63 memberikan imbalan yang layak kepada pihak pemegang kepentingan
stakeholders. Adanya globalisasi, AFTA Asean Free Trade Area, perkembangan
makro ekonomi Indonesia dan perkembangan investasi di DKI-Jakarta, maka PT KBN merencanakan Kawasan Cakung dikembangkan menjadi tiga zona
kawasan yaitu: zona pergudangan, zona industri existing dan zona komersial sebagai kawasan multi guna multi used complex dengan meliputi pertokoan,
perkantoran, rencana pembangunan hotel, convetion hall, sport centre, dan rumah sakit.
4.2. Kondisi Fisik Kawasan 1. Geomorfologi
Keadaan geologi daerah Jakarta secara menyeluruh tersusun atas batuan sedimen yang berumur miosen awal-plistosen. Terdiri atas bantuan
vulkanik dan endapan permukaan yang berumur muda. Formasi geologi daerah tersebut tersusun atas beberapa formasi berumur tersier, batuan gunung api dan
terobosan serta endapan permukaan. Sedangkan Dataran Jakarta sendiri tersusun atas endapan permukaan yang terdiri dari kipas aluvium, endapan
pematang pantai, dan aluvium. Berdasarkan Laporan Andal PT KBN 2007 bahwa tanah di kawasan
Cakung terdiri atas empat lapisan tanah, yaitu: 1. Tanah liat halus santai kental atau berlumpur dengan ketebalan 5,0-9,0 meter; 2. Campuran lumpur yang
sangat kental sampai lumpur keras dan pasir halus sampai pasir kasar dengan ketebalan 8,0-13,0 meter; 3. Tanah liat sampai liat organik kental dengan
ketebalan 3,0-5,0 meter; dan 4. Tanah liat yang sangat kental. Secara morfologi kawasan KBN merupakan daerah dataran yang landai dengan
kemiringan lereng berkisar antara 0-3 dan ketinggian antara 0,2 – 75 m di atas permukaan laut.
2. Iklim
Berdasarkan data BMG stasiun Jakarta periode 1996-2005, iklim di kawasan KBN dan Jakarta secara umum termasuk tipe kelas A dengan curah
hujan rata-rata bulanannya lebih besar dari 100 mm. Hal ini berarti secara keseluruhan termasuk bulan basah dengan nilai Q berkisar antara 0 - 4.
Temperatur udara rata-rata tahunan di kawasan KBN berdasarkan data BMG
64 Jakarta priode 1996-2005 adalah 31,9
C. Temperatur rata-rata bulanan tertinggi jatuh pada bulan Juni dan September yaitu 32,7
C dan terendah 30,3 C terjadi
pada bulan Januari.
3. Hidrologi
Kawasan KBN relatif dekat dengan sungai utama yang mengalir di wilayah DKI Jakarta yaitu Sungai Cakung. Sungai tersebut menjadi penampung
dan saluran air limpasan dari kawasan PT KBN, pemukiman penduduk di sekitar KBN dan industri lain yang ada di sekitar sungai. Banyaknya sampah dan
endapan yang masuk ke aliran sungai menyebabkan penyempitan dan pendangkalan permukaan sungai, sehingga sering terjadinya sedikit genangan
air di sekitar kawasan PT KBN, terutama pada saat hujan cukup deras. Berdasarkan laporan Andal PT KBN 2007, bahwa keadaan tata air di
Kawasan Cakung secara umum sangat rawan banjir karena air tanahnya sangat dangkal, yaitu rata-rata 1,5 meter dan kualitas air permukaannya relatif buruk
yang disebabkan oleh pencemaran. 4. Flora dan Fauna
Berdasarkan hasil observasi keberadaan jenis maupun jumlah flora di sekitar kawasan PT KBN tergolong sangat rendah Adapun flora yang ditemukan,
antara lain angsana Ptrocarpus indicus, akasia Acasia auriculiformis, beringin Ficus sp, bougenville Bougenvile spectabilis, kelapa Cocos nucifera, soka
Ixora sp, flamboyan Delonix regia, tanjung Mimusop elengi, palem raja Oreodoxa regia, kana Canna indica, pepaya Carica papaya, dadap merah
Erythrina oristagalis, mahoni Switenia mahagoni Laporan Andal PT KBN, 2007. Rendahnya jenis dan jumlah flora di sekitar kawasan tersebut karena
sebagian besar kawasan merupakan areal kawasan industri dan pemukiman, sedangkan ruang hijau sangat terbatas.
Fauna yang ditemukan, antara lain orong-orong Gryllotalpa Africana, capung Odonata sp., laba-laba Oxyopora sp., semut api Solenopsis sp.,
kumbang Micraspis sp., kadal Mabouya multifaciata, katak Rana canrivora, burung pipit Lonchura sp.. Keberadaan jenis dan kemelimpahan fauna di
sekitar kawasan KBN tergolong rendah, karena kawasan ini termasuk dalam areal perkotaan. Sebagian hewan hanya berupa hewan peliharaan rumah.
65
4.3. Kependudukan dan Sosial