Perseroan saham
merupakan bukti eksistensi. Berkenaan dengan pentingnya arti saham ini, pembentuk UU mewajibkan kepada Perseroan untuk melakukan penataan dan
pengelolaan administrasi saham. Administrasi saham dilakukan dengan Dalam UU No. 40 Tahun 2007, keberadaan saham diatur dalam Pasal 48-
62. Saham yang syarat kepemilikannya sesuai dengan peraturan perundang- undangan dan atau anggaran dasar memberikan hak tertentu kepada pemiliknya.
Namun apabila syarat kepemilikan tersebut tidak dipenuhi, maka saham tidak memberikan hak tertentu terhadap pemegang saham. Ini berarti pembentuk UU
menganut teori bahwa lahirnya hak dikaitkan dengan keabsahan perolehan saham. Pendirian yang demikian dalam studi hukum dapat menimbulkan permasalahan
tersendiri, khususnya terhadap kepemilikan saham atas tunjuk, dia dianggap sebagai pemiliknya prinsip bezit recht. Kesulitan mempertahankan prinsip
pembentuk UU ini disebabkan prinsip peralihan saham atas tunjuk, yang cukup dilakukan dengan penyerahan saham secara fisik saja tanpa harus mengikuti
formalitas tertentu.
104
Tri Budiyono II, Op. Cit., hlm. 89- 90.
Universitas Sumatera Utara
mengadakan dan menyimpan Daftar Pemegang Saham yang sekurang-kurangnya berisi informasi mengenai:
1. Nama dan alamat pemegang saham,
2. Jumlah, nomor dan tanggal perolehan saham yang dimiliki oleh pemegang
saham dan apabila dikeluarkan lebih dari klasifikasi saham, tiap klasifikasi saham tersebut juga harus dicatat.
3. Jumlah yang disetor atas setiap saham.
4. Nama dan alamat dari orang perseorangan atau badan hukum yang mempunyai
hak gadai atas saham atau sebagai penerima jaminan fiducia, saham dan tanggal perolehan hak gadai atau tanggal pendaftaran fiducia tersebut.
5. Keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain.
105
Selain Daftar Pemegang Saham tersebut, Perseroan juga diwajibkan untuk mengadakan dan menyimpan Daftar Khusus, yang memuat keterangan mengenai
kepemilikan saham anggota Direksi, dan Dewan Komisaris beserta keluarganya suami isteri dan anak-anaknya pada Perseroan tersebut dan atau Perseroan lain
serta tanggal diperolehnya saham tersebut. Daftar khusus ini mempunyai arti penting sebab akan menjadi salah satu sumber informasi mengenai besarnya
kepemilikan dan kepentingan pengurus Perseroan pada Perseroan yang bersangkutan, sehingga pertentangan kepentingan conflict of interest yang
mungkin timbul dapat ditekan sekecil mungkin.
106
Baik dalam Daftar Pemegang Saham maupun Daftar Khusus juga dicatat setiap perubahan mutasi kepemilikan saham yang terjadi. Kedua, daftar tersebut
105
Ibid, hlm. 91.
106
Ibid, hlm. 91.
Universitas Sumatera Utara
harus tersedia di tempat domisili Perseroan dan dapat diakses untuk dilihat oleh setiap pemegang saham.
107
1. Hak individuil yang melekat pada diri pemegang saham pribadi, yang dapat
dibagi lagi ke dalam Secara umum hak pemegang saham dapat dibedakan ke dalam:
a. Hak yang melekat pada penyelenggaraan atau pelaksanaan suatu Rapat
Umum Pemegang Saham; b.
Hak yang sama sekali tidak berkaitan atau berhubungan dengan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham.
2. Hak yang diturunkan dari perseroan, yang dinamakan dengan hak derivatif
derivative suit atau derivative action Hak individuil pemegang saham dalam perseroan terbatas adalah hak yang
melekat pada diri pemegang saham, atas setiap lembar saham yang dimilikinya, antara lain meliputi
1. Hak untuk memperoleh saham dari penerbitan saham selanjutnya first right
of refusal; 2.
Hak didahulu untuk ditawarkan dan untuk membeli saham dari pemegang saham lainnya yang hendak menjual sahamnya manakala diatur dalam
anggaran dasar perseroan; 3.
Hak untuk menjaminkan saham- saham tersebut sebagai jaminan utang; 4.
Hak untuk mengajukan gugatan terhadap Perseroan ke pengadilan negeri apabila dirugikan karena tindakan Perseroan yang dianggap tidak adil dan
107
Ibid, hlm. 92.
Universitas Sumatera Utara
tanpa alasan wajar sebagai akibat keputusan RUPS, Direksi, dan atau Dewan Komisaris;
5. Hak meminta kepada Perseroan agar sahamnya dibeli dengan harga yang
wajar apabila yang bersangkutan tidak menyetujui tindakan Perseroan yang merugikan pemegang saham atau Perseroan, berupa:
a. Perubahan anggaran dasar;
b. Pengalihan atau penjaminan kekayaan Perseroan yang mempunyai nilai
lebih dari 50 lima puluh persen kekayaan bersih Perseroan; atau c.
Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, atau Pemisahan; 6.
Hak untuk exit atau keluar menjual atau mengalihkan sahamnya kepada pihak lain dari perseroan terbatas
7. Hak untuk memperoleh dividen;
8. Hak untuk memperoleh pembayaran sisa hasil likuidasi;
9. Hak untuk hadir dan bersuara RUPS;
108
Dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas, hak-hak yang individual pemegang saham dapat ditemukan pengaturannya dalam:
1. Pasal 43 ayat 1 UUPT, yaitu hak untuk ditawarkan terlebih dahulu jumlah
saham yang seimbang dengan pemilikan sahamnya untuk klasifikasi saham yang sama, manakala perseroan terbatas bermaksud mengeluarkan saham baru
dengan kelas saham yang sama, 2.
Pasal 43 ayat 2 UUPT, yang menyatakan dalam hal saham yang akan dikeluarkan untuk penambahan modal merupakan saham yang klasifikasinya
108
Gunawan Widjaja II, Op. Cit., hlm. 69- 71.
Universitas Sumatera Utara
belum pernah dikeluarkan, pemegang saham yang ada berhak mengambil bagian terlebih dahulu adalah seluruh pemegang saham sesuai dengan
perimbangan jumlah saham yang dimilikinya, 3.
Pasal 51 jo. 48 ayat 1 UUPT tentang hak untuk memperoleh setiap lembar saham yang dikeluarkan oleh perseroan terbatas,
4. Hak untuk menjual dan atau mengalihkan dalam bentuk apapun saham yang
dimiliki olehnya sebagaimana diatur dalam Pasal 56 UUPT.
109
Undang-Undang Perseroan Terbatas memberikan hak kepada pemegang saham perseroan yang mewakili sekurang-kurangnya sepuluh persen dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah untuk mengajukan gugatan derivarif untuk dan atas nama perseroan terhadap Direksi dan atau Komisaris Perseroan,
yang karena kesalahan atau kelalaiannya telah menimbulkan kerugian bagi perseroan.
110
Pemegang saham asing mempunyai wewenang sepenuhnya untuk menentukan direksi perusahaan.
111
1. Mengalihkan aset yang dimilikinya kepada pihak yang diinginkannya.
Hak yang diberikan kepada pemegang saham asing berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal yaitu:
2. Melakukan transfer dan repatriasi dalam valuta asing. Hak transfer merupakan
suatu perangsang untuk menarik penanam modal asing. Repatriasi pengiriman dengan bebas dalam bentuk valuta asing, tanpa ada penundaan
yang didasarkan pada perlakuan non diskriminasi, sesuai dengan peraturan
109
Ibid, hlm. 71.
110
Ahmad Dani Gunawan Widjaja, Op. Cit., hlm. 62.
111
I.G. Rai Widjaja, Op. Cit., hlm. 33.
Universitas Sumatera Utara
perundang-undangan yang berlaku. Hak-hak transfer dan repatriasi ini, meliputi:
a. Modal;
b. Keuntungan yang diperoleh modal sesudah dikurangi pajak-pajak dan
kewajiban-kewajiban pembayaran lain di Indonesia, bunga bank, dividen, dan pendapatan lain;
c. Dana-dana yang diperlukan, untuk:
1 Pembelian bahan baku dan barang setengah jadi atau barang jadi; atau
2 Penggantian barang modal dalam rangka untuk melindungi kelangsungan
hidup penanaman modal. d.
Tambahan dana yang diperlukan bagi pembiayaan penanaman modal; e.
Dana-dana untuk pembayaran kembali pinjaman; f.
Royalti atau biaya yang harus dibayar; g.
Pendapatan dari perseorangan warga negara asing yang bekerja dalam perusahaan penanaman modal;
h. Hasil penjualan atau likuidasi penanaman modal;
i. Kompensasi atas kerugian;
j. Kompensasi atas pengambilalihan;
k. Pembayaran yang dilakukan dalam rangka:
1 Bantuan teknis;
2 Biaya yang harus dibayar untuk jasa teknik dan manajemen;
3 Pembayaran yang dilakukan di bawah kontrak proyek; dan
4 Pembayaran hak atas kekayaan intelektual.
Universitas Sumatera Utara
l. Hasil penjualan aset.
3. Menggunakan tenaga ahli warga negara asing untuk jabatan dan keahlian
tertentu. 4.
Mendapat kepastian hak, hukum, dan perlindungan. 5.
Informasi yang terbuka mengenai bidang usaha yang dijalankannya. 6.
Hak pelayanan. 7.
Berbagai bentuk fasilitas kemudahan.
112
Transfer yang bersifat repatriasi modal tidak dapat diizinkan selama kelonggaran-kelonggaran perpajakan dan pungutan-pungutan lain masih berlaku.
Perlaksanaan lebih lanjut diatur oleh pemerintah. :
113
Keuntungan yang diperoleh perusahaan modal asing sebagai hasil kerja sama antara asing dan modal nasional tersebut, setelah dikurangi pajak-pajak serta
kewajiban-kewajiban lain yang dibayar di Indonesia, diizinkan untuk ditransfer dalam valuta asli dari modal asing yang bersangkutan seimbang dengan bagian
modal asing yang ditanam.
114
Jikalau diadakan tindakan tersebut maka pemerintah wajib memberikan kompensasi ganti rugi yang jumlah, macam dan cara pembayarannya disetujui
Pemerintah tidak akan melakukan tindakan nasionalisasi pencabutan hak milik secara menyeluruh atas perusahaan modal asing atau tindakan-tindakan
yang mengurangi hak menguasai dan atau mengurus perusahaan yang bersangkutan, kecuali jika dengan undang-undang dinyatakan kepentingan Negara
menghendaki tindakan demikian.
112
H.Salim H S. Budi Sutrisno, Op. Cit., hlm. 210- 211
113
I.G. Rai Widjaja, Op. Cit., hlm. 33.
114
Ibid, hlm. 34.
Universitas Sumatera Utara
oleh kedua belah pihak sesuai dengan asas-asas hukum internasional yang berlaku.
Apabila antara kedua belah pihak tidak tercapai persetujuan mengenai jumlah, macam dan cara pembayaran kompensasi tersebut, maka akan diadakan
arbitrase yang putusannya mengikat kedua belah pihak. Badan arbitrase terdiri dari tiga orang yang dipilih oleh Pemerintah dan pemilik modal masing-masing
satu orang dan orang ketiga sebagai ketuanya yang dipilih bersama-sama oleh Pemerintah dan Pemilik modal.
115
Manakala harta kekayaan perusahaan tidak mencukupi, maka tidak akan sampai melibatkan harta kekayaan pribadi investor yang tidak dimasukkan dalam
perseroan. Mengenai kewajiban pemegang saham asing dalam melakukan merger di
Indonesia mengikuti peraturan perundang- undangan yang berlaku yaitu mengenai pertanggung jawaban terbatas dikarenakan PT merupakan badan hukum, maka
atas perbuatan yang dilakukan untuk dan atas nama badan hukum itu semata- mata berlaku hukum Indonesia, yaitu hukum yang berlaku terhadap subjek hukum
yang berupa badan itu.
116
Konstruksi badan hukum semacam itulah yang menurut Common Law dinamakan separate legal entity. Sebagaimana dikemukakan Philip N. Pillai
dalam papernya Legal Frame Work of Business Organisation, unpublish dalam sistem hukum Inggris dikenal dengan kasus Salomon v. Saloman. Adapun duduk
perkaranya adalah sebagai berikut.
115
Ibid, hlm. 33.
116
Rudi Prasetya, Perseroan Terbatas teori dan praktik, Jakarta: Sinar Grafika, 2011, hlm. 5.
Universitas Sumatera Utara
Salomon, a boot shoe manufacture, sold his business to a limited company, Salomon Co. Ltd. lts membership comprised his wife and 5 children who took
one share each and Salomon himself. As a result of the sale, 30,000.- Pounsterling was payable to Salomon of which 10,000.- Poundsterling was paid
by a debenture given to Salomon secured by a floating charge of the compan’ s assets. The remainder of the purchase price was paid by the issue of shares to
him. The company was in difficulties and finally went into liquidation and had insufficient assets to satisfy unsecured creditors and would be only able to partly
meet Salomon’s secured debentures. The argument of the unsecured creditors was simply that the company and Salomon were one and the same and it therefore
could not be said that Salomon owed himself the money. The House of Lords had no difficulty in rejecting this argument.
The company is at law a different person altogether from the subscribers to the memorandum; and though it may be that after incorporation the business is
precisely the same as it was before, and the company is not in law the agent of the subsribers or trustee for them. Nor are the subscribers as members liable, in any
shape or form, except to the extent and in the manner provided by the Act.
As direct consequence of its separate legal personality, the company’s property does not belong to its members, and if he will not be able to claim
successfully when the risk materialises, as he no insurable interest in the company’s property.
117
1. Nama lengkap dan setiap alias- aliasnya ;
kewajiban lainnya yaitu mendaftarkan hal- hal mengenai setiap pemilik pemegang saham yaitu
2. Setiap namanya dahulu apabila berlainan dengan no. 1 ;
3. Nomor dan tanggal tanda bukti diri ;
4. Alamat tempat tinggal yang tetap;
5. Alamat dan negara tempat tinggal yang tetap apabila tidak bertempat tinggal
di wilayah Negara Republik Indonesia ; 6.
Tempat dan tanggal lahir ; 7.
Negara tempat lahir apabila dilahirkan di luar wilayah Negara Republik Indonesia ;
117
Ibid, hlm. 5- 6.
Universitas Sumatera Utara
8. Kewarganegaraan ;
9. Setiap kewarganegaraan dahulu apabila berlainan dengan kewarganegaraan
pada saat pendaftaran ; 10.
Jumlah saham yang dimiliki ; 11.
Jumlah uang yang disetorkan atas setiap saham.
118
Setiap pemegang saham diwajibkan mendaftar di dalam buku daftar pemegang saham yang dilakukan oleh Direksi Perseroan. Buku daftar tersebut
harus memuat atau mencantumkan nomor, nama, tempat tinggal atau alamat setiap pemegang saham, jumlah saham yang dimiliki oleh setiap pemegang saham
sebagaimana diberitahukan secara tertulis oleh pemegang saham kepada Direksi, nomor urut, tanggal pengeluaran dan hal- hal lain yang dianggap perlu oleh
Perseroan dan atau oleh peraturan perundang- undangan yang berlaku. Pemegang saham wajib memberitahu direksi mengenai setiap perubahan
alamat, atau hal lain mengenai seorang pemegang saham, namun apabila Direksi belum menerima pemberitahuan demikian secara benar, maka alamat dan hal lain-
lain yang tercatat dalam buku daftar pemegang saham itulah yang harus dipergunakan untuk semua keperluan surat- menyurat, panggilan- panggilan, dan
dividen- dividen yang dikirimkan kepada pemegang saham, dan mengenai hak- hak lain yang dapat dilaksanakan oleh pemegang saham.
119
Pihak asing dapat memiliki saham maksimal 95 dan domestik, minimal 5.
120
118
I. G. Rai Widjaja, Op. Cit., hlm. 83.
119
Ibid, hlm. 19.
120
H. Salim H S Budi Sutrisn, Op. Cit., hlm. 175.
Universitas Sumatera Utara
C. Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Saham Yang Melakukan