Budaya Politik Partisipan Budaya Politik Campuran

3. Budaya Politik Partisipan

Tipe budaya partisipan merupakan bentuk kultur dimana anggota- anggota masyarakat cenderung diorientasikan secara ekplisit terhadap aspek input maupun output dari sistem itu Almond Sidney Verba, 1984: 22. Jadi, orang-orang yang melibatkan diri dalam kegiatan pemberian suara, dan memperoleh informasi cukup banyak tentang kehidupan politik kita sebut berbudaya politik partisipan Mas’Oed dan Colin Mac andrews, 1989: 42. Dengan ini, warga masyarakat akan menyadari hak dan kewajibannya serta mempergunakan secara aktif. Mereka akan dapat menilai dengan penuh kesadaran baik terhadap sistem sebagai totalitas, input dan output maupun terhadap posisi atau peran dirinya sendiri.

4. Budaya Politik Campuran

Budaya politik campuran maksudnya di setiap bangsa budaya politik itu tidak terpaku kepada satu budaya, sekalipun sekarang banyak negara maju, namun ternyata tidak semuanya berbudaya partisipan, masih ada yang kaula dan parokial. Inilah yang kemudian disebut sebagai budaya politik campuran. Menyadari adanya tipe-tipe budaya politik yang demikian, Almond dan Verba lebih menyukai pengelompokkan tipe-tipe politik tersebut ke dalam empat tipe, yakni tipe budaya politik parokial, budaya politik kaula, budaya politik partisipan dan tipe budaya politik campuran Almond dan Verba, 1984: 20-37. Dalam budaya politik parokial, kepala kampung, kepala suku, shamanship atau dukun merupakan pemencaran peran-peran yang bersifat politis-ekonomis, keagamaan. Karena itu, kaum parokial tidak mengharapkan apa-apa dari sistem politik. Tipe budaya politik subyek lebih menekankan pada orientasi yang tinggi terhadap sistem politik yang diferensiatif dan aspek output dari sistem itu, tetapi frekuensi orientasi terhadap objek-objek input secara khusus, dan terhadap pribadi sebagai partisipan yang aktif, mendekati nol. Para subyek menyadari akan otoritas pemerintah, akan tetapi hubungannya terhadap sistem secara umum, terhadap output, administratif, atau down ward flow-nya sistem politik itu secara esensial memiliki hubungan yang bersifat pasif. Tipe ketiga, budaya politik partisipan merupakan suatu bentuk kultur dimana anggota-anggota masyarakat cenderung diorientasikan secara eksplisit terhadap sistem sebagai keseluruhan dan terhadap struktur dan proses politik serta administratif. Sedangkan budaya politik campuran merupakan percampuran dari ketiga budaya politik, antara parokial, kaula, dan partisipan. Adanya tipe politik campuran ini dikarenakan bahwa orientasi terhadap satu tipe tertentu tidak menggantikan tipe yang lain.

B. Komunikasi Politik 1. Pengertian Komunikasi dan Politik