Latar Belakang Masalah Konflik Identitas Peran Muslimah Dalam Keluarga (Analisis Naratif Pada Film Hijab Karya Hanung Bramantyo)

4 bekerja sama dengan Ampuh Entertainment. Selain dirinya sendiri sebagai sutradara sekaligus produser film teranyar yang berjudul Hijab itu, sang istri Zaskia Mecca, dan adik iparnya Haikal Kamil juga ikut membantu sebagai produser bersama dalam debut proyek film tersebut. Tiga hari pasca ditayangkannya film Hijab di berbagai bioskop Tanah Air, muncullah beragam kontroversi. Salah satunya kritik pedas yang dilontarkan putri Amien Rais, Hanum Salsabila Rais, penulis buku Berjalan di Atas Cahaya dan 99 Cahaya di Langit Eropa yang kemudian diadaptasi menjadi film 99 Cahaya di Langit Eropa dan 99 Cahaya di Langit Eropa Part 2. Menurutnya film yang berkisah soal kumpulan perempuan-perempuan yang berhijab dan berbisnis butik muslim itu dituding tidak merepresentasikan muslimah yang sebenarnya. Bahkan Hanum menyebut Hanung sebagai anggota Jaringan Islam Liberal JIL karena menggarap film yang “nyiyir” terhadap agama Islam. 6 Selain itu Hanum juga menkritik soalmotivasi ketiga tokoh perempuan dalam menggunakan hijab. Zaskia Adya Mecca Sari Gumilang karena takut pada suami. Di lain pihak ada juga yang mengenakan hijab karena ingin menutupi kekurangan tubuh, seperti Tika Brivana Tata. Mungkin pula ada sebagaian muslimah yang mengenakan hijab karena terjebak keadaan, seperti tinggal di lingkungan pesantren atau tidak sengaja pakai hijab demi menghormati peserta yang mengikuti sesi ESQ seperti yang dialami Carissa Puteri Bia. 6 “Riwayat Kontroversi Film-Film Hanung Bramantyo”, CNN Indonesia, 23 Januari 2015, diakses pada 12 April 2016 dari http:www.cnnindonesia.comhiburan20150123133015-220- 26838riwayat-kontroversi-film-film-hanung-bramantyo2 5 Pada bagian lain di film Hijab yang tak kalah menimbulkan pertanyaan adalah terkait pernyataan Gamal diperankan Mike Lucock yang mengatakan larangan haram bekerja kepada istrinya Sari diperankan Zaskia Adya Mecca dan menekankan kewajiban istri seperti mencuci pakaian, masak, mengurus anak dan rumah. Timbul kerancuan dalam konflik tersebut terkait identitas dan peran seorang muslimah dalam keluarga. Padahal dalam surat al Baqarah ayat 228 Allah sudah menerangkan kedudukan di antara keduanya.               Artinya: “Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf. Akan tetapi, para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya, dan Allah Maha perkasa lagi Mahabijaksana.”QS Al Baqarah [2]: 228 Ayat ini menetapkan bahwa wanita mempunyai hak sebagaimana mereka mempunyai kewajiban. Ini berarti setiap hak wanita diimbangi dengan hak laki- laki. Dengan demikian maka hak mereka seimbang. Dan yang dimaksud dengan keseimbangan di sini bukanlah kesamaan wujud sesuatu dan karakternya, tetapi yang dimaksud adalah bahwa hak-hak antara mereka itu saling mengganti dan melengkapi. Maka tidak ada suatu pekerjaan yang dilakukan oleh wanita untuk suaminya melainkan si suami juga harus melakukan suatu perbuatan yang seimbang untuknya. 7 Film tersebut menggambarkan gaya hidup, pergaulan, dan peran muslimah banyak dipengaruhi oleh budaya konsumtif dan kebarat-baratan namun berusaha dibungkus dengan nilai-nilai religiusitas. Sehingga terdapat makna bahwa ajaran 7 Abdul Halim Abu Syuqqah, Kebebasan Wanita Jakarta: Gema Insani Press, 2013, h. 136. 6 Islam itu tidak kaku dapat disesuaikan dengan modernisasi. Penggambaran muslimah dalam film ini kurang sesuai dengan kriteria muslimah yang terkandung di dalam Al-Quran dan as-sunnah. Muslimah saat ini krisis identitas dan perlu melihat lagi figur ideal yang seharusnya menjadi acuan mereka. Pendek kata, dengan kembali melihat norma yang sesuai syar‟iat aturan agama. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih dalam mengenai Film ”Hijab” karya Hanung Bramantyo. Untuk membahas permasalahan diatas, maka penulis mengangkatnya kedalam bentuk skripsi yang berjudul “KONFLIK IDENTITAS PERAN MUSLIMAH DALAM KELUARGA ANALISIS NARATIF PADA FILM HIJAB KARYA HANUNG BRAMANTYO”. B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian agar lebih terarah, maka permasalahan hanya dibatasi pada narasi pada film “Hijab” karya Hanung Bramantyo. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah tersebut, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana analisis alur narasi menurut awal cerita film „Hijab‟ karya Hanung Bramantyo? 7 2. Bagaimana analisis narasi berdasarkan alur tengah cerita film „Hijab‟ karya Hanung Bramantyo? 3. Bagaimana analisis narasi mengikuti alur akhir cerita film „Hijab‟ karya Hanung Bramantyo?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui bagaimana analisis narasi menurut alur awal cerita film „Hijab‟ karya Hanung Bramantyo. b. Untuk mengetahui Bagaimana analisis narasi berdasarkan alur tengah cerita film „Hijab‟ karya Hanung Bramantyo. c. Untuk mengetahui bagaimana analisis narasi mengikuti alur akhir cerita film „Hijab‟ karya Hanung Bramantyo.

D. Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini, diantaranya: 1. Manfaat Akademis Penulis berharap penelitian ini dapat memperkaya bidang studi ilmu komunikasi berkaitan dengan pembelajaran mengenai analisis narasi dalam sebuah film, khususnya bagi mahasiswa Fakultas Dakwah Ilmu Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. 2. Manfaat Praktis Penulis berharap skripsi ini dapat menambah wawasan mengenai narasi pesan dalam sebuah film bagi para mahasiswa di bidang penyiaran. 8 Penulis berharap dapat menambah ilmu tentang cara penafsiran film bagi para mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, khususnya, serta mahasiswa lain yang mempunyai minat di bidang penyiaran dan film pada umumnya.

E. Kerangka Teori

1. Pengertian Narasi Analisis narasi narrative analysis yaitu studi tentang struktur pesan atau telah mengenai aneka fungsi bahasa pragmatic. 8 Metode analisis narasi berbeda dengan metode kuantitatif yang menekankan pada pertanyaan “apa” what, analisis narasi lebih melihat “Bagaimana” how dari suatu pesan atau teks komunikasi. Dengan metode ini, tidak hanya diketahui pesan apa saja yang terkandung dalam film Hijab, tetapi bagaimana pesan itu dikemas dan diatur sedemikian rupa dalam bentuk cerita. Melalui analisis narasi tidak hanya mengetahui isi teks, tetapi bagaimana pesan itu disampaikan lewat cerita. Analisis narasi lebih melihat bagaimana isi pesan yang akan diteliti. Mengolah narasi atau cerita yaitu dengan cara di mana makna dan kegemaran dapat terbina dan tersusun baik dari dalam dan luar media. Dua poin kajian sistematik dari narasi di media modern, adalah sebagai Pertama, terori narasi menganjurkan bahwa ceritakisah dalam media apapun dan budaya manapun saling berbagi keunggulan tertentu. Kedua, tetapi media 8 Alex Sobur, Analisis Teks Media-Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotic, dan Analisis Framing Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001. H.18. 9 tertentukhusus mampu untuk “menceritakan” kisah dengan cara yang berbeda. Hal ini sangat berharga bahwa manusia hampir tidak pernah menemukan pemisahan suatu cerita dari harapan tersebut. 9 Tzvetan Todorov; mengatakan bahwa semua cerita dimulai dengan „keseimbangan‟ di mana perbedaan potensi pertentangan berusaha „diseimbangkan‟ pada suatu waktu. Teorinya mungkin terdengar seperti klise bahwa semua cerita punya awal, pertengahan dan sebuah akhir. Ide keseimbangan menandai sebuah keadaan, dalam sebuah cara-cara tertentu. 10

F. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian Paradigma menurut definisi Harmon 1970 yakni sebagai cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus tentang visi realitas. 11 Paradigma yang digunakan adalah paradigma konstruktivisme. Konstruktivisme diambil dari kata “konstruksi” yakni merancang, dan apa yang dirancang. Konstruksivisme berasumsi, “Bagaimana pesan di konstruksi atau di susun.” 12 Dalam hal ini, paradigma konsturksivisme lebih mengkaji soal pesan, dimana pesan dikonstruksikan dibentuk. Di dunia pertelevisian pesan 9 Gill Braston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book London dan New York: Routledge, h.32. 10 Gill Braston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book , h.36. 11 Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Cet. 28, h. 49. 12 Ardianto Elvinaro. Bambang Q-Anees, Filsafat Ilmu Komunikasi Bandung; Simbiosa Rekatama Media, 2011, h. 154. 10 disebut juga dengan teks dimana teks bukan hanya sekedar tulisan yang tercetak melainkan semua yang ada dalam layar kaca televisi mulai dari teks, audio, video bahkan grafis yang semuanya memiliki maksud dan tujuan tertentu sesuai dengan keinginan komunikator agar dapat menyamakan persepsinya dengan komunikan. 2. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis deskriptif. Mendefinisikan metodologi sebagai mekanisme penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, baik itu tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati oleh peneliti. 13 Pendekatan penelitian ini yang menghasilkan temuan-temuan data tanpa menggunakan prosedur statistic atau dengan cara lain pengukuran. Peneliti berusaha menggambarkan fakta-fakta tentang bagaimana adegan-adegan dalam film Hijab. 3. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah film Hijab karya Hanung Bramantyo, sedangkan Objek penelitian ini adalah potongan adegan visual atau pun narasi dialog dalam film Hijab. 4. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Obeservasi merupakan pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala yang diteliti. Observasi adalah kegiatan yang 13 Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif , h.3.