Sejarah PT KBN METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM KAWASAN PT KBN

4.1. Sejarah PT KBN

PT Kawasan Berikat Nusantara Persero didirikan berdasarkan PP No. 23 Tahun 1986 yang merupakan penggabungan antara PT Bonded Warehouse Indonesia dan PT Sasana Bhanda. PT Persero Pengelola Kawasan Berikat Indonesia bergerak di bidang layanan jasa kawasan industri berstatus berikatbonded zone dan non berikat. Pada tahun 1990 melalui PP No. 31 tahun 1990 Pemerintah melikuidasi PT Pusat Perkayuan Marunda dan hasil likuidasi perusaahaan tersebut dimasukan sebagai penyertaan modal negara ke dalam modal saham perusahaan PT Persero Kawasan Berikat Nusantara. Sebagai badan usaha milik negara, pemegang saham PT KBN terdiri dari pemerintah sebesar 88,74 dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki saham sebesar 11,26. Perusahaan mengelola lahan di Kawasan Cakung seluas 176,7 ha, Tanjung Priok seluas 8 ha, dan Marunda seluas 413,8 ha dan Sarang Bango 8,6 ha. Undang – undang nomor 22 tahun 2000 tentang Otonomi Daerah, Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta melalui keputusan nomor 8002002 telah melimpahkan kewenangan kepada direksi PT KBN untuk menerbitkan izin-izin pelayanan penanaman modal one stop service. Usaha pokok PT KBN adalah mengelola kawasan berikat yang berfungsi sebagai kawasan proses ekspor export processing zone – EPZ dan kawasan industri, layanan jasa logistik dan kepelabuhanan. PT KBN sebagai pengelola kawasan yang menyediakan properti dan fasilitas penunjang serta jasa-jasa lainnya. PT KBN sebagai pengelola kawasan melakukan bisnis dengan mengembangkan usaha antara lain SBU strategic business units, juga dapat bermitra dalam permodalan kepada perusahaan lain. Fasilitas lain yang diberikan oleh Pemerintah melalui PT KBN kepada investor bahwa hasil Produksi yang berada di areal bonded zone sebanyak 50 dapat di pasarkan di dalam negeri, sedangkan untuk investasi investor asing dapat memiliki 100 saham. Sebagai salah satu BUMN, PT KBN diarahkan agar di masa depan memiliki daya saing tangguh dalam dunia persaingan serta mampu berdaya cipta tinggi sehingga menjadi perusahaan yang mampu bersaing di tingkat dunia. Iklim usaha yang kondusif, sehingga para investor dapat beroperasi secara efisien serta mampu menghimpun laba agar dapat membiayai pengembangan dan 63 memberikan imbalan yang layak kepada pihak pemegang kepentingan stakeholders. Adanya globalisasi, AFTA Asean Free Trade Area, perkembangan makro ekonomi Indonesia dan perkembangan investasi di DKI-Jakarta, maka PT KBN merencanakan Kawasan Cakung dikembangkan menjadi tiga zona kawasan yaitu: zona pergudangan, zona industri existing dan zona komersial sebagai kawasan multi guna multi used complex dengan meliputi pertokoan, perkantoran, rencana pembangunan hotel, convetion hall, sport centre, dan rumah sakit.

4.2. Kondisi Fisik Kawasan 1. Geomorfologi