BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang Penelitian
Stres dapat digambarkan sebagai suatu keadaan yang mengganggu pada fungsi fisiologis dan psikologis seseorang. Sekitar tahun 1920, Walter
Canon untuk pertama kalinya menyusun suatu studi yang tersistematis mengenai perjalanan stres hingga menjadi suatu penyakit. Ia
menggambarkan bagaimana stimulasi dari sistem saraf otonom, terutama sistem saraf simpatis, sehingga kita dapat membaca situasi apakah harus
bertahan atau menghindar fight or flight. Bila stres terjadi terus menerus akan menimbulkan masalah penyakit
kronis terutama penyakit kardiovaskular, penyakit muskuloskeletal, penyakit gastrointestinal dan gangguan psikologis, kanker, penurunan imun tubuh
bahkan bunuh diri.
1
Menurut survei, pekerjaan sebagai pengatur lalu lintas udara termasuk ke dalam pekerjaan yang paling tinggi menyebabkan stres
di Amerika. Diantara sekian banyaknya efek yang ditemui pada sistem pengatur
lalu lintas udara yang dijumpai pada individu tersebut adalah terjadinya stres.
2
3
Efek stres itu sendiri dapat menyebabkan perubahan psikis dan fisik seperti takut, cemas, frustrasi dan kehilangan motivasi, penurunan
perhatian, waktu reaksi yang lebih lambat dan menurunnya kewaspadaan. Morrison dan Wright 1989, mencoba untuk menganalisis laporan
dari sistem pelaporan keselamatan penerbangan NASA National Aeronautics and Space Administration atau yang disebut juga Administrasi
4
Universitas Sumatera Utara
Penerbangan Nasional dan Ruang Angkasa, menemukan bahwa kesalahan yang dijumpai pada pengendalian seperti: kegagalan dalam pemantauan,
pelaksanaan pengalihan tanggung jawab yang kurang baik, kesalahan dalam pemberian arah dan ketinggian terbang sering kali dikaitkan dengan faktor
beban kerja seperti volume lalu lintas penerbangan dan kepadatan jalur komunikasi ATC Air traffic Controlles-Penerbang .
Kesalahan manusia human error terlibat hampir di sebagian besar kecelakaan penerbangan, menurut riset O’Hare dkk pada tahun 1994;
Yacavone pada tahun 1993, kesalahan manusia terlibat sekitar 60-80 dari semua kecelakaan penerbangan sipil dan militer yang ada.
5
Dengan meningkatnya jumlah penerbangan pada 10 tahun terakhir maka jumlah pengatur lalu lintas udara juga akan terus ditambah, demikian
juga investasi yang besar akan dibutuhkan untuk peralatan teknis. Akan tetapi meskipun terjadi peningkatan 100 jumlah penerbangan di Amerika
Serikat tidak diiringi dengan penambahan jumlah pengatur lalu lintas udara yang seimbang, yaitu hanya 10 pengatur lalu lintas udara yang memenuhi
syarat untuk mengontrol lalu lintas udara, akibatnya jam kerja mereka harus ditambah. Sekitar tahun 1968-1969 terjadi kesulitan yang diakibatkan oleh
penurunan hasil kerja dan sebagian besar pekerja yang jatuh sakit. Dari laporan Carson, yang diterbitkan pada tahun 1970 menyebutkan bahwa
FAA Federal Aviation Administration atau yang disebut juga Administrasi Penerbangan Federal, setuju untuk dilakukan investigasi terhadap tingkat
stres kerja pada pengatur lalu lintas udara dan estimasi dampak stres
6
Universitas Sumatera Utara
tersebut terhadap kesehatan fisik dan psikologis dari pengatur lalu lintas udara tersebut.
Di Indonesia, Bandar Udara Soekarno - Hatta adalah Bandar Udara internasional yang terbesar di Indonesia yang melayani rute domestik dan
internasional. Jumlah pesawat yang dilayani oleh Bandar Udara ini merupakan yang terbesar dan tersibuk dari seluruh bandar udara di
Indonesia. Peningkatan frekuensi penerbangan di setiap tahunnya mengalami peningkatan jumlah lalu lintas udara sebesar 20.87. Pada jam
sibuk dimana jumlah rata-rata lalu lintas udara meningkat hingga mencapai 57 pesawat persatu jam. Hal ini akan meningkatkan tugas dan tanggung
jawab pelayanan operasi lalu lintas udara menjadi semakin berat, terlebih lagi risiko tugas pada pemandu lalu lintas udara 24 jam 7 hari seminggu dan
mengharuskan semua pekerjanya mengalami kerja gilir.
7
Bandar Udara Polonia Medan juga termasuk salah satu Bandar Udara internasional yang terletak di Medan Sumatera Utara. Peningkatan
frekuensi penerbangan selama lima tahun terakhir cukup besar yaitu sekitar 4,34 akan tetapi peningkatan tersebut tidak diiringi dengan penambahan
jumlah pengontrol lalu lintas udaranya dalam lima tahun terakhir bahkan tercatat sekitar 7 orang pindah tugas ke daerah yang lain. Pada jam sibuk
Peak hours yaitu sekitar pukul 09.00 sd pukul 10.00 pagi hari dan pukul 15.00 sd 16.00 pada sore harinya pada bulan Februari 2011 jumlah rata-
rata lalu lintas udara mencapai 15 pergerakan pesawat di Polonia, oleh karena itu tentu saja beban tugas yang harus ditanggung menjadi lebih
berat.
8
9
Universitas Sumatera Utara
1.2. Rumusan Masalah