keluarga yang harus ditentukan juga berdasarkan pendapatan saya sebagai seorang petani
Tabel 20. Akses dan kontrol dalam kegiatan reproduktif
Sumber Daya
Akses Kontrol
Suami Istri Anak
Lk Anak
Pr Suami Istri
Anak Lk
Anak Pr
Kegiatan domestik
V V
V V
Mengasuh anak
V V
Kebutuhan kodrati
V V
Sumber: Hasil Penelitian 2011 Dari tabel di atas dapat diperoleh data bahwa, kegiatan domestik rumah,
misalnya: membersihkan rumah, memasak, menyiapkan makanan dan lain- lain dilakukan oleh istri dan anak perempuan. Sedangkan sumber daya
mengasuh anak dan kebutuhan kodrati keluarga, akses dan kontrolnya ada pada istri. Dalam hal ini, segala keperluan anak dipegang dan dikendalikan
oleh istri. Jadi dapat disimpulkan bahwa, dalam segala kegiatan reproduktif, istrilah yang mempunyai akses dan kontrol lebih luas dalam menjalankan
semuanya. Berikut ini adalah data hasil wawancara kepada Ibu Supin pada Kamis,
17 Februari 2011 yaitu sebagai berikut:
masing-masing memiliki karakter yang berbeda-beda. Itulah salah satu hal yang berat bagi saya.
Dari beberapa pendapat di atas, maka sudah jelas bahwa istrilah yang memiliki akses dan kontrol yang lebih besar terhadap sumber daya yang ada
pada kegiatan reproduktif. Hal ini terjadi karena kegiatan reproduktif identik dengan kegiatan yang ada dalam rumah dan biasa dilakukan oleh istri. Jadi
istri memiliki tanggung jawab yang besar dalam keadaan dalam rumah.
c. Profil akses dan kontrol dalam kegiatan sosial budaya dan kemasyarakatan
Tabel 21. Profil akses dan kontrol dalam kegiatan sosial budaya dan kemasyarakatan
Sumber Daya
Akses Kontrol
Sua mi
Istri Anak
Lk Anak
Pr Sua
mi Istri
Anak Lk
Anak Pr
Bersilaturah mi
V V
V V
V V
V V
Kegiatan PKK
V V
Arisan ibu- ibu
pengajian V
V Arisan
bapak- bapak
V V
Tingkat pendidikan
anak V
V V
V Sumber: Hasil Penelitian 2011
Dari tabel di atas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa hubungan sosial budaya dan kemasyarakatan penduduk Desa Jambu berjalan dengan baik
dan harmonis. Hal tersebut ditandai dengan adanya kegiatan silaturahmi yang dilakukan oleh semua anggota keluarga, baik oleh suami, istri, anak
laki-laki dan anak perempuan. Begitu juga dengan kegiatan PKK yang dilaksanakan di Balai Desa Jambu setiap sebulan sekali, juga diikuti oleh
ibu-ibu khususnya bagi keluarga petani. Selain kegiatan PKK, ada juga kegiatan arisan bagi ibu-ibu pengajian yang sering dilakukan. Bahkan ada
juga arisan bagi bapak-bapak dalam lingkup RT yang biasanya dilaksanakan pada malam hari setelah habis shalat maghrib. Dan yang lebih penting lagi
adalah masalah pendidikan anak. Berdasarkan hasil penelitian oleh peneliti, bahwa keluaraga petani menganggap pendidikan itu memiliki arti penting
dalam kehidupan anak-anaknya. Bagi orang tua, pendidikan tidak dapat di ganti oleh apapun, karena dengan pendidikan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan yang sangat luas. Jangan sampai anak-anak buta akan pendidikan. Keluarga petani itu sendiri, menginginkan semua anaknya dapat
melanjutkan pendidikan anaknya sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Karena mereka ingin agar anaknya menjadi anak yang pintar dan sukses.
Mereka tidak ingin semua anaknya akan mengalami hal serupa seperti orang tuanya, yakni sebagai petani. Baginya, pekerjaan sebagai petani sangatlah
susah. Dengan pendidikan yang lebih tinggi, diharapkan anak-anaknya memiliki pekerjaan yang baik dan dapat berpenghasilan yang baik juga.
Berikut adalah hasil wawancara untuk mempertegas pernyataan di atas: Hasil wawancara pada Ibu Sunarto pada Rabu, 16 Februari 2011, yaitu
sebagai berikut: