3.2 Variabel Penelitian
Salah satu syarat di dalam suatu penelitian adalah dengan adanya beberapa variabel yang menjadi perhatian kegiatan penelitian. Seperti yang disampaikan
oleh Rahmat 1984:17, menyatakan bahwa variabel merupakan obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian dalam suatu kegiatan penelitian. Pendapat
lain disampaikan oleh Hadi 1984:84, menyatakan bahwa variabel merupakan gejala yang bervariasi baik dalam jenis atau tingkatan yang menjadi obyek
penelitian. Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu : variabel penggunakan bahasa Jawa dan variabel hasil belajar siswa.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi penelitian
Menurut Arikunto 1996 : 115, populasi penelitian adalah keseluruhan obyek penelitian. Sedangkan Hadi 1987 : 220, menjelaskan bahwa populasi
adalah keseluruhan subyek yang diselidiki dan sebagai wilayah generalisasi. Menurut Sangarimbun 1989 : 108, populasi adalah jumlah keseluruhan unit atau
analisis yang ciri – cirinya akan didata. Dari ketiga definisi tersebut disimpulkan
bahwa populasi adalah keseluruhan obyek dari semua unit observasi atau yang diteliti dan selanjutnya hasil penelitian itu digeneralisasikan. Dalam penelitian ini
yang menjadi populasi adalah siswa SMK Purnama 2
Banyumas.
3.3.2 Sampel Penelitian
Menurut Arikunto 1991 : 102, penelitian sampel adalah penelitian yang apabila peneliti hanya akan meneliti sebagiann dari populasi. Penelitian ini
merupakan penelitian sampel atau studying yaitu penelitian yang tidak meneliti seluruh subyek yang ada dalam populasi. Sampel itu sebagai individu yang
diselidiki.
3.3.2.1 Penentuan Besarnya Sampel
Sudjana 1987 : 73, mengatakan bahwa pengambilan sampel terhadap populasi kurang dari 100 bisa mengambil 20-50 dan di atas 100 dapat diambil
10. Berbeda dengan pendapat Rachmat 1975, menyatakan bahwa populasi di bawah 100 dapat digunakan sampel 50 dan di atas 100 sebesar 15. Vockell
1983, menyatakan bahawa pengambilan sampel harus berdasarkan interval kepercayaan. Peneliti menggunakan pendapat dari vockell untuk menentukan
besarnya sampel. Sehingga, besarnya sampel penelitian ini sebanyak 63 sampel dari
populasi sebanyak
228.
3.3.2.2 Teknik Sampling
Menurut Arikunto 1990 : 81, pengambilan sampel dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1 Teknik sampling untuk populasi homogen rendom samping adalah pengambilan sampel acak.
2 Teknik sampling untuk populasi tidak homogen atau bervariasi, antara lain :
- Sampel berstrata atau stratified sample - Sampel wilayah atau area sample
- Sampel proporsi atau proporsional sample - Sampel bertujuan atau purposive sample
- Sampel kuota atau quota sample - Sampel kembar atau double sample
Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling berstrata. Dimana semua siswa memiliki kemampuan berbahasa yang berbeda.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu metode angket, metode dokumentasi dan metode wawancara sebagai metode pengumpulan data. Ketiga
metode digunakan sebagai alat untuk mengungkap penggunaan bahasa Jawa terhadap
hasil belajar
siswa.
3.4.1 Metode Angket
Menurut Sugihartono 1989:34, angket adalah alat pengumpul data yang berisi daftar pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh subyek yang
diselidiki atau disebut dengan responden, Arikunto 1996:130, berpendapat bahwa angket adalah sejumlah pertanyaan yang ditulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya. Djumhur 1975:35, berpendapat lain, bahwa angket adalah
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan komunikasi dengan sumber data. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa angket
adalah alat untuk menggumpulkan data berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis disampaikan pada subyek untuk memberikan jawaban secara tertulis.
Dalam penelitian angket yang digunakan adalah angket tertutup, sebab responden tinggal memilih jawaban yang tersedia. Alasan yang mendasar
digunakan angket pada penelitian ini, karena angket digunakan sebagai pengumpul data memiliki beberapa kelebihan sebagaimana dikemukakan dalam
uji coba sehingga mendapatkan angket yang benar –benar valid dan reliabel.
Untuk mengatasi teknik waktu pengumpulan data dan ketelitian. Peneliti memberikan petunjuk yang jelas dan mengadakan pendekatan yang persuasive
dalam meminta responden mengerjakan angket, sehingga responden dapat memberikan jawaban dengan tidak tergesa-gesa dan tidak mengalami kesulitan,
dengan demikian diharapkan dari angket tersebut didapat data yang benar- benar
telah menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari responden yang di teliti dan dapat dipercaya. Metode angket digunakan untuk mengambil data kebiasaan
berbahasa siswa yang menggunakan bahasa Jawa dalam sehari-hari.
3.4.2 Metode Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan memperoleh data nontes berupa nilai yang dihasilkan selama pembelajara berlangsung. Dokumentasi nilai akan memperkuat
analisis. Selain itu, data yang diambil melalui dokumentasi nilai juga memperjelas data yang lain yang hanya dipaparkan melalui tulisan atau angka. Sebagai data
penelitian, hasil dokumentasi nilai dari guru yang mengajar selanjutnya dideskripsikan sesuai keadaan yang ada dan dipadukan dengan data-data yang
lain. Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sifatnya dokumenter dari instasi terkait. Metode dokumentasi dalam penelitian ini
digunakan untuk mengambil data hasil belajar siswa SMK Purnama 2 Banyumas dalam pembelajaran bahasa Jawa.
3.4.3 Metode Wawancara
Walaupun penelitian ini berpusat pada angket, tapi untuk memperkuat penelitian juga menggunakan metode wawancara. Wawancara merupakan tanya-
jawab yang berkaitan dengan variabel penelitian. Pelaksanaan wawancara menggunakan jenis pertanyaan terpimpin, yaitu pewawancara sudah menguasai
bahan atau data yang akan ditanyakan dan membutuhkan jawaban yang panjang dari narasumber. Sasaran wawancara adalah guru pengampu mata pelajaran
bahasa Jawa SMK Purnama 2 Banyumas. Metode wawancara digunakan untuk penguat data yang diambil. Dengan wawancara peneliti mencari tahu tentang latar
belakang siswa serta bahasa yang digunakan dalam kesehariannya.
3.5 Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen angket, pedoman dokumen dan pedoman wawancara. Menurut Arikunto 1996 : 158, untuk menyusun suatu
instrumen penelitian baik ada beberapa syarat sebagai berikut : 1. Validitas yaitu instrumen tersebut mampu mengukur apa saja yang akan diukur, 2. Reliabilitas,
yaitu instrumen tersebut menunjukkan ketepatan bila digunaka kapan saja. Langkah-langkah penyusunan angket kebiasaan menggunakan bahasa Jawa
adalah sebagai berikut : 1 Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan membuat definisi konsep.
2 Membantu definisi operasional suatu variabel yang akan diteliti sesuai dengan kerangka pekiran.
3 Menyebarkan variabel ke dalam indikator-indikato. 4 Membuat kisi-kisi.
5 Membuat item-item pertanyaan. 6 Menetapkan skor.
7 Mengadakan uji coba. 8 Merevisi dan menyusun pertanyaan.
Dalam tahap ini ditetapkan skor yang diberikan tiap item. Dalam penelitian ini skor yang diberikan pada tiap variable menggunakan skala Likert,
yang disusun dengan tipe pilihan ganda empat pilihan, yang bertujuan untuk menghindari pilihan netral atau tidak mempunyai sikap.
Penetapan sekor sebagai berikut : a. Untuk pertanyaan positif pemberian skornya adalah :
Jawaban a ═ 4 Jawaban c ═ 2
Jawaba n b ═ 3 Jawaban d ═ 1
b. Untuk pertanyaan negatif pemberian skornya adalah : Jawaban a
═ 1 Jawaban c ═ 3
Jawaba n b ═ 2 Jawaban d ═ 4
Setelah diadakan penskoran, maka langkah selanjutnya adalah mereproduksi yaitu pengetikan angket sampai dengan penggandaan angket sebanyak yang
dibutuhkan untuk
mengumpulkan data.
3.6 Validitas dan Realibilitas Instrumen