antara konsentrasi mRNA yang mengkode RP-A dan RP-B pada mioma dan miometrium normal, yang menunjukkan kontrol post translasi. Selain
itu, GnRH agosis men down-regulate ekspresi imunoreaktif RP, RP-A dan RP-B, dan kadar mRNA RP di jaringan mioma. Menariknya, Fujimoto dkk
1998 menemukan over ekspresi relatif dari mRNA RP-B pada permukaan mioma, yang menunjukkan bahwa ekspresi yang dominan dari
RP-B pada bagian ini menunjukkan fenotip yang diaktivasi untuk proliferasi progestasional yang berhubungan dengan pertumbuhan
mioma. Namun, masih belum diketahui apakah tingginya RP-A berhubungan dengan berkurangnya responsiveness progesteron terhadap
sel-sel mioma.
30
2.6 Peranan faktor pertumbuhan pada mioma uteri
Pada uterus normal, pengaruh estrogen dan progestin pada mioma diperantarai oleh faktor pertumbuhan. EGF diekspresikan berlebih pada
mioma, reseptor EGF terdapat pada mioma dan pengobatan dengan GnRH agonis dan hipogonadisme menurunkan konsentrasi EGF pada
mioma tetapi tidak pada miometrium normal. IGF-I dan IGF-II dan reseptornya berlebihan pada miometrium dan secara aktif dieskpresikan
berlebih pada mioma. Mioma mengekspresikan lebih banyak IGF-II dan sedikit IGFBP-3 daripada miometrium, suatu situasi yang akan
meningkatkan availabilitas dan aktivitas faktor pertumbuhan pada tumor. Sel-sel mioma menseksresikan lebih banyak protein yang berhubungan
dengan hormon paratiroid faktor pertumbuhan lainnya daripada miometrium normal. Seperti endometrium dan miometrium, mioma
Universitas Sumatera Utara
mensekresikan prolaktin, dan prolaktin berfungsi pada uterus sebagai faktor pertumbuhan.
22
Salah satu konsekuensi dari perubahan ekspresi faktor pertumbuhan pada mioma adalah abnormalitas vaskulatur, yang ditandai
dengan pleksus vena yang berdilatasi. Gambaran morfologi ini mungkin hasil dari regulator vaskular spesifik dari angiogenesis, seperti faktor
pertumbuhan fibroblast dan vascular endothelial growth factor. Perubahan ini mungkin berkontribusi terhadap perdarahan menstrual yang berat yang
berhubungan dengan mioma submukosa.
22
2.7. Imunohistokimia reseptor estrogen dan reseptor progesteron
Imunohistokimia Immunohistochemistry IHC adalah sebuah metoda pemeriksaan dengan menggunakan prinsip antibodi dengan
spesifikasi yang tinggi untuk menunjukkan lokasi dan keberadaan sebuah protein dalam jaringan, yang biasanya dilakukan untuk penelitian, dan
tujuan diagnostik atau prognostik.
33
Prinsip IHC meliputi langkah :
33
a. Deparafinisasi dan rehidrasi b. Aktivasi antigen
c. Penghambatan peroksidase endogen d. Inkubasi antibodi primer
e. Inkubasi antibodi skunder f. Deteksi antibodi
g. Counter staining h. Mounting slide.
Universitas Sumatera Utara
i. Interpretasi slide. Penilaian IHC diinterpretasikan berdasarkan gabungan antara
kualitas intensitas ikatan antigen dengan antibodi yang terbentuk di sitoplasma atau inti sel dengan persentase sel yang terwarnai dalam
lapang pandang. Diantara metode penilaian IHC tersebut adalah :
34
1. H score, merupakan penjumlahan dari persentase sel yang terwarnai lemah, persentase sel yang terwarnai sedang dikalikan
dengan dua, dan persentase sel yang terwarnai kuat dikalikan dengan tiga. Penilaian ini memberikan skor dari 0 – 300.
34,35
2. Allred score, merupakan penjumlahan dari skor persentase sel yang terwarnai 0 = tidak terwarnai, 1 = terwarnai 1, 2 = 1-10,
3 = 10-33, 4 = 33-67, 5 = 67-100 dan skor dari intensitas sel yang terwarnai 0 = tidak terwarnai, 1 = terwarnai lemah, 2 =
terwarnai sedang, 3 = terwarnai kuat. Penilaian ini memberikan skor dari 0 – 8.
36,37
3. Intensitas warna pada sel, merupakan derajat intesitas sel yang terwarnai, dengan nilai : negatif - jika tidak ada sel yang terwarnai,
+ jika sel terwarnai lemah, ++ jika sel terwarnai sedang, dan +++ jika sel terwarnai kuat.
38
Gambar 6. Ekspresi reseptor estrogen kiri dan reseptor progesteron kanan pada mioma uteri.
dikutip dari 36
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Faktor pertumbuhan dan protein yang berhubungan pada miometrium dan mioma manusia : keberadaan, kerja dan pengaturan seks steroid
11
Universitas Sumatera Utara
2.8 Hipotesis Penelitian