Sulaman Fantasi Teknik Hias Sulaman Berwarna

34 Sulaman berwarna dikelompokkan berdasarkan jenis kain yang digunakan, yaitu teknik menghias yang menggunakan jenis kain rapat tenunan rapat, kain strimin tenunan bagi, kain bercorak baik kotak maupun bulat dan teknik lekapan. Contoh teknik menghias kain yang dikerjakan pada kain dengan tenunan rapat yaitu sulaman fantasi, sulaman bayangan dan sulaman lekapan benang.

2.3.7.1 Sulaman Fantasi

Sulaman fantasi merupakan jenis sulaman yang pengerjaannya tidak terikat oleh suatu aturan tertentu, dalam arti berbagai variasi tusuk hias dapat dipergunakan untuk menghasilkan sulaman fantasi. Meski dapat mempergunakan bermacam-macam tusuk hias dan warna benang, sulaman fantasi dibatasi penggunaannya dengan tiga macam warna benang hias dan tiga macam tusuk hias. Dalam hal ini kita dituntut untuk mampu berkreasi hingga teknik hias sulaman fantasi dapat tampil indah dan serasi. Tusuk Hias yang digunakan seperti tusuk pipih, tusuk tangkai dan tusuk rantai : Gambar 2.22. Cara kerja tusuk tangkai, rantai, dan pipih. 35 Motif sulaman fantasi dapat berupa motif –motif alam atau bentuk- bentuk geometris, tergantung benda yang akan dihias dan untuk keperluan apa benda tersebut. Teknik menggambar untuk sulaman fantasi dikerjakan dengan cara memberi warna dasar pada gambar desain yang telah dibuat, kemudian motifnya diberi warna sesuai dengan warna yang dikehendaki. Gunakan warna dengan variasi yang menarik dan harmonis. Motif yang diisi penuh dengan tusuk hias, diisi penuh dengan cat air diblok dan motif yang berupa garis dikerjakan seperti garis pula sesuai bentuknya serta sesuaikan pula dengan warna benang yang digunakan. Pembuatan gambar kerja disesuaikan dengan tusuk hias yang digunakan. Gambar 2.23. Contoh desain sulaman fantasi 2.3.7.2 Sulaman Bayangan Sulaman bayangan merupakan jenis sulaman yang mempunyai ciri khas yaitu, seluruh motifnya ditutup dengan menggunakan tusuk flanel. Untuk mempermudah pengerjaan sulaman tersebut, perlu diperhatikan bentuk motif atau ragam hias sulaman bayangan sebaiknya tidak terlampau rumit, dan tidak terlalu besar, karena rentangan benang pada tusuk flanel, jika terlampau lebar akan mudah terkait. Motif yang berupa garis 36 diselesaikan dengan menggunakan tusuk tangkai atau tusuk hias lain sesuai bentuknya. Dan pada setiap tepi motif hias dipinggiri dengan menggunakan tusuk tikam jejak. Kombinasi warna benang yang digunakan bebas, warna apapun bisa dengan tetap memperhatikan keserasian warna. Gambar desain sulaman bayangan dikerjakan dengan cara memberi warna dasar terlebih dahulu, dan pada motifnya diblok dengan warna –warna sesuai dengan keinginan. Gambar kerja diselesaikan dengan membuat garis silang seperti tusuk flannel. Gambar 2.24. Contoh desain sulaman bayangan 2.3.7.3 Sulaman Lekapan Benang Sulaman lekapan benang, sesuai dengan namanya merupakan salah satu teknik menghias kain yang dilakukan dengan cara melekatkan seutas benang pada kain dasar. Benang dilekatkan sesuai dengan bentuk motif yang telah didesain terlebih dahulu. Motif untuk teknik lekapan benang didesain sedemikian rupa sehingga merupakan suatu garis yang tidak terputus dan membentuk suatu motif hias. Sumber ide untuk morif hias lekapan benang dapat berupa renggaan bunga, binatang atau manusia atau juga dalam bentuk bebas. 37 Tusuk hias yang digunakan yaitu tusuk lilit, tusuk silang dan variasinya seperti pada gambar berikut: Gambar 2.25. Tusuk lilit lekapan benang Teknik menggambar desain untuk sulaman lekapan benang, dikerjakan dengan cara memberi warna dasar pada gambar desainnya, kemudian motif yang berupa garis diberi warna lebih tua dari warna dasarnya. Pembuatan gambar kerja menyerupai gambar desainnya tetapi harus tergambar tusuk lilit yang digunakan untuk melekapkan benangnya. Contoh desain dan gambar kerja : Gambar 2.26. Contoh desain sulaman lekapan benang 2.3.9 Menyimpan KainBusana Yang Telah Dihias Busana atau kain yang telah dihias hendaklah sudah bersih atau sudah dicuci ketika akan di simpan. Menurut Soedjono 2008:47, tahap 38 penyelesaian terdiri dari proses pencucian dan penyetrikaan. Pencucian dilakukan apabila dalam kain yang sudah disulam terdapat bekas noda atau tanda-tanda yang tertinggal. Pencucian dilakukan menggunakan tangan dan sabun lembut atau deterjen khusus dan air hangat. Sedangkan proses penyetrikaan dilakukan setelah hasil sulaman dicuci dan dikeringkan. Penyetrikaan dimaksudkan agar hasil sulaman terlihat rapi dan halus. Untuk memperoleh hasil yang sangat bagus, buatlah alas setrika dari kain yang lembut seperti kain flannel. Gunakan panas yang pas untuk masing- masing jenis kain. Setrikalah sulaman pada bagian belakang, hal tersebut dimaksudkan agar sulaman tidak rusak. Cara penyimpanannya dapat dilakukan dengan cara di gantung pada hanger dan ditutup dengan plastik sehingga terhindar dari debu. Jika penyimpanan dilakukan dalam lemari maka aturlah posisinya agar tidak terlalu berdempet sehingga ragam hias pada busana tidak rusak. Di dalam lemari sebaiknya dilengkapi dengan obat pembasmi ngengat seperti kapur barus dan lainlain. Jika bahan yang dihias masih berupa lembaran kain yang akan dibuat menjadi busana atau yang di buat dengan tujuan untuk di jual, maka lipatlah bahan dengan posisi lipatan kain tidak mengganggu hiasan yang ada, kemudian digantung menggunakan hanger. Penyimpanan bahan ini juga ada yang dilakukan dengan cara dilipat dengan posisi bagian motif menghadap ke atas lalu dimasukkan ke dalam kantong plastik transparan. Susunlah letaknya dalam etalase sehingga terlihat lebih menarik. 39

2.3.10 Merapikan Area Kerja