Variabel Tempat Epidemiologi Deskriptif
44
bangsa Indian Amerika Selatan yang tekanan darahnya rendah dan tidak banyak meningkat sesuai dengan pertambahan usia dibanding
masyarakat barat Gray, 2005. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 37
Tahun 2010 tentang Klasifikasi Perkotaan dan Perdesaan di Indonesia, wilayah Indonesia dibagi kedalam beberapa tingkat
wilayah administratif, yaitu provinsi, kabupatenkota dahulu disebut kotamadya, kecamatan, dan desa atau disebut dengan nama lain
yang merupakan wilayah administratif terkecil. Sebagai wilayah administratif terkecil, desa sering kali dijadikan sebagai unit
penelitian. Seperti diketahui, pada setiap desa mempunyai karakteristik sosial ekonomi, kondisi dan akses ke fasilitas
perkotaan, ciri dan tipologi lingkungan yang berbeda-beda dan akan terus berubah seiring dengan kemajuan tingkat pembangunan di
suatu desa. Kondisi yang berbeda dan terus berubah tersebut oleh BPS dijadikan sebagai indikator untuk menggolongkan suatu desa
kedalam desa perkotaan atau desa perdesaan BPS, 2010. Penggolongan desa menjadi desa perkotaan dan desa perdesaan
biasanya dilakukan oleh BPS untuk keperluan statistik dan keperluan lainnya yang berhubungan dengan analisis dan perencanaan
pembangunan. Sebagai contoh, BPS biasanya menggunakan klasifikasi desa perkotaan perdesaan sebagai dasar untuk
merencanakan kegiatan sensus atau survei. Disamping itu bila sampelnya memungkinkan, dalam penyajian dan analisis data juga
45
dibedakan menurut daerah perkotaan dan daerah perdesaan BPS, 2010.
Perkotaan adalah status suatu wilayah administrasi setingkat desakelurahan yang memenuhi kriteria klasifikasi wilayah
perkotaan. Sedangkan perdesaan adalah status suatu wilayah administrasi setingkat desakelurahan yang belum memenuhi kriteria
klasifikasi wilayah perkotaan. Desa adalah wilayah administrasi terendah dalam hierarki pembagian wilayah administrasi Indonesia
di bawah kecamatan. Kelurahan adalah wilayah administrasi terendah dalam hierarki pembagian wilayah administrasi Indonesia
di bawah kecamatan. Wilayah administrasi terendah dalam hierarki pembagian wilayah administrasi Indonesia di bawah kecamatan,
selain desakelurahan adalah Nagari, Unit Pemukiman Transmigrasi UPT, dan Pemukiman Masyarakat Terasing PMT BPS, 2010.
Kriteria wilayah perkotaan adalah persyaratan tertentu dalam hal kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian, dan
keberadaanakses pada fasilitas perkotaan, yang dimiliki suatu desakelurahan
untuk menentukan
status perkotaan
suatu desakelurahan. Fasilitas perkotaan sebagaimana dimaksud adalah
BPS, 2010:
a. Sekolah Taman Kanak-Kanak TK;
b. Sekolah Menengah Pertama;
c. Sekolah Menengah Umum;
d. Pasar;
46
e. Pertokoan;
f. Bioskop;
g. Rumah Sakit;
h. HotelBilyarDiskotekPanti PijatSalon;
i. Persentase Rumah Tangga yang menggunakan Telepon; dan
j. Persentase Rumah Tangga yang menggunakan Listrik.
Penentuan nilaiskor untuk menetapkan sebagai wilayah perkotaan dan perdesaan atas desakelurahan, yaitu:
a. Wilayah perkotaan, apabila dari kepadatan penduduk, persentase
rumah tangga pertanian, dan keberadaanakses pada fasilitas perkotaan yang dimiliki mempunyai total nilaiskor 10 sepuluh
atau lebih; dan b.
Wilayah perdesaan, apabila dari kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian, dan keberadaanakses pada
fasilitas perkotaan yang dimiliki mempunyai total nilaiskor di bawah 10 sepuluh.
Nilaiskor kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian, dan keberadaanakses pada fasilitas perkotaan yang
dimiliki ditetapkan sebagai berikut:
47
Kriteria Keberadaanakses pada fasilitas perkotaan
Kepadata n
pendudu k per
km
2
Nilai Skor
Persentase rumah
tangga pertanian
Nilai Skor
Fasilitas perkotaan Kriteria
Nilai Skor
500 1
70,00 1
a. Sekolah
Taman Kanak-Kanak
Ada atau ≤ 2,5
km 2,5
km 1
500- 1249
2 50,00-
69,99 2
b. Sekolah Menengah
Pertama 1250-
2499 3
30,00- 49,99
3 c.
Sekolah Menengah Umum
2500- 3999
4 20,00-
29,99 4
d. Pasar
Ada atau ≤ 2 km
2 km 1
4000- 5999
5 15,00-
19,99 5
e. Pertokoan
6000- 7499
6 10,00-
14,99 6
f. Bioskop
Ada atau ≤ 2 km
2 km 1
7500- 8499
7 5,00-9,99
7 g.
Rumah Sakit 8500
8 5,00
8 h.
HotelBilyardDiskote k
Panti PijatSalon Ada
Tidak Ada
1 i.
Persentase RT
Telepon ≥ 8,00
8,00 1
j. Persentase RT Listrik ≥90,00
90,00 1
Tabel 2.1. Kriteria Wilayah Perkotaan BPS, 2010 Kriteria wilayah perkotaan diimplementasikan pada seluruh wilayah
administrasi setingkat desakelurahan untuk menghasilkan klasifikasi perkotaanperdesaan desakelurahan seluruh Indonesia. Apabila ada
pemekaran desakelurahan, maka status perkotaanperdesaan desakelurahan
baru, mengikuti
status perkotaanperdesaan
desakelurahan induk.
Apabila ada
pembentukan desakelurahanUPT baru, di mana desakelurahan baru tidak
memiliki desakelurahan induk, maka status perkotaanperdesaan
48
dari desakelurahan baru tersebut harus ditentukan dengan mengimplementasikan kriteria wilayah perkotaan yang sama.