48
G. PERENCANAAN DAN SELEKSI MATERI SIARAN
Untuk kesempurnaan produksi dan penyajian siaran, menurut Onong Uchyana Effendy 1990:123—125 perlu dilakukan perencanaan siaran
sebagai berikut: a.
Rencana Siaran Bulanan Acara bulanan disusun hanya pada garis besarnya saja. Setiap mata
siaran diberi berwarna untuk memudahkan peninjauan secara menyeluruh untuk selama sebulan. Jenis mata siarannya ditentukan oleh staf siaran
dalam suatu pertemuan yang khusus membahas kesempurnaan prosuksi siaran, meninjau kekurangan-kekurangan pada waktu yang sudah-sudah
dan menetapkan hal-hal yang akan memuaskan pendengar. Peninjauan terhadap produksi siaran ini biasanya dilakukan setiap tiga bulan sekali.
b. Rencana Siaran Pekanan
Rencana siaran pekanan meliputi acara siaran untuk selama tujuh hari, dimulai hari Minggu dan diakhiri hari Sabtu. Acara-acara ini
merupakan penjabaran dari rencana siaran bulanan. Judul dan jenis penyelenggaraannya sudah dicantumkan karena segalanya sudah pasti.
Demikian pula jelas dicantumkan apakah siaran hidup langsung, Pen. atau direkam sebelumnya.
c. Rencana Siaran Harian
Rencana siaran harian merupakan penjabaran dari rencana siaran pekanan, yang lengkap terperinci dari menit ke menit mulai dari
pembukaan sampai penutup siaran. Rencana siaran ini juga merupakan naskah pegangan penyiar dan operator sebagian radio menerapkan
49
sistem single fighter di mana penyiar sekaligus harus mampu sekaligus mengoperasikan peralatan seperti halnya operator, Pen., sehingga
produk siaran yang keluar dari pesawat radio pendengar merupakan hasil kerja sama dan prestasi bersama antara penyiar dan operator.
Sedangkan Sapto Adhinugroho 2000 menyebutkan bahwa “… pelaksanaan acara diatur dalam pola Hot Clock Format HCF dan
diwujudkan dalam bentuk scenaradio.” Scenaradio ini bisa berdurasi antara 30 menit hingga 4 jam, sebagai bagian rencana siaran harian.
Menurut Masduki 2004; 46-48, perencanaan siaran merupakan bagian dari standard operasional procedure SOP produksi siaran yang
harus dipatuhi oleh setiap broadcaster. SOP meliputi: 1. Planning: Perencanaan produksi paket acara siaran melalui diskusi
kelompok oleh tim kreatif bersama para pelaksana siaran lainnya. Hasil planning berupa proposal yang memuat nama acara, target pendengar,
tujuan dan target, penempatan siar, sumber materi kata dan musik, durasi, biaya produksi, promosi, serta para kru yang akan terlibat dalam
produksi seperti produser, presenter, operator, dan penulis naskah. 2. Collecting: Pencarian dan pengumpulan materi musik dan kata yang
dibutuhkan, termasuk menghubungi calon narasumber jika acaranya berupa talk show. Sumber materi bisa berasal dari perpustakaan, media
massa, atau wawancara ke lapangan. Hasil collecting berupa setumpuk materi siaran yang memadai dan siap olah untuk produksi acara.
3. Writing: Seluruh materi yang diperoleh Kemudian diklasifikasikan untuk selanjutnya ditulis secara utuh dalam kalimat yang siap baca atau disusun
50
sedemikian rupa yang dirangkai dengan naskah pembuka-penutup siaran atau naskah selingan. Penulis naskah mengerjakan tugasnya sehingga
menghasilkan naskah siaran terketik rapi dan siap baca. 4. Vocal Recording: Perekaman suara presenter yang membacakan naskah
buatan penulis naskah di ruang rekaman. 5. Mixing: Penggabungan materi vokal presenter dengan berbagai jenis
musik pendukung dan lagu oleh operator atau mixingman dengan perangkat teknologi analog atau digital sehingga menghasilkan paket
acara yang siap siar. Proses ini dilakukan dengan memperhatikan standar kemasan setiap acara.
6. On Air: Penayangan acara sesuai jadwal yang telah direncanakan. Khusus untuk produksi siaran yang bersifat langsung live, tidak perlu
vocal recording terlebih dahulu. Proses itu dilakukan bersamaan dengan mixing saat on air oleh penyiar bekerja sama dengan operator.
7. Evaluation: Seusai siaran atau penyiaran paket acara dilakukan evaluasi bersama oleh tim produksi untuk pengembangan lebih lanjut. Evaluasi
meliputi apa saja kelemahan materi dan teknis, koordinasi tim, dan sebagainya.
Di samping dari segi kepenyiaran, manajemen radio juga menetapkan standar materi siaran yang disesuaikan dengan format station.
Radio At Tahiriyah FM Moslem Jakarta misalnya, yang ingin merengkuh kalangan muslim menengah ke atas. Untuk menghilangkan kesan bahwa
radio ini hanya membuat acara ceramah dan pengajian, FM Moslem memiliki
51
program yang cenderung populer. Misalnya membahas teknologi informasi, kecantikan, kesehatan, dan wawancara dengan eksekutif perusahaan. FM
Moslem juga benar-benar menyeleksi lagu-lagu yang akan mereka siarkan, yaitu lagu-lagu yang beretika, abadi, dan easy listening SWA, 2001.
H. LOKASI