Pengolahan Limbah Pengolahan Udara

lainnya seperti: Pemeriksaan Bobot, Disolusi dan lain-lain terhadap bahan baku, produk antara, produk ruahan, produk jadi, maupun produk yang telah dipasarkan sampel pertinggal dan pengujian stabilitas. Instrumen yang ada telah memadai untuk dilakukan serangkaian pengujian seperti Kromatografi Cair Kinerja TinggiKCKT High Performance Liquid ChromatographyHPLC, Spktrofotometer Ultra LembayungSinar Tampak Spectrophotometer Ultra VioletVisible, Penguji Disolusi Dissolution Tester, Buret dan lain-lainnya.

4.15 Pengolahan Limbah

Limbah yang dihasilkan oleh P.T. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan terdiri dari limbah padat dan limbah cair. Limbah padat debu dari ruang produksi dikumpulkan dengan Pengumpul Debu Dust Colector dan diolah dengan cara pembakaran. Limbah cair yang sebagian besar berasal dari pencucian alat-alat produksi dan peralatan laboratorium diolah menggunakan unit pengolahan limbah cair. Limbah cair yang dikeluarkan dari ruangan melalui Saluran Masuk ditampung dalam Bak Penampungan. Selanjutnya dipompakan dengan Mesin Pompa ke Bak Netralisasi. Selanjutnya limbah cair yang telah netral dialirkan ke Bak Aerasi I untuk dilakukan aerasi dengan menggunakan aerator yang bertujuan untuk menginjeksikan udara kedalam bak tersebut supaya bakteri aerob yang terdapat dalam bak tersebut dapat melakukan penguraian bahan-bahan organik yang terdapat dalam limbah cair tersebut. Selanjutnya juga dialirkan ke Bak Aerasi II yang juga mendapat perlakuan yang sama dimana dilakukan aerasi dengan menggunakan aerator yang bertujuan untuk menginjeksikan udara ke Universitas Sumatera Utara dalam bak tersebut supaya bakteri aerob yang terdapat dalam bak tersebut dapat melakukan penguraian bahan-bahan organik yang terdapat dalam limbah cair tersebut. Lalu dialirkan ke Bak Sedimentasi dimana limbah cair tersebut didiamkandiendapkan beberapa hari selanjutnya dialirkan ke Bak Biokontrol untuk dilakukan pengujian terhadap hasil pengolahan limbah cair tersebut berupa nilai BOD Biological Oxygen Demand dan COD Chemical Oxygen Demand bila telah memenuhi syarat nilai BOD dan COD maka limbah cair yang telah diolah tersebut dapat dibuang ke lingkungan secara aman. Sampai saat ini, hasil pengolahan limbah yang dilakukan telah memenuhi persyaratan dan sesuai dengan parameter baku mutu lingkungan.

4.16 Pengolahan Udara

P.T. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan memiliki Sistem Pengatur Udara Air Handling SystemAHS yang terdiri atas tiga Unit Pengatur Udara Air Handling SystemAHU. Dimana Unit Pengatur Udara Air Handling SystemAHU yang pertama digunakan untuk produksi sediaan tablet, yang kedua untuk sediaan krim dan yang ketiga untuk sediaan tablet. Setiap Unit Pengatur Udara Air Handling SystemAHU juga memiliki dua saluran Udara Masuk Inlet dari Udara Segar Fresh Air dan Udara Sirkulasi Circulation Air dengan perbandingan Udara Segar Fresh Air dan Udara Sirkulasi Circulation Air sebesar 20 dan 80. Udara Masuk Inlet ke Unit Pengatur Udara Air Handling SystemAHU selanjutnya disaring dengan memiliki Penyaringan Awal Pre Filter, Penyaringan Medium Medium Filter dan Penyaringan Partikulat Udara Berefisiensi Tinggi High Efficiency Particulate Air FilterHEPA Filter, Universitas Sumatera Utara selanjutnya dilakukan penyesuaian suhu dengan kondensor dan dialirkan ke setiap ruangan dengan Peniup Blower. Udara yang bersih masuk ke setiap ruangan produksi melalui saluran udara yang terletak di bagian atas ruangan. Udara kotor yang berasal dari setiap ruangan kemudian dihisap kembali dari bagian atas ruangan juga, yang kemudian dihantarkan ke Unit Pengatur Udara Air Handling SystemAHU sebagai Udara Sirkulasi Circulation Air. Udara kembalian yang berada pada bagian atas ini lebih rendah efisiensinya karena udara bersih yang masuk dari bagian atas kemungkinan telah dihisap kembali padahal belum digunakan atau belum dimanfaatkan, hal inilah yang menyebabkan penurunan efisiensi Sistem Pengatur Udara Air Handling SystemAHS ini. Kondensor yang terletak setelah Penyaringan kurang efisien, karena pada Kondensor terjadi pengembunan, sehingga kelembaban pada kondensor cukup tinggi. Hal ini memungkinkan pertumbuhan mikroba. Oleh karena itu, udara yang telah disaring melalui Penyaringan yang masuk ke Kondensor kemungkinan akan timbul kontaminasi lagi terhadap mikroba, sehingga akan menurunkan tingkat kebersihan udara yang akan disalurkan ke ruangan produksi. Begitu pula Peniup Blower yang terletak setelah Penyaringan dan Kondensor kurang efisien, karena Peniup Blower juga dapat melepaskan partikel yang akan menurunkan kualitas udara yang masuk ke ruangan produksi.

4.17 Pengolahan Air