Pada a
lur mampu telusur dalam kalibrasi
, terlihat alur kalibrasi secara umum. Laboratorium kalibrasi internal melakukan kalibrasi internal
perusahaan, dengan melihat metode laboratorium kalibrasi internasional. Kemudian alat kalibrasi internal, dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi
industri, laboratorium tersebut merupakan produsen dari alat kalibrasi. Laboratorium kalibrasi industri harus mendapatkan sertifikat dari laboratorium
kalibrasi nasional, sebagai jaminan standar nasional. Sedangkan laboratorium kalibrasi nasional mendapatkan audit dan jaminan dari laboratorium kalibrasi
internasional, sehingga standar kalibrasi yang diterapkan suatu negara sesuai dengan negara lainnya.
2.2 Pengendalian Kualitas
Persaingan dunia industri manufaktur saat ini semakin ketat sehingga dituntut tidak hanya memperhatikan keunggulan tertentu saja dalam
persaingan, tetapi harus memberikan perhatian yang lebih besar khususnya pada pemenuhan kualitas. Pemenuhan kualitas tidak akan tercapai tanpa
adanya pengendalian kualitas sejak perencanaan, pada proses produksi hingga produk diserahkan kepada pelanggan.
Dalam manajemen kualitas terdapat tiga proses manajemen yang sama yaitu apa yang disebut dengan Trilogi Juran Juran, 1995 yaitu kegiatan
perencanaan kualitas, kegiatan pengendalian kualitas dan kegiatan peningkatan kualitas. Pembahasan dalam penelitian ini ditekankan pada
pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas dapat didefinisikan kedalam tiga bagian sebagai
proses manajemen Juran, 1995 yaitu: a. Mengevaluasi kinerja yang telah dilakukan.
b. Membandingkan kinerja dengan tujuan. c. Mengambil tindakan terhadap perbedaan.
Konsep dari pengendalian kualitas yaitu mempertahankan proses terencana pada keadaan sesuai dengan rencana sehingga didapat hasil sesuai
dengan tujuan. Pada kenyataannya hasil yang diperoleh dari suatu proses manajemen tidak selalu sama dengan apa yang direncanakan. Bila ditemukan
penyimpangan dari apa yang direncanakan, maka harus dilakukan evaluasi
penyebab dan dilakukan upaya perbaikan untuk dapat mengembalikan kepada tujuan, inilah yang disebut dengan pengendalian kualitas.
2.2.1 Perencanaan Pengendalian Kualitas
Sebelum dilakukan kegiatan pengendalian kualitas, maka harus ditetapkan rencana kualitas yang sering disebut dengan quality plan ISO
9001, 2000; clausul 7.1. quality plan ditetapkan oleh organisasi sebelum memulai produksi dengan mempertimbangkan pada persyaratan pelanggan,
standar produk dan proses API, ASTM, SNI dan lain-lain serta kemampuan organisasi metode, peralatan produksi dan SDM.
Perencanaan pengendalian kualitas, meliputi rencana kegiatan setiap proses dan menetapkan titik pengendalian dalam setiap tahapan proses
sejak in-coming, in-process, sampai pada final process yang dianggap rawan terhadap pemenuhan kualitas Mizuno, 1994. Dari setiap titik
pengendalian ini ditetapkan standar kualitas atau kriteria kualitas yang harus dipenuhi acceptance criteria, system pengendalian pemeriksaan yang
harus dilakukan, penggunaan peralatan pengendalian termasuk persyaratan kalibrasi, tanggung jawab dan kewenangan serta kualifikasi petugas
pengendalian. Rencana pengendalian kualitas ini dituangkan dalam system
dokumentasi yang menjadi acuan dari semua pihak yang terlibat langsung dengan kegiatan pemenuhan kualitas. Dokumen yang berupa quality plan
selalu ditinjau untuk menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi.
2.2.2 Pemeriksaan Kualitas Produk
Pemeriksaan kualitas produk manufaktur pada prinsipnya dilakukan dalam tiga tahapan yaitu: saat menerima material atau bahan baku dari
pemasik in-coming saat melakukan proses produksi in-process sesuai dengan quality plan dan pada saat proses akhir final process. Dibawah ini
dapat dilihat posisi pemeriksaan kualitas yang umum dilakukan di industri manufaktur sesuai Gambar 3.
Gambar 3 Urutan Kegiatan Pemeriksaan Mizuno Shigeru, 1994.
Dalam Gambar 3 terlihat pemeriksaan material atau bahan baku, dilakukan dengan membandingkan antara pesanan pembelian purchase
order dengan kualitas barang yang diterima. Umumnya dilakukan dengan metode inspeksi yang menggunakan alat ukur, inspeksi atau alat
uji yang telah dikalibrasi. Pemeriksaan saat penerimaan sangat penting mengingat kegiatan ini merupakan titik awal dari terlaksananya jaminan
kualitas yang tentu akan berpengaruh pada proses selanjutnya termasuk dalam hal pembayaran kepada pemasok supplier.
Pemeriksaan saat proses in-process harus dilakukan pada tahapan proses yang dianggap kritis terhadap pemenuhan kualitas
dengan kata lain pada tahap ini dianggap sulit untuk memperoleh kualitas sesuai dengan persyaratan John L. Hradesky, 1995.
Pemeriksaan ini umumnya dilakukan oleh petugas pengendali kualitas quality control dan juga oleh pelaku proses itu sendiri Doer yang
sering disebut dengan self check sebagai langkah tindakan pencegahan produk cacat yang disebut jaminan kualitas yang berorientasi pada
proses, dimana kualitas harus dibentuk dalam setiap proses Ishikawa, 1992.
Pemeriksaan tahap akhir final process, dilakukan untuk memastikan bahwa semua kegiatan pemeriksaan sejak awal telah
dilakukan dan pemeriksaan ini umumnya dilakukan dalam produk yang telah jadi dan siap diserahkan kepada pelanggan standar ISO 9001:
1994, klausul 10. Pemeriksaan ini sangat penting mengingat semua
In-coming material
In-process production
Final process
Pemeriksaan
produk yang akan dikirim atau diserahkan kepada pelanggan harus bebas dari cacat.
2.2.3 Tindakan Perbaikan Kualitas
Masalah terpenting dalam pengendalian kualitas yaitu mencegah terulangnya ketidaksesuaian yang sama. Bila kesalahan yang sama terulang
kembali itu menandakan bahwa fungsi pengendalian kualitas tidak dijalankan dengan baik. Ada tiga langkah yang dapat dilaksanakan industry
sebagai tindakan untuk mencegah terulangnya ketidaksesuaian yang sama yaitu:
a. Menghilangkan gejalanya. b. Menghilangkan penyebabnya.
c. Menghilangkan penyebab yang mendasar. Penyebab terjadinya produk cacat pada umumnya terjadi akibat lima
penyebab yaitu akibat: material bahan, orang, metode, alat san lingkungan. Industri manufaktur harus selalu memantau kelima factor ini agar selalu
dilakukan perbaikan melalui analisa data kualitas, sehingga dapat menghasilkan kualitas produk sesuai dengan persyaratan. Perbaikan kualitas
harus dilakukan
jika dalam
pelaksanaan pengendalian
terjadi ketidaksesuaian dengan rencana yang telah ditetapkan.
Ketidaksesuaian ini dapat terjadi akibat dari kesalahan dari proses produksi, peralatan pemantau termasuk kalibrasi alatinstrument,
pengetahuan pelaksana dilapangan dan bahan baku. Terhadap adanya ketidaksesuaian yang terjadi harus menjadi perhatian dari semua pihak
terkait, agar dapat memperbaiki produk yang cacat dan mencari penyebabnya sehingga kesalahan yang sama tidak terulang dimasa
mendatang.
2.3 Jaminan Kualitas Produk