Langkah-langkah Model Discovery Learning
Langkah-langkah penggunaan media
audio visual Langkah-langkah Model Discovery Learning
dengan media audio visual Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa 4.
Langkah pelaksanaan:
siswa melihat, mendengar,
mengikuti dengan seksama
tayangan yang berlangsung.
8. Memperhatikan
siswa dalam memperhatikan
tayangan media. 8.
Memperhatikan tayangan media.
5. Langkah
lanjutan: beri kesempatan siswa
untuk bertanya. 10.
Guru menjelaskan materi.
11. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
bertanya. 11.
Siswa memperhatikan
penjelasan guru. 12.
Bertanya tentang tayangan media yang
telah dilihatnya. 9.
Generalization menarik
kesimpulan 10.
Membimbing siswa untuk
membuat kesimpulan
13. Menyimpulkan
materi yang telah dipecahkan dan
dipelajari.
Dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model discovery learning dengan media audio visual, siswa melakukan kegiatan penemuan yang dibimbing
guru. Siswa melakukan penemuan dilakukan secara berkelompok maupun individu. Melalui kegiatan penemuan ini maka pembelajaran akan lebih
bermakna.
1.2 KAJIAN EMPIRIS
Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian relevan yang dilakukan oleh beberapa peneliti yang menggunakan model Discovery Learning dan media audio
visual. Hasil penelitian tersebut adalah:
Penelitian yang dilakukan oleh Vivi Novita Sari dalam jurnal nasional volume 02 nomor 02 tahun 2014 dengan judul “Penerapan Model Discovery
Learning sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Cerita Petualangan Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pembelajaran dengan menerapkan model Discovery Learning berlangsung dengan baik. Pada siklus 1, aktivitas pembelajaran mencapai 88,94 dan siklus II
sebesar 91,045, mengalami peningkatan sebesar 2,105 dengan nilai ketercapaian ≥80. Pada siklus I rata-rata ketuntasan hasil belajar menulis teks
cerita petualangan mencapai 79,36 dengan persentase ketuntasan klasikal mencapai 73,07. Pada siklus II rata-rata ketuntasan mencapai 84,09 dengan
persentase ketuntasan klasikal mencapai 84,61, mengalami peningkatan sebesar 11,54. Kendala- kendala yang dihadapi, dalam siklus I maupun siklus II telah
dapat diatasi dengan baik. Penelitian yang dilakukan oleh Zainal Arifin yang diterbitkan dalam jurnal
nasional Vol. 2, No. 1, Januari 2014 dengan judul “Pengaruh Penggunaan Metode Discovery
Berbasis Media Realita Terhadap Hasil Belajar IPA”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode Discovery berbasis media
realita berpengaruh positif terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Segugus R.A Kartini Kemusu Boyolali, apabila dibandingkan dengan yang diajar
menggunakan model pembelajaran langsung direct instruction berbasis media gambar.
Penelitian yang dilakukan oleh Asnahwati, A.Ma 2013 dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Discovery
pada Pelajaran IPA Kelas III SD”. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan kemampuan guru merancang rencana pembelajaran tentang cuaca
dengan menggunakan metode pembelajaran discovery, dimana nilai rata-rata pada siklus 1 sebesar 3,83 meningkat pada siklus 2 menjadi 4. Terdapat peningkatan
kemampuan guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar tentang cuaca dengan menggunakan metode pembelajaran discovery, dimana nilai rata-rata pada siklus 1
sebesar 3,49 meningkat pada siklus 2 menjadi 4. Terdapat peningkatan pemahaman dan hasil belajar siswa pada materi cuaca dengan menggunakan
metode pembelajaran discovery. Hal ini dapat diketahui dari peningkatan nilai dari siklus -1 dengan rata-rata 6,0 dan pada pelaksanaan tindakan siklus -2 meningkat
menjadi 8,17. Penelitian yang dilakukan oleh Maliheh Ghaedsharafi dan Mohammad
Sadegh Bagheri, Ph.D dalam jurnal internasional vol. 2, no. 2, April 2012 yang berjudul “Effects of Audiovisual, Audio, and Visual Presentation on EFL
Learners’ Writing Skill”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media audio visual lebih efektif dibanding media visual dan media audio dalam
meningkatkan kemampuan menulis siswa. Media audio visual memberikan motivasi yang lebih baik kepada para siswa untuk menulis tentang topik yang
telah ditentukan. Penelitian yang dilakukan oleh Ade Irma Setiyani dalam jurnal nasional
Vol . 2, No. 3 tahun 2013 yang berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS
Menggunakan Snowball Throwing Media Audio Visual Kelas IV”. Hasil
penelitian menunjukkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran IPS. Hal ini
dibuktikan dari hasil observasi keterampilan guru selama penelitian yang menunjukkan adanya peningkatan skor pada tiap siklusnya, yaitu pada siklus I
rata-rata skor yang diperoleh guru adalah 25,5 dengan kategori baik dan meningkat menjadi 35,5 dengan kategori sangat baik pada siklus II, model
Snowball Throwing dengan media Audio Visual dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS di kelas IV-A SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang
yang dibuktikan dengan adanya peningkatan skor pada tiap siklus hasil observasi aktivitas siswa selama penelitian yaitu pada siklus I rata-rata skor yang diperoleh
siswa adalah 20,3 dengan kategori baik dan meningkat menjadi 26,2 dengan kategori baik pada siklus II, model Snowball Throwing dengan media Audio
Visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas IVA SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang yang dibuktikan dengan adanya
peningkatan persentase ketuntasan klasikal hasil belajar siswa dan rata-rata nilai yang didapatkan pada setiap siklusnya, yaitu pada siklus I persentase ketuntasan
klasikal hasil belajar siswa adalah 69,23 dengan rata-rata 67,69 dan meningkat pada siklus II yaitu ketuntasan secara klasikal sebanyak 84,62 dengan rata-rata
81,93. Penelitian yang dilakukan oleh Sari Setiasih yang diterbitkan dalam jurnal
nasional Vol . 2, No. 1, Januari 2014 dengan judul “Upaya Meningkatkan
Pemahaman Konsep Kenampakan Permukaan Bumi Melalui Penggunaan Media Audio Visual”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media audio
visual dapat meningkatkan pemahaman konsep kenampakan permukaan bumi pada siswa kelas III MI Assirajiyah Menur Kecamatan Mranggen Kabupaten
Demak. Pada siklus I, nilai rata-rata kelas mencapai 71,4. Ketuntasan klasikalnya mencapai 73,33 atau 22 mendapat nilai ≥ 65 dan 8 peserta didik masih di bawah
KKM. Data tersebut menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan keadaan pratindakan. Namun, ketuntasan klasikal yang telah dicapai pada siklus I
ini masih belum dapat mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu 80. Pada siklus II, rata-rata kelas dan ketuntasan klasikal mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan siklus I. Nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 81,1 dan ketuntasan klasikal meningkat menjadi 86,7 atau 26 peserta didik mendapat
nilai di atas KKM 65 dan 4 peserta didik atau 13,3 yang belum tuntas atau mendapat nilai di bawah KKM 65.
Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Puji Astuti yang diterbitkan dalam jurnal nasional Vol. 2, No. 1, Januari 2014 dengan judul “Penggunaan Media
Audio Visual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Kenampakan Bumi”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media audio visual
dapat meningkatkan pemahaman konsep perubahan kenampakan bumi pada siswa kelas IV MI Assirajiyah Menur Demak. Pada pratindakan diperolah nilai rata-rata
kelas 64,0, dengan persentase siswa yang mencapai nilai di atas KKM adalah 13 siswa atau 46,5. Kemudian mengalammi peningkatan pada siklus I dengan
persentase sebesar 57,14 atau sebanyak 16 siswa dengan rata-rata kelas 67,4. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan lagi dengan persentase menjadi
89,3 atau sebanyak 25 siswa dengan rata-rata kelas 77,94. Peningkatan tersebut belum memenuhi target atau indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu
80.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dengan menerapkan Model Discovery Learning dengan media audio visual meningkat
dengan baik. Dengan demikian, penelitian-penelitian tersebut dapat dijadikan pendukung untuk melaksanakan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti.
Dalam hal ini, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
IPA kelas IV SDN Tambakaji 02 Semarang.
1.3 KERANGKA BERPIKIR