50
atau tidak. Uji ini dilakukan dengan menggunakan analisis statistik uji F dengan bantuan program SPSS 17.00. Menurut Widhiarso 2010 data dikatakan linear apabila nilai
siginifikansi lebih kecil dari 0,05 p0.05 dan nilai deviasi lebih besar dari 0.05. Berikut ini adalah hasil dari uji linearitas :
Tabel 13. Hasil Uji Asumsi Linearitas
ANOVA Table
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. wlb pe Between Groups
Combined 1095.074
31 35.325 1.373 .108
Linearity 253.739
1 253.739 9.861 .002
Deviation from Linearity 841.335
30 28.045 1.090 .356
Within Groups 3962.582 154
25.731 Total
5057.656 185
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai deviasi sebesar 0.356 yakni lebih besar dari 0.05 dan nilai signifikansi kedua variabel adalah 0,002 yakni lebih kecil dari 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa psychological empowerment dan work life balance memiliki hubungan yang linear.
B. Hasil Analisa Data Utama
Berikut adalah uraian beberapa hasil analisa data utama : 1.
Regresi
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan positif antara dua variabel yaitu psychological empowerment dan work life balance, melihat pengaruh dan seberapa besar
pengaruh psychological empowerment terhadap work life balance pada pegawai Kantor Bupati
Universitas Sumatera Utara
51
Serdang Bedagai, Sei Rampah, Sumatera Utara. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan metode analisis regresi sederhana dengan bantuan program SPSS 17.00. Berikut hasil dari uji
regresi sederhana : Tabel 14.
Hasil Analisis Perhitungan Regresi
ANOVA
b
Model Sum of Squares Df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 253.739
1 253.739
9.719 .002
a
Residual 4803.917
184 26.108
Total 5057.656
185 a. Predictors: Constant, pe
b. Dependent Variable: wlb
Berdasarkan tabel 14 dapat dilihat bahwa nilai F = 9.719 dan p = 002. Jika nilai p0.05 maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara psychological empowerment dan work
life balance. Tabel 15.
Sumbangan Efektif Psychological Empowerment
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.224
a
.050 .045
5.110 a. Predictors: Constant, pe
Universitas Sumatera Utara
52
Pada tabel 15 dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinan R square sebesar 0.050. Hal ini menunjukkan bahwa psychological empowerment memberikan sumbangan 5 dalam
menimbulkan work life balance pada pegawai. Tabel 16.
Koefisien Regresi
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 36.756
2.791 13.171
.000 Pe
.173 .056
.224 3.117
.002 a. Dependent Variable: wlb
Persamaan untuk garis linier sederhana adalah Y=a+bX. Work life balance dilambangkan dengan Y dan psychological empowerment dilambangkan dengan X, a
merupakan harga konstan ketika X = 0 dan b merupakan koefisien regresi yang menunjukkan peningkatan atau penurunan variabel tergantung yang didasarkan pada perubahan variabel
bebas. Pada tabel 16 menunjukkan bahwa persamaan garis regresi yang diperoleh adalah
Y=36.576+0.173X. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa nilai konstanta sebesar 36.576, berarti bahwa apabila psychological empowerment X memiliki nilai 0 maka work life balance
memiliki nilai positif sebesar 36.576. Koefisien regresi variabel psychological empowerment X memiliki nilai 0.173. Hal ini berarti bahwa apabila psychological empowerment mengalami
kenaikan sebesar satu satuan maka work life balance akan mengalami peningkatan sebesar
Universitas Sumatera Utara
53
0.173. koefisien positif memiliki arti bahwa terdapat hubungan positif dan juga pengaruh pada psychological empowerment terhadap work life balance.
a. Gambaran nilai empirik dan nilai hipotetik variabel 1. Gambaran nilai empirik dan nilai hipotetik psychological empowerment
Skala psychological empowerment terdiri dari 15 aitem dengan lima pilihan jawaban yang bergerak dari satu sampai lima. Berikut adalah gambaran skor empirik dan hipotetik
seperti di bawah ini : Tabel 17.
Gambaran Nilai Empirik dan Hipotetik Psychological Empowerment
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation
Empirik 186
29 67
49.74 6.75
Hipotetik 186
15 75
45 10
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh skor perbandingan mean empirik dan mean hipotetik dari variabel psychological empowerment
yang menunjukkan μEμH yaitu 49.7445 sehingga dapat disimpulkan bahwa skor psychological empowerment pada responden
penelitian berada pada kategori sedang. 2. Gambaran nilai empirik dan nilai hipotetik work life balance
Skala work life balance terdiri dari 17 aitem dengan lima pilihan jawaban yang bergerak dari satu sampai lima. Berikut adalah gambaran skor empirik dan hipotetik seperti di bawah ini
Tabel 18. Gambaran Nilai Empirik dan Hipotetik Work Life Balance
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation
Universitas Sumatera Utara
54
Empirik 186
29 58
45.38 5.29
Hipotetik 186
17 85
51 11.33
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh skor perbandingan mean empirik dan mean hipotetik dari variabel work life balance
yang menunjukkan μEμH yaitu 45.3851 sehingga dapat disimpulkan bahwa skor work life balance pada subjek penelitian berada pada kategori
rendah. 2.
Kategorisasi Data Penelitian Pengkategorisasian hasil penelitian dilakukan berdasarkan pada asumsi bahwa skor
subjek penelitian terdistribusi secara normal Azwar,2000. Kategori hasil penelitian dibagi menjadi tiga yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Berikut adalah norma yang digunakan :
Tabel 19. Norma Skor
Kategorisasi Rentang Nilai
Rendah X μ -1.0 SD
Sedang μ -1.0 SD ≤ X ≤ μ +1.0 SD
Tinggi X μ +1.0 SD
i Kategorisasi Data Penelitian Psychological Empowerment Berdasarkan deskripsi nilai hipotetik seperti pada tabel 17 maka dapat dihitung norma
kategorisasi jenjang. Berikut adalah tabel kategorisasi variabel psychological empowerment : Tabel 20.
Kategorisasi Variabel Psychological Empowerment
Rentang Nilai Kategorisasi
Jumlah orang Persentasi
Universitas Sumatera Utara
55
42.99 Rendah
28 15.05
42.99-56.49 Sedang
129 69.35
56.49 Tinggi
29 15.60
Total 186
100
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pegawai yang memiliki psychological empowerment dengan kategori tinggi sebesar 15.60, kategori sedang sebesar 69,35, dan
kategori rendah sebesar 15.05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian tertinggivariabel psychological empowerment berada pada kategori sedang sebanyak 129 orang
69.35. iiKategorisasi Data Penelitian Work Life Balance
Berdasarkan deskripsi dari nilai hipotetik yang dapat dilihat pada tabel 18 maka berikut adalah hasil dari kategorisasi work life balance.
Tabel 21. Kategorisasi Variabel Work Life Balance
Rentang Nilai Kategorisasi
Jumlah orang Persentasi
40.16 Rendah
35 18.82
40.16 – 50.60
Sedang 124
66.66 50.60
Tinggi 27
14.52 Total
186 100
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pegawai yang mengalami atau memiliki work life balance dengan kategori tinggi sebesar 14.52, kategori sedang sebesar 66.66, dan
kategori rendah sebesar 18.82. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian tertinggi variabel work life balance berada pada kategori sedang sebanyak 124 orang 66.66.
Universitas Sumatera Utara
56
C. Pembahasan