produk yang akan dikirim atau diserahkan kepada pelanggan harus bebas dari cacat.
2.2.3 Tindakan Perbaikan Kualitas
Masalah terpenting dalam pengendalian kualitas yaitu mencegah terulangnya ketidaksesuaian yang sama. Bila kesalahan yang sama terulang
kembali itu menandakan bahwa fungsi pengendalian kualitas tidak dijalankan dengan baik. Ada tiga langkah yang dapat dilaksanakan industry
sebagai tindakan untuk mencegah terulangnya ketidaksesuaian yang sama yaitu:
a. Menghilangkan gejalanya. b. Menghilangkan penyebabnya.
c. Menghilangkan penyebab yang mendasar. Penyebab terjadinya produk cacat pada umumnya terjadi akibat lima
penyebab yaitu akibat: material bahan, orang, metode, alat san lingkungan. Industri manufaktur harus selalu memantau kelima factor ini agar selalu
dilakukan perbaikan melalui analisa data kualitas, sehingga dapat menghasilkan kualitas produk sesuai dengan persyaratan. Perbaikan kualitas
harus dilakukan
jika dalam
pelaksanaan pengendalian
terjadi ketidaksesuaian dengan rencana yang telah ditetapkan.
Ketidaksesuaian ini dapat terjadi akibat dari kesalahan dari proses produksi, peralatan pemantau termasuk kalibrasi alatinstrument,
pengetahuan pelaksana dilapangan dan bahan baku. Terhadap adanya ketidaksesuaian yang terjadi harus menjadi perhatian dari semua pihak
terkait, agar dapat memperbaiki produk yang cacat dan mencari penyebabnya sehingga kesalahan yang sama tidak terulang dimasa
mendatang.
2.3 Jaminan Kualitas Produk
Jaminan kualitas bukan sekedar kegiatan pemeriksaan kualitas, tetapi harus merupakan kegiatan seluruh organisasi untuk mencegah terjadinya
produk-produk cacat yang diserahkan kepada pelanggan, sehingga dapat memperkecil terjadinya perbaikan terhadap produk cacat. Jaminan kualitas
merupakan jaminan bagi konsumen mendapatkan kepuasan saat menerima
produk yang dibeli. Negara Jepang jaminan mengembangkan kualitas mengikuti tiga tahapan yaitu:
a. Jaminan kualitas yang berorientasi pada pelanggan. b. Jaminan kualitas yang berorientasi pada pengendalian proses
c. Jaminan kualitas dengan penekanan pada produk baru
2.4 Kualitas Quality
Pengertian kualitas dalam pandangan tradisional adalah sekedar kegiatan pemantauan terhadap produk yang dihasilkan, sedangkan dalam
pandangan modern, pengertian konsep kualitas tidak cukup hanya sekedar pemantauan tetapi harus juga ada improvement. Pemahaman konsep kualitas
menurut pandangan modern Gaspersz, 2001, mengikuti lima karakteristik sebagai berikut:
a. Kualitas berorientasi pada pelanggan. Produk-produk didesain sesuai dengan keinginan pelanggan, melalui riset pasar, lalu diproduksi dengan
system pengendalian yang baik sehingga menghasilkan kualitas sesuai dengan harapan pelanggan.
b. Kualitas dicirikan dengan partisipasi aktif dari pimpinan dengan melakukan upaya perbaikan secara terus menerus, seluruh jajaran
bertanggungjawab dalam menjamin kualitas di unitnya masing-masing. c. Kualitas dicirikan dengan adanya pemahaman dari setiap orang tentang
tanggungjawabnya menghasilkan produk yang sesuai dengan persyaratan. d. Kualitas dicirikan dengan adanya tindakan untuk mencegah terjadinya
ketidaksesuaian, tidak hanya sebatas mendeteksi kerusakan atau ketidak sesuaian.
e. Kualitas dicirikan dengan filosopi bahwa kualitas merupakan “jalan
hidup” perusahaan. Isu kualitas harus menjadi isu semua jajaran.
2.5 Seven Basic Quality Tools