Faktor Fundamental Landasan Teoritis 1. Pasar Modal

Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap investasi saham memiliki landasan yang kuat yang disebut nilai instrinsik yang dapat ditentukan melalui suatu analisa yang sangat hati-hati terhadap kondisi perusahaan pada saat ini dan prospeknya di masa mendatang. Nilai instrinsik merupakan suatu fungsi dari faktor- faktor perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan suatu keuntungan return yang diharapkan dengan suatu resiko yang melekat pada saham tersebut. Nilai inilah yang diestimasi oleh para investor atau analis dan hasil dari estimasi ini dibandingkan dengan nilai pasar sekarang current market price sehingga dapat diketahui saham-saham yang overprice atau underprice Natarsyah dalam Husnan et.al, 2002: 542. Berdasarkan pernyataan di atas, menurut Natarsyah dalam Husnan, et.al 2002: 542 dapat disimpulkan bahwa para analis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang melalui beberapa hal berikut ini: 1 Mengestimasi nilai dari faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa mendatang. 2 Menerapkan hubungan faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.

2.1.3. Faktor Fundamental

Analisis fundamental atau analisis perusahaan adalah analisis untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan Jogiyanto, 2003: 89. Umumnya analisis kinerja perusahaan dapat dilakukan melalui Universitas Sumatera Utara analisa rasio. Analisis fundamental bertolak dari anggapan dasar bahwa setiap investor adalah makhluk rasional. Oleh karena itu, seorang fundamentalis mencoba mempelajari hubungan antara harga saham dengan kondisi perusahaan. Argumentasi dasarnya adalah bahwa nilai saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya nilai intrinsik suatu saat tapi juga, dan bahkan lebih penting, harapan akan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan nilai di kemudian hari. Analisis fundamental sangat berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Menurut Darmadji dan Fakhrudin, 2006: 189 “analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan, termasuk berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan”. Dengan demikian, analisis fundamental merupakan analisis yang berbasis pada berbagai data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksi nilai suatu saham. Beberapa data atau indikator yang umum digunakan dalam analisis fundamental adalah: pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan, imbal hasil atau pengembalian atas ekuitas return on equity, margin laba profit margin, dan data- data keuangan lainnya sebagai sarana untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa mendatang. Dengan analisis ini diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor apakah sehat atau tidak, apakah menguntungkan atau tidak Universitas Sumatera Utara karena biasanya nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja dari perusahaan yang bersangkutan. Analisis fundamental memfokuskan pada data laporan keuangan perusahaan untuk memperhitungkan apakah harga saham sudah diapresiasikan secara akurat. Tujuan analisis fundamental adalah untuk menentukan apakah nilai saham berada pada posisi underpriced atau overpriced. Saham dikatakan underpriced bilamana harga saham di pasar modal lebih kecil dari harga wajar atau nilai yang seharusnya nilai intrinsik, dan harga saham dikatakan overpriced apabila harga saham di pasar modal lebih besar dari nilai intrinsiknya. Indikator faktor fundamental yang digunakan dalam penelitian ini: a. Return on Asset ROA ROA merupakan rasio yang membandingkan net income dengan total asset Sawir, 2005: 33. Jika dihubungkan investasi saham, maka investor cenderung memilih saham dengan ROA yang tinggi. b. Return on Equity ROE ROE merupakan rasio yang membandingkan net income dangan stockholder equity Sawir, 2005: 33. Jika dihubungkan investasi saham, maka investor cenderung memilih saham dengan ROE yang tinggi. c. Earnings per Share EPS Dalam lingkaran keuangan, alat ukur yang paling sering digunakan adalah EPS. Angka yang ditunjukkan dari EPS inilah yang sering dipublikasikan mengenai performance perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat luas go public Universitas Sumatera Utara karena investor maupun calon investor berpandangan bahwa EPS mengandung informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya deviden per saham di kemudian hari dan tingkat harga saham di kemudian hari, serta EPS juga relevan untuk menilai efektivitas manajemen. Earning Per Share EPS merupakan ukuran yang digunakan untuk menunjukkan jumlah uang yang dihasilkan dari setiap lembar saham biasa.

2.1.4. Price Earnings Ratio

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Deviden Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

2 116 92

Pengaruh Investment Opportunity Set Berbasis Pada Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia

1 81 115

Pengaruh Profitabilitas, Free Cash Flow dan Investment Opportunity Set terhadap Cash Dividend dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 - 2011

1 64 141

Pengaruh Kemampulabaan Dan Invesment Opportunity Set Serta Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 37 96

Pengaruh Rasio Keuangan Dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Harga Saham Pada Industri Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 70 120

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 46 91

Pengaruh Investment Opportunity Set dan Profitabilitas terhadap Return Saham dan Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 59 170

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

5 70 119

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

1 49 103

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) TERHADAP HARGA SAHAM EMITEN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 76