Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Kelompok Kontrol dan Kelompok
Intervensi Berdasarkan Usia
9bln 10bln
11bln
Kel. Kontrol 6 60
3 30 1 10
Kel. Intervensi 7 70
2 20 1 10
Tabel 5.1 menunjukkan banyaknya responden yang mengikuti imunisasi saat penelitian dilakukan, terdapat perbedaan usia yaitu usia 9 bln, 10 bln dan
11 bulan. Bayi usia 9 bulan mencapai jumlah tertinggi pada kedua responden yaitu 60 pada kelompok kontrol dan 90 pada kelompok intervensi. Bayi
usia 10 bulan pada kelompok kontrol sebanyak 30 sedangkan pada kelompok intervensi sebanyak 20 . Pada bayi usia 11 bulan mencapai jumlah
terendah yaitu memiliki jumlah yang sama pada kedua kelompok sebanyak 10 .
B. Analisis Univariat 1.
Karakteristik Responden
Hasil penelitian dari 20 responden yang terdiri dari 10 responden pada kelompok kontrol dan 10 responden pada kelompok intervensi didapatkan
hasil sebagai berikut:
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Kelompok Kontrol dan Kelompok
Intervensi Berdasarkan Jenis Kelamin
Kategori Kelompok
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
F F
Kontrol Intervensi
6 5
60 50
4 5
40 50
Total 10
100 10
100
Tabel 5.2 menunjukkan distribusi frekuensi responden kelompok kontrol dan intervensi berdasarkan jenis kelamin. Kategori kelompok kontrol jenis
kelamin laki-laki memperoleh jumlah tertinggi yaitu sebesar 6 responden 60. Sedangkan kelompok intervensi antara laki-laki dan perempuan
memperoleh jumlah yang sama yaitu 5 responden 50. 2. Rerata Tingkat Nyeri pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi
Tabel 5.3 Rerata Tingkat Nyeri Sesudah Injeksi Imunisasi pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi di Puskesmas Ciputat Timur n=20
Mean Mexdian
Nilai SD
Min Max
Kel. Kontrol
4,60 5,00
3 6
0,843
Kel. Intervensi
2,40 2,00
2 3
0,516
Berdasarkan Tabel 5.3 dapat digambarkan bahwa nilai mean, median, maximum dan standar deviasi dari tingkat nyeri lebih besar pada kelompok
37
kontrol yaitu nilai mean 4,60 nilai median 4,00, nilai maximum 9 dan standar deviasi 1,993. Nilai minimum kelompok kontrol dan kelompok
intervensi sama yaitu 1.
3. Analisa Bivariat 3.1 Analisa Perbedaan Tingkat Nyeri Setelah Dilakukan Perlakuan pada
Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi n=20
Nilai P Value
Mean Std Deviasi
0,000
Kel. Kontrol 4,60
0,843
Kel. Intervensi 2,40
0,516
Berdasarkan tabel 3.1 dapat digambarkan bahwa P value 0,05 0,0000,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima
sehingga ada pengaruh penggunaan bola bobath terhadap skor nyeri saat imunisasi pada bayi usia 9-12 bulan di Puskesmas Ciputat Timur.
38
BAB VI PEMBAHASAN
Pada bab ini, peneliti akan membahas tentang interpretasi hasil penelitian, mendiskusikan hasil penelitian, menjelaskan keterbatasan penelitian serta
implikasi penelitian untuk keperawatan yang berjudul Pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9-12 bulan saat di imunisasi.
A. Interpretasi dan Diskusi Hasil Penelitian
Interpretasi hasil penelitian menjelaskan hasil penelitian berdasarkan tujuan yaitu mengetahui pengaruh penggunaan bola bobath terhadap skor nyeri pada
bayi usia 9-12 bulan saat diimunisasi. B.
Karakteristik Individu 1.
Usia
Karakteristik usia dalam penelitian ini 9-12 bulan, yaitu usia dimana pemberian imunisasi dasar diberikan. Dilihat dari tahap perkembangan usia
ini belum dapat mengungkapkan rasa nyeri oleh kata-kata oleh karena itu skor nyeri pada bayi diukur melalui respon perilaku nyeri yaitu ekspresi
wajah, menangis dan pergerakan Taddio Hogan, 2011 Hasil penelitian menyatakan bahwa kelompok kontrol yang berjumlah
10 responden lebih banyak laki-laki yaitu 6 responden 60 sedangkan pada kelompok intervensi yang berjumlah 10 responden memiliki jumlah
yang sama yaitu 50. Distribusi frekuensi jenis kelamin pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi tidak sama, karena menurut peneliti jenis
kelamin tidak mempengaruhi respon nyeri terutama pada bayi usia 9-12
39
bulan. Hal ini sesuai dengan Andarrmoyo 2013 bahwa jenis kelamin bukan merupakan faktor yang mempengaruhi respon nyeri pada seseorang.
Pada analisis multivariat peneliti menemukan bahwa secara statistik umur tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap respon perilaku nyeri pada
bayi saat diimunisasi
2. Jenis kelamin
Jenis kelamin temasuk bagian dari karakteristik individu yang diidentifikasi. Hasil analisis variabel jenis kelamin, menunjukan bahwa
tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan skor nyeri pada bayi saat diimunisasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Pieh, Altmeppen,
Neumeier, Loew, Angerer, dan Lahman 2012 tentang perbedaan jenis kelamin, hasil riset menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan tidak
berbeda dalam durasi nyeri, namun keduanya tidak berespon terhadap nyeri dengan cara yang sama.
Secara statistik tidak ada yang dapat mendukung perbedaan apakah laki-laki atau perempuan lebih responsif terhadap nyeri. Cohen dan Baxter
2012, mendapatkan bahwa distraksi yang diberikan pada bayi baik laki- laki maupun perempuan saat diimunisasi memberikan dampak nyeri dan
emosi yang sama.
40
3. Rerata tingkat nyeri pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi Hasil penelitian diketahui bahwa hasil nilai mean, median, nilai maximum
dan standar deviasi dari skor nyeri lebih besar pada kelompok kontrol yaitu nilai mean 4,60 nilai median 4,00 dan nilai maximum 9 dan standar deviasi
1,993. Nilai minimum dari kedua kelompok sama yaitu 1. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat nyeri dalam kelompok kontrol yang tidak
dilakukan perlakuan bola bobath lebih tinggi dibandingkan kelompok intervensi. Hasil ini menunjukkan bahwa setiap bayi yang diimunisasi akan
mengalami nyeri walaupun tingkat nyeri berbeda-beda.Hockenberry Wilson 2007
4. Penggunaan bola bobath merupakan strategi untuk mengubah proses stimulasi nyeri. Ketika individu menerima pengalihan penggunaan bola
bobath, sebagian aliran darah ke otak yang berhubungan dengan proses terjadinya nyeri menurun. Demikian juga ketika perhatian bayi diisi oleh
aktivitas dengan bola bobath, terjadi penurunan aktivasi di otak yang berhubungan dengan nyeri seperti thalamus, insula dan korteks anterior yang
menghasilkan ambang nyeri yang rendah Bantick et al, 2002, dalam Windich-Biermeier et al., 2007.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan bola bobath pada bayi dengan posisi sitting up, respon perilaku nyeri didapatkan rerata skor
MBPS lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan.
Posisi sitting up pada bayi selama prosedur suntikan imunisasi dengan bola bobath juga mempengaruhi skor MBPS. Penelitian yang dilakukan Lacey,
41