Dalam pembahasan ini, lima dimensi pembangunan perempuan merupakan kerangka analisis yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
ketimpangan sebagai akibat masih adanya sistem diskriminasi gender. Ketimpangan yang dimaksud di sini adalah mengenai proses pemampuan
perempuan, lebih khususnya adalah partisipasi perempuan dalam proses pemberdayaan melalui PNPM Mandiri Perkotaan. Melalui analisis gender
perspektif Longwe, akan dapat diidentifikasi implikasi partisipasi perempuan terhadap peningkatan kapabilitas perempuan di Desa Tanjungkarang
Kecamatan Jati Kabupaten Kudus.
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan sebuah bagan atau alur kerja dalam memecahkan permasalahan penelitian. Kerangka berfikir berfungsi untuk
memahami alur pemikiran secara cepat, mudah dan jelas. Dalam penelitian ini kerangka berfikir Partisipasi Perempuan dalam
Proses Pemberdayaan Melalui PNPM Mandiri Perkotaan di Desa Tanjungkarang, Kecamatan jati, Kabupaten Kudus sebagai berikut :
Bagan 2. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut: Kemiskinan merupakan masalah global yang sangat memprihatinkan.
Untuk menanggulangi kemiskinan ini, maka diperlukan adanya upaya pembangunan yang menggunakan strategi pemberdayaan masyarakat. Salah
satu produk dari upaya pembangunan yang menggunakan strategi pemberdayaan masyarakat adalah Program Nasional Pemberdayaan
Kemiskinan
Pembangunan
Strategi Pemberdayaan Masyarakat
PNPM Mandiri perkotaan
Perempuan Laki-laki
Partisipasi
Bentuk partisipasi perempuan
Faktor pendorong dan penghambat partisipasi
perempuan
Implikasi partisipasi perempuan terhadap peningkatan kapabilitas
perempuan. Konsep Partisipasi
Oakley Analisis Gender
Perspektif Longwe
Masyarakat Mandiri Perkotaan PNPM Mandiri Perkotaan. Dalam hal ini semua lapisan masyarakat baik laki-laki maupun perempuan memiliki
kesempatan untuk ikut berpartisipasi. Meskipun kaum perempuan merupakan potensi sumber daya manusia yang sama dengan laki-laki, namun realitas
kehidupan perempuan dalam pembangunan terkadang menunjukkan dominannya peran laki-laki. Oleh karena itu, yang ingin diteliti di sini adalah
bagaimana para perempuan menggunakan kesempatan yang ada untuk berpartisipasi dalam proses pemberdayaan melalui PNPM Mandiri perkotaan,
sehingga dapat diperoleh hasil mengenai bentuk partisipasi perempuan, faktor pendorong dan penghambat partisipasi perempuan, serta implikasi partisipasi
perempuan terhadap peningkatan kapabilitas perempuan.
34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2002:9 metode kualitatif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data diskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian ini
dimaksudkan untuk menguraikan dan menggambarkan mengenai bentuk partisipasi perempuan dalam proses pemberdayaan melalui PNPM Mandiri
Perkotaan di Desa Tanjungkarang, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, faktor pendorong
dan penghambat
partisipasi perempuan
dalam proses
pemberdayaan melalui PNPM Mandiri Perkotaan di Desa Tanjungkarang, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, serta implikasi partisipasi perempuan
terhadap peningkatan kapabilitas perempuan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi kasus. Studi kasus
merupakan penelitian yang mendalam, tentang seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi komunitas, satu program kegiatan, atau situasi
sosial dalam waktu tertentu yang tujuannya untuk memperoleh deskripsi yang utuh dan mendalam. Penelitian studi kasus berupaya menelaah sebanyak
mungkin data mengenai subjek yang diteliti. Sebagaimana prosedur perolehan data penelitian kualitatif, data studi kasus dalam penelitian ini
diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumentasi Mulyana, 2003:201.