Unsur naskah drama yang terakhir adalah dialog. Waluyo 2003:20 menjelaskan bahwa ciri khas suatu drama adalah naskah itu berupa cakapan atau
dialog. Dalam menyusun dialog ini, pengarang harus benar-benar memperhatikan pembicaraan tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-hari. Dari dialog inilah akan
diketahui bagaimana jalan cerita, bagaimana karakter tokoh-tokohnya Hanindawan dalam Irianto 2008:140. Dalam tingkatan lebih lanjut, kita akan
menemukan naskah drama yang tidak mengandung dialog. Biasanya naskah tersebut adalah naskah mini kata yang hanya berisi cerita atau teks samping saja.
2.2.4.6 Kaidah Penulisan Naskah Drama
Sebuah karya tulis tentu memiliki kaidah tersendiri dalam proses pembuatannya. Kaidah penulisan memberi batasan-batasan tertentu kepada
penulis saat menjalani proses kreatif. Begitu juga dengan naskah drama. Sebagai sebuah karya sastra, naskah drama juga mempunyai kaidah penulisan tersendiri.
Hanindawan dalam Irianto, dkk, 2006:155 menjelaskan, sebenarnya belum ada kaidah baku tentang bagaimana menulis naskah drama panggung, baik yang
diformulasi oleh penerbit maupun yang masih dalam format ketikan oleh para penulisnya. Penjelasan Hanindawan tersebut sangat bisa diterima karena
kebanyakan naskah drama yang terbit sekarang tidak memiliki ciri khusus. Sebuah naskah drama biasanya berisi narasi dibagian awal dan akhir, dialog tokoh yang
biasanya ditandai dengan penulisan nama di awal dan tanpa tanda petik, serta teks samping yang menjelaskan keterangan atau petunjuk permainan.
Berbeda dengan pernyataan Hanindawan, Endraswara 2011:42 menyebutkan beberapa persyaratan skenario yang baik, yaitu: 1 adanya nama-
nama tokoh, 2 sinopsis cerita, 3 latarseting, 4 urutan dialog dengan nama- nama tokoh, 5 pencantuman tanda baca pada tempatnya, 6 keterangan dalam
kurung sebagai catatan, 7 keterangan di bagian mana harus ada musik, lampu sorot dan lain-lain, 8 penggunaan bahasa yang jelas, 9 menampilkan pokok
cerita secara jelas, 10 pencantuman nama babak, dan 11 akhir cerita dengan kalimat yang padat. Sebagai penulis pemula, ada baiknya siswa mendapatkan
pengetahuan tersebut sebelum menulis naskah drama. Usaha merumuskan kaidah penulisan naskah drama sebenarnya sudah
dilakukan, seperti yang telah dijelaskan Aminuddin, latar setting selalu memiliki hubungan dengan unsur-unsur signifikan lain dalam rangka membangun totalitas
makna serta adanya kesatuan dari kesatuan isi yang dipaparkan pengarang. Berdasarkan pendapat tersebut, sebauh naskah drama hendaknya ditulis dengan
baik dan sedetail mungkin. Hal ini bertujuan untuk mempermudah seorang sutradara dalam menggarap sebuah naskah drama. Bukan hanya percakapan,
melainkan disertai berbagai keterangan atau petunjuk, antara lain: petunjuk pemain, ekspresi pemain, tempat terjadinya peristiwa, peralatan yang dibutuhkan,
dan keadaan panggung Putra 2012:26. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa naskah
drama hendaknya memenuhi kaidah-kaidah penulisan yang tepat, antara lain; 1 mencantumkan keterangan tentang naskah drama baik identitas, nama-nama
tokoh, latar naskah drama, dan sinopsis naskah drama; 2 mencantumkan nama
babak, 3 urutan dialog dengan nama tokoh; 4 menggunakan bahasa yang jelas; 5 mencantumkan tanda baca yang tepat; 6 kesatuan pokok cerita; 7
mencantumkan teks samping, petunjuk pemain, ekspresi pemain, tempat terjadinya peristiwa, peralatan yang dibutuhkan, dan keadaan panggung
Penomoran pada semua bagian drama baik dialog maupun teks samping juga akan mempermudah komunikasi antara sutradara dan pemain saat proses
penggarapan.
2.2.4.7 Langkah-Langkah Menulis Naskah drama