Siaran Televisi di Indonesia Fungsi Televisi Karakteristik Televisi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kecakapan manusia berkomunikasi dengan tulisan sampai ditemukannya teknik cetak mencetak pada tahun 1450 oleh Gutenberg dan John Coster di Jerman. Penemuan teknik cetak mencetak dianggap sebagai awal revolusi komunikasi. Sebab dengan keterampilan cetak mencetak ini, maka terbukalah kesempatan baru bagi manusia untuk berkomunikasi dengan jumlah orang lebih banyak. Berturut-turut dapat dicatat surat kabar pertama yang terbit secara berkala muncul di Italia pada tahun 1562, disusul penerbitan majalah pertama di Italia pada tahun 1562, disusul penerbitan majalah pertama di Jerman 1594 dan pendirian mesin cetak surat kabar di Amerika Utara 1639. Kecakapan manusia berkomunikasi manusia dengan alat cetak berlangsung sekitar 500 tahun. Kemudian manusia terampil berkomunikasi melalui getaran-getaran elektronik. Sebagaimana radio siaran, penemuan televisi telah melalui banyak eksperimen yang dilakukan para ilmuwan akhir abad 19 dengan dasar penelitian yang dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz, serta penemuan Marconi pada tahun1890. Paul Nipkow dan William Jenkins melalui eksperimennya menemukan metode pengiriman gamber melalui kabel Heibert, Ungrait, Bohn, pada Komala dalam Karlinah, dkk. 1999. Televisi pesawat transmisi dimulai pada tahun 1925 dengan menggunakan metode mekanikal dari jenkis. Pada tahun 1928 General Electronic Company mulai menyelenggarakan acara siaran televisi secara regular. Pada tahun 1939 Presiden Franklin D. Roosevelt tampil di layar televisi. Sedangkan siaran televisi komersial di Amerika dimulai pada 1 September 1940.

2.1.2.2 Siaran Televisi di Indonesia

Kegiatan penyiaran di televisi Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkan pembukaan pesta olahraga se-Asia IV atau Asean Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun station call sampai sekarang Effendy, pada Komala, dalam Karlinah, dkk.1999. selama tahun 1962- 1963 TVRI berada di udara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Sejalan dengan kepentingan pemerintah dan keinginan rakyat Indonesia yang tersebar di berbagai wilayah agar dapat menerima siaran televisi, maka pada tanggal 16 Agustus 1976, Presiden Soeharto meresmikan penggunaan satelit Palapa untuk telekomunikasi dan siaran televisi. Dalam perkembangannya satelit Palapa A sebagai generasi pertama diganti dengan satelit Palapa A2, selanjutnya Palapa B, Palapa B-2, Palapa B2P, Palapa B2R dan palapa B-4 diluncurkan tahun 1992 Effendy, pada Komala, dalam Karlinah, dkk. 1999. TVRI yang berada di bawah Departemen Penerangan, kini siarannya sudah dapat menjangkau hampir seluruh Indonesia. Sejak tahun 1989 TVRI mendapat saingan televisi lainnya, yakni Rajawali Televisi Indonesia RCTI yang bersifat komersial. Kemudian secara berturut-turut berdiri stasiun televisi Surya Citra Televisi SCTV, Televisi Pendidikan Indonesia TPI dan Andalas Televisi ANTV disusul dengan stasiun televisi lainnya.

2.1.2.3 Fungsi Televisi

Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya, yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran, yang menyatakan pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi.

2.1.2.4 Karakteristik Televisi

1. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat audiovisual. Jadi, apabila khalayak radio hanya mendengar kata-kata. Musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. 2. Berpikir dalam gambar Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi adalah pengarah acara. Bila ia membuat naskah acara atau membaca naskah acara, ia harus berpikir dalam gambar think in picture. Begitu pula bagi seseorang komunikator yang akan menyampaikan informasi, pendidikan atau persuasi, Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA sebaiknya ia dapat melakukan berpikir dalam gambar. Sekalipun ia tidak membuat naskah, ia dapat menyampaikan keinginannya pada pengarah acara tentang penggambaran atau visualisasi dari acara tersebut. Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama, adalah visualisasi visualization, yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Dalam proses visualisasi, pengarah acara harus berusaha menunjukkan objek-objek tertentu menjadi gambar yang jelas dan menyajikannya sedemikian rupa, sehingga mengandung suatu makna. Objek tersebut bisa manusia, benda, kegiatan, dan lain sebagainya Effendy, 1993, 96. Tahap kedua adalah penggambaran picturization, yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. Dalam proses penggambaran ada gerakan-gerakan kamera tertentu yang dapat menghasilkan gambar sangat besar big close up, gambar diambil dari jarak dekat close shot dan lain-lain. Perpindahan dari satu gambar ke gambar lainnya juga bermacam-macam, bisa secara menyamping panning, dari atas ke bawah atau sebaliknya tilting, dan sebagainya. 3. Pengoperasian lebih kompleks Pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan lebih melibatkan orang. Mereka terdiri dari produser, pengarah acara, pengarah teknik, pengaruh studio, pemadu gambar, dua atau tiga juru kamera, juru video, juru audio, juru rias, juru suara, dan lain-lain. Peralatan yang digunakannya pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih. Dengan demikian pengelolaan televisi lebih mahal.

2.1.2.5 Program Televisi

Dokumen yang terkait

Tayangan Little Krisna dan pemenuhan kebutuhan akan hiburan” (Studi Korelasional tentang Hubungan Tayangan Little Krisnadi MNCTV terhadap Pemenuhan Kebutuhan akan Hiburan di Kalangan Masyarakat Tamil India di Kampung Madras, Kota Medan).

4 63 169

Motivasi Konsumsi Terhadap Tayangan Musik Dahsyat Di Rcti Dan Pemenuhan Kebutuhan Informasinya (Studi Korelasional Tentang Motivasi Konsumsi Terhadap Tayangan Musik Dahsyat di RCTI dan Pemenuhan Kebutuhan Informasinya Di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu

3 55 106

Pengaruh Tayangan Sinetron Religius terhadap Perilaku Beragama Ibu Rumah Tangga Muslimah

1 14 162

Motif Ibu Rumah Tangga Menonton Tayangan Sinetron (Studi Analisis Deskriptif Motivasi Ibu Rumah Tangga Di Setia Budi Tanjung Sari Pasar 1 Medan Dalam Menonton Tayangan Sinetron)

0 0 13

Motif Ibu Rumah Tangga Menonton Tayangan Sinetron (Studi Analisis Deskriptif Motivasi Ibu Rumah Tangga Di Setia Budi Tanjung Sari Pasar 1 Medan Dalam Menonton Tayangan Sinetron)

0 0 2

Motif Ibu Rumah Tangga Menonton Tayangan Sinetron (Studi Analisis Deskriptif Motivasi Ibu Rumah Tangga Di Setia Budi Tanjung Sari Pasar 1 Medan Dalam Menonton Tayangan Sinetron)

1 1 8

Motif Ibu Rumah Tangga Menonton Tayangan Sinetron (Studi Analisis Deskriptif Motivasi Ibu Rumah Tangga Di Setia Budi Tanjung Sari Pasar 1 Medan Dalam Menonton Tayangan Sinetron)

0 0 19

Motif Ibu Rumah Tangga Menonton Tayangan Sinetron (Studi Analisis Deskriptif Motivasi Ibu Rumah Tangga Di Setia Budi Tanjung Sari Pasar 1 Medan Dalam Menonton Tayangan Sinetron) Chapter III V

0 1 27

Motif Ibu Rumah Tangga Menonton Tayangan Sinetron (Studi Analisis Deskriptif Motivasi Ibu Rumah Tangga Di Setia Budi Tanjung Sari Pasar 1 Medan Dalam Menonton Tayangan Sinetron)

0 0 2

Motif Ibu Rumah Tangga Menonton Tayangan Sinetron (Studi Analisis Deskriptif Motivasi Ibu Rumah Tangga Di Setia Budi Tanjung Sari Pasar 1 Medan Dalam Menonton Tayangan Sinetron)

0 0 5