Profil akses dan kontrol dalam kegiatan sosial budaya dan kemasyarakatan
dan harmonis. Hal tersebut ditandai dengan adanya kegiatan silaturahmi yang dilakukan oleh semua anggota keluarga, baik oleh suami, istri, anak
laki-laki dan anak perempuan. Begitu juga dengan kegiatan PKK yang dilaksanakan di Balai Desa Jambu setiap sebulan sekali, juga diikuti oleh
ibu-ibu khususnya bagi keluarga petani. Selain kegiatan PKK, ada juga kegiatan arisan bagi ibu-ibu pengajian yang sering dilakukan. Bahkan ada
juga arisan bagi bapak-bapak dalam lingkup RT yang biasanya dilaksanakan pada malam hari setelah habis shalat maghrib. Dan yang lebih penting lagi
adalah masalah pendidikan anak. Berdasarkan hasil penelitian oleh peneliti, bahwa keluaraga petani menganggap pendidikan itu memiliki arti penting
dalam kehidupan anak-anaknya. Bagi orang tua, pendidikan tidak dapat di ganti oleh apapun, karena dengan pendidikan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan yang sangat luas. Jangan sampai anak-anak buta akan pendidikan. Keluarga petani itu sendiri, menginginkan semua anaknya dapat
melanjutkan pendidikan anaknya sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Karena mereka ingin agar anaknya menjadi anak yang pintar dan sukses.
Mereka tidak ingin semua anaknya akan mengalami hal serupa seperti orang tuanya, yakni sebagai petani. Baginya, pekerjaan sebagai petani sangatlah
susah. Dengan pendidikan yang lebih tinggi, diharapkan anak-anaknya memiliki pekerjaan yang baik dan dapat berpenghasilan yang baik juga.
Berikut adalah hasil wawancara untuk mempertegas pernyataan di atas: Hasil wawancara pada Ibu Sunarto pada Rabu, 16 Februari 2011, yaitu
sebagai berikut:
3.
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan, Akses dan Kontrol
Analisis ini berpusat pada faktor-faktor dasar yang menentukan pembagian kerja berdasarkan gender. Analisis disini dilakukan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan antara laki- laki dan perempuan pada butir 1dan 2 di atas.