Mioma uteri TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Mioma uteri

Mioma uteri merupakan tumor pelvis yang paling sering pada wanita. Tumor jinak ini berasal dari miometrium uterus dan secara histopatologi ditandai dengan sel-sel otot polos seperti kumparan yang membentuk nodul dengan batas yang tegas. Mioma uteri mempunyai onset puncak pada dekade ketiga dan keempat kehidupan dan menyebabkan gejala pada 20-25 wanita usia reproduktif. 20 Prevalensi mioma uteri pada wanita kulit adalah sebesar 9 dan pada wanita Afrika- Amerika 16. Tetapi hanya sepertiga wanita yang didiagnosa pada saat operasi yang memang sebelumnya sudah didiagnosa sebagai mioma uteri, yang menunjukkan bahwa mioma tersebut tidak terdeteksi sebelumnya atau tidak adanya gejala yang dialami oleh pasien. 21 Insidensi kumulatif mioma uteri pada usia 50 tahun adalah 70 pada wanita kulit putih dan 80 pada wanita Afrika-Amerika. 20 Angka kejadian mioma uteri di Amerika Serikat sebesar 8 orang per 1000 wanita tiap tahunnya. 22 Sedangkan di Indonesia kasus mioma uteri ditemukan sebesar 2,39 - 11,70 dari semua penderita ginekologi yang dirawat. 4 Studi pertama dari patologi tumor ini dilakukan pada tahun 1793, dan miomektomi abdominal pertama dilaporkan pada tahun 1838. Dengan kemajuan dalam pembedahan dan anastesia, pada awal tahun 1900-an telah banyak dilakukan operasi karena mioma uteri. 1 Universitas Sumatera Utara Insidensi mioma uteri meningkat dengan bertambahnya usia. Pada usia 25 – 30 tahun insidensi mioma uteri hanya 0.31 per 1000 wanita, tetapi pada usia 45 – 50 tahun insidensinya meningkat 20 kali menjadi 6.2 per 1000 wanita. Kesempatan untuk terdiagnosa mioma uteri meningkat sejalan dengan usia sampai usia 50 tahun, kemudian setelah itu menurun dengan tajam. Selain usia Obesitas juga meningkatkan resiko mioma uteri sebesar 18 setiap peningkatan berat badan 10 kg dan terdapat peningkatan resiko mioma sebanyak 2.3 pada wanita dengan indeks massa tubuh diatas kuartil. 21 Risiko terjadinya mioma uteri menurun dengan peningkatan paritas dan peningkatan usia saat kehamilan aterm. Nulli paritas merupakan faktor resiko untuk terjadinya mioma uteri dan dengan adanya kehamilan, akan mengurangi waktu paparan terhadap unopposed estrogen. Data menunjukkan bahwa penurunan resiko berkisar dari 20 sampai 50 pada wanita yang melahirkan minimal 1 kali. 7 Wanita dengan 2 kali hamil cukup bulan mempunyai resiko setengah kali menjadi mioma. Merokok menurunkan resiko dengan menurunkan kadar estrogen, dan obesitas meningkatkan resiko dengan meningkatkan kadar estrogen. Walaupun resiko mioma yang lebih rendah berhubungan dengan faktor yang menurunkan kadar estrogen, termasuk kurus, merokok, dan latihan, pemakaian kontrasepsi oral tidak berhubungan dengan peningkatan resiko mioma uteri. 22 Terdapat anggapan sedikit peningkatan resiko mioma berhubungan dengan usia menars yang dini 7-9 tahun. Siklus menstruasi yang dini dapat meningkatkan jumlah pembelahan sel yang Universitas Sumatera Utara dialami miometrium selama usia reproduktif, yang menyebabkan peningkatan resiko terjadinya mutasi gen yang mengontrol proliferasi miometrium. 3 Diperkirakan sekitar lebih dari 40 saudara tingkat pertama dari wanita yang menderita mioma akan menderita mioma uteri juga dalam kehidupannya. 23 Hal ini mungkin tanpa gejala, dan jumlah serta lokasinya sulit diprediksi. Sementara mioma umum terjadi pada semua ras, tampaknya wanita kulit hitam memiliki insidensi yang sedikit lebih tinggi daripada etnis lain. Di Amerika, wanita kulit hitam mempunyai resiko 3-9 kali lebih tinggi menderita mioma uteri. 4,23,24 Mioma uteri ini menimbulkan masalah besar dalam kesehatan dan terapi yang paling efektif belum ditemukan, karena sedikit sekali informasi mengenai etiologi mioma uteri itu sendiri. 1

2.2 Patogenesis