Pengertian hasil belajar tersebut dapat disimpulkan menjadi sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal
tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri
individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif. Hasil belajar siswa salah satunya dapat dilihat dari hasil tes, yang diberikan oleh pengajar dari mata
pelajaran yang bersangkutan Rifa‟i 2011.
4. Pengaruh Pendekatan Salingtemas Terhadap Hasil Belajar
Pembelajaran dengan pendekatan Salingtemas bukan pembelajaran di angan- angan atau di atas kertas saja, tapi pendidikan Salingtemas benar-benar membahas
sesuatu yang nyata yang dapat dipahami, dapat dilihat, dapat dibahas dan dipecahkan jalan keluarnya. Pendekatan ini didefinisikan sebagai belajar
mengajar mengenai sains dan teknologi dalam konteks pengalaman manusia. Ini berarti bahwa siswa dalam pembelajarannya selain mempelajari teori tentang
sains ilmu pengetahuan, siswa juga melihat kehidupan nyata yang berhubungan dengan teori yang dipelajari, sehingga akan berdampak positif terhadap
pemahaman siswa Suryaningsih 2014. Teori-teori belajar yang digunakan dalam pendekatan Salingtemas adalah
kontruktivisme, behaviorisme, cognitive development dan social cognitive Sutarno 2008. Belajar berdasarkan kontruktivisme adalah mengonstruksikan
pengetahuan nya sendiri melalui interaksi dengan lingkungannya Rifa‟i 2011.
Pembelajaran menjadi bermakna apabila siswa belajar mengonstruksikan membangun pengetahuan, sikap atau keterampilannya sendiri. Kegiatan
konstruktivisme terlihat dalam pembelajaran dengan menggunakan salingtemas, siswa dituntut untuk bisa menghubungkaitkan antara unsur-unsur salingtemas.
Hal ini bisa diawali dengan menggunakan contoh yang dialami dan dipahami siswa mengenai kehidupan sehari-hari. Dengan adanya pemahaman itu siswa bisa
mengkonstruk membangun pengetahuan yang baru, salah satunya adalah melalui interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa.
Teori yang digunakan dalam pendekatan salingtemas adalah teori behaviorisme. Menurut teori behaviorisme, manusia sangat dipengaruhi oleh
kejadian-kejadian di dalam lingkungannya yang akan memberikan pengalaman- pengalaman belajar
Rifa‟i 2011. Dalam menerapkan teori behaviorisme, yang terpenting adalah guru, perancang pembelajaran dan pengembang program-
program pembelajaran harus memahami karakteristik siswa dan karakteristik lingkungan belajar agar tingkat keberhasilan siswa selama kegiatan pembelajaran
dapat diketahui. Tuntutan dari teori ini adalah pentingnya merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan spesifik supaya mudah dicapai dan diukur.
Teori yang menjadi landasan pendekatan Salingtemas adalah cognitive development atau sering diartikan dengan perkembangan kognitif. Perkembangan
kognitif merupakan suatu proses genetika, proses yang didasarkan atas mekanisme biologis yaitu perkembangan sistem syaraf. Perkembangan kognitif
seseorang juga perlu dukungan lingkungan yang berupa pengalaman atau interaksi sosial agar perkembangan tersebut maksimal. Vygotsky percaya bahwa
kemampuan kognitif berasal dari hubungan sosial dan kebudayaan, sehingga interaksi sosial akan membantu pembentukan ide baru dan membantu
perkembangan intelektual pelajar Rifa‟i 2011. Teori terakhir yang digunakan dalam pendekatan salingtemas adalah teori
social cognitive. Teori social cognitive mendukung adanya interaksi sosial dalam diskusi kelompok sehingga siswa dapat saling bekerjasama. Hasil dari diskusi,
siswa menciptakan lingkungan belajar yang positif serta melakukan keterampilan berfikir sehingga terjadi perkembangan berfikir.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan salingtemas menggunakan beberapa teori yang
saling mendukung, sehingga terjadi keberhasilan dalam proses maupun hasil pembelajarannya.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Nuryanto dan Binadja 2010, menjelaskan bahwa efektifitas pendekatan SETS terhadap hasil belajar
siswa kelas eksperimen mengalami peningkatan secara signifikan sedangkan peningkatan hasil belajar yang telah dicapai oleh kelas kontrol tidak terlalu besar.
Perilaku siswa pada saat proses pembelajaran dengan pendekatan salingtemas terlihat lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Penelitian Suryaningsih 2014
menunjukkan bahwa penerapan pendekatan SETS pada pembelajaran biologi materi virus dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa SMA N 1 Sumpiuh. Tidak
berbeda dari penelitian yang dilakukan oleh Syafiqah 2013, pendekatan Sains, Environment, Technology and Society dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa
pada materi pokok asam, basa dan garam di SMP N 9 MEDAN.
5. Karakter Siswa