Pengembangan Karakter TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Pengembangan Karakter

Fenomena sosial yang muncul di masyarakat kini semakin mengkhawatirkan. Degradasi moral telah menjadi fenomena rutin yang makin menenggelamkan kemuliaan dan martabat bangsa. Perilaku kekerasan, korupsi, penindasan dan berbagai perilaku tidak pantas lainnya telah menjadi sebuah kelatahan kolektif. Untuk mendapatkan harta, pangkat, jabatan, dan kedudukan tak jarang ditempuh dengan cara-cara curang, bahkan jika perlu menggunakan ilmu permalingan, dunia klenik dan mistik. Hal ini bisa saja dikarenakan buruknya karakter bangsa kita. Karakter bangsa adalah modal utama membangun peradaban tingkat tinggi. Masyarakat yang memiliki sifat jujur, mandiri, bekerjasama, patuh pada peraturan, dapat dipercaya, tangguh, serta memiliki etos kerja tinggi akan menghasilkan sistem kehidupan sosial yang teratur dan baik. Oleh karena itu, pendidikan harus terus didorong untuk mengembangkan karakter bangsa sehingga Indonesia mampu menjadi bangsa yang kuat dan pada gilirannya mampu membangun peradaban yang lebih maju dan modern. Pembentukan karakter mempunyai beberapa tahapan. Menurut Ratna Megawangi 2004, Founder Indonesia Heritage Foundation, ada tiga tahap pembentukan karakter: 1. Moral Knowing yaitu memahamkan dengan baik pada anak tentang arti kebaikan, mengapa harus berperilaku baik, untuk apa berperilaku baik, dan apa manfaat berperilaku baik. 2. Moral Feeling yaitu membangun kecintaan berperilaku baik pada anak yang akan menjadi sumber energi anak untuk berperilaku baik. Membentuk karakter adalah dengan cara menumbuhkannya. 3. Moral Action yaitu bagaimana membuat pengetahuan moral menjadi tindakan nyata. Moral action merupakan outcome dari dua tahap sebelumnya dan harus dilakukan berulang-ulang agar menjadi moral behaviour. Melalui tiga tahapan ini, proses pembentukan karakter akan jauh dari kesan dan praktik doktrinasi yang menekan, justru siswa akan mencintai berbuat baik karena dorongan internal dari dalam dirinya. Berdasarkan kajian nilai-nilai agama, norma-norma sosial, peraturanhukum, etika akademik, dan prinsip-prinsip HAM, telah teridentifikasi 80 butir nilai karakter yang dikelompokkan menjadi lima, yaitu nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan 1 Tuhan Yang Maha Esa, 2 diri sendiri, 3 sesama manusia, dan 4 lingkungan, serta 5 kebangsaan. Namun demikian, penanaman delapan puluh nilai tersebut merupakan hal yang sangat sulit. Menurut kemendiknas 2010a: 9 ada 18 nilai karakter yang dapat dikembangkan, tetapi dalam penelitian ini hanya akan dikembangkan dua karakter, yaitu: 1. Disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan 2. Rasa ingin tahu, yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Karakter yang dikembangkan ditentukan dengan mempertimbangkan fungsi LKS sebagai media pembelajaran penunjang kegiatan praktikum, sehingga dipilih dua karakter yang mungkin dimunculkan dalam kegiatan pembelajaran tersebut, yakni disiplin dan rasa ingin tahu. Menurut Kemendiknas 2010a: 39-42 keterkaitan antara nilai dan indikator karakter untuk kelas 7-9 SMP antara lain: 1 disiplin, dengan indikator a selalu tertib dalam melaksanakan tugas-tugas kebersihan sekolah, b tertib dalam berbahasa lisan dan tulis, c patuh dalam menjalankan ketetapan-ketetapan organisasi peserta didik, d patuh dalam menjalankan ketetapan-ketetapan organisasi peserta didik, e tertib dalam menerapkan aturan penulisan untuk karya tulis, 2 rasa ingin tahu, dengan indikator a bertanya kepada guru dan teman tentang materi pelajaran, b bertanya kepada sesuatu tentang gejala alam yang baru terjadi, c bertanya kepada guru tentang sesuatu yang didengar dari ibu, bapak, teman, radio, atau televisi. Pendidikan karakter telah diterapkan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, pemerintah Indonesia berupaya mengintregasikan pendidikan karakter dalam kurikulum sekolah. Pemerintah melalui Kemendiknas 2010a: 11-12 menyatakan bahwa dalam pengembangan pendidikan karakter bangsa ada tiga prinsip yang digunakan, yaitu: 1. berkelanjutan, dimulai dari awal sampai akhir peserta didik berada di satuan pendidikan, 2. melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah,

3. nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan,

4. proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan.

2.4 RSBI

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS INKUIRI TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI KALOR UNTUK SISWA KELAS VII SMP RSBI

5 17 189

PEMBELAJARAN IPA BERBASIS INKUIRI BERBANTUAN KOMIK SAINS UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER SISWA

1 25 167

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) BERMUATAN PHYSICS GAME UNTUK MENGEMBANGKAN AKTIVITAS DAN KARAKTER SISWA SMP RSBI KELAS VII

0 23 197

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA DAN MENGEMBANGKAN NILAI KARAKTER SISWA SMP

0 14 175

PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TEMA “TEKANAN DALAM SISTEM PERNAPASAN MANUSIA” UNTUK MENINGKATKAN ORAL ACTIVITIES DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS VIII SMP.

0 0 2

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MENGEMBANGKAN KARAKTER KREATIVITAS SISWA PADA MATERI GAYA KELAS VIII SMP.

0 0 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA -

0 0 73

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK KELAS VIII SMP PADA MATERI LINGKARAN

1 82 9

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS INKUIRI DENGAN BERORIENTASI KEMANDIRIAN BELAJAR MATERI BANGUN RUANG UNTUK SISWA KELAS VIII SMP

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian - PENGEMBANGAN LKS BERBASIS INKUIRI DENGAN BERORIENTASI KEMANDIRIAN BELAJAR MATERI BANGUN RUANG UNTUK SISWA KELAS VIII SMP - repository perpustakaan

0 0 15