pembelajaran masih menggunakan metode ekspositori dan jarang dilakukan kegiatan praktikum sehingga menyebabkan siswa kurang aktif dalam menerima
pelajaran dan mudah merasa bosan karena siswa tidak diberikan pengalaman langsung dalam belajar. Penggunaan metode ekspositori dan jarangnya kegiatan
praktikum berpengaruh terhadap hasil belajar, penguasaan konsep dan kemampuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah. Terlihat dalam
perolehan nilai rata-rata ulangan akhir semester I kelas VIII tahun pelajaran 20102011 adalah 51,02. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih
rendah serta mengindikasikan kemampuan berpikir rendahtidak terlatih dalam menghadapi dan memecahkan masalah.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti akan mengadakan penelitian dengan judul
“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER NHT PADA PELAJARAN FISIKA UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEDUNGBANTENG TAHUN PELAJARAN
20102011 ”.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “Apakah peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada pelajaran Fisika sub pokok
bahasan pemantulan cahaya yang diajar dengan metode NHT lebih tinggi dari siswa yang diajar menggunakan metode ekspositori?”
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada pelajaran
Fisika sub pokok bahasan pemantulan cahaya yang diajar menggunakan metode NHT lebih tinggi dari siswa yang diajar menggunakan metode ekspositori.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa a Dengan diterapkannya model pembelajaran ini diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada sub pokok bahasan pemantulan cahaya dan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan. b Meningkatkan kemampuan bersosialisasi siswa.
2. Bagi Guru Memberikan inspirasi dan motivasi kepada pendidik untuk terus
mengembangkan model pembelajaran demi tercapainya pembelajaran efektif. 3. Bagi Peneliti
Mendapat pengalaman menerapkan pembelajaran fisika dengan model pembelajaran NHT yang kelak dapat diterapkan saat terjun di lapangan.
1.5 Batasan Masalah
Masalah-masalah dalam penelitian ini terfokus pada penerapan model pembelajaran NHT pada pelajaran Fisika untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis. Subjek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas
VIII Semester 2 SMP Negeri 1 Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 20102011. Adapun materi fisika dalam penelitian ini adalah sub pokok
pemantulan cahaya.
1.6 Penegasan Istilah
Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam penafsiran dari judul skripsi ini, maka perlu dibuat penegasan istilah sebagai berikut:
1 Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan strategi
pembelajaran yang menitikberatkan pada pengelompokan siswa dengan tingkat kemampuan
akademik yang berbeda ke dalam kelompok-kelompok kecil. Siswa diajarkan ketrampilan-ketrampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik dalam
kelompoknya, seperti menjelaskan kepada teman sekelompoknya, menghargai pendapat teman, diskusi dengan teratur, siswa yang pandai membantu yang lebih
lemah Ibrahim dkk., 2000:2. 2 Model Pembelajaran Kooperatif NHT
NHT merupakan kegiatan belajar kooperatif dengan 4 tahap kegiatan. Pertama, siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok,tiap kelompok terdiri
dari 4 orang. Setiap anggota kelompok diberi satu nomor 1, 2, 3, dan 4. Kedua, guru menyampaikan pertanyaan. Ketiga, berpikir bersama, siswa menyatukan
pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu. Keempat, guru menyebut nomor 1, 2, 3, atau 4
dan siswa dengan nomor yang bersangkutan yang harus menjawab Ibrahim dkk., 2000: 6.
3 Pelajaran Fisika Di jenjang SLTP, mata pelajaran Fisika sebagai bagian mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam IPA. Fisika merupakan mata pelajaran yang berfungsi untuk memperluas wawasan pengetahuan tentang materi dan energi,
meningkatkan ketrampilan
ilmiah, menumbuhkan
sikap ilmiah
dan kesadarankepedulian pada produk teknologi melalui penerapan teoriprinsip
Fisika yang sudah dikuasai sebelumnya, serta kesadaran pada kebesaran Yang Maha Esa Karhami, 1998: 3.
4 Kemampuan Berpikir Kritis Kemampuan
adalah kesanggupan,
kecakapan, dan
kekuatan Poerwadarminta, 2002:628. Berpikir adalah menggunakan akal budi untuk
mempertimbangkan dan memutuskan segala sesuatu Poerwadarminta, 2002:752. Sedangkan kritis merupakan sifat yang tidak mudah lekas percaya. Dengan
demikian kemampuan berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi segala informasi yang diperoleh. Dalam penelitian ini,
kemampuan berpikir kritis diukur dari kognitif melalui tes dengan indikator- indikator yang telah ditentukan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA