Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Inovatif

12 c. Formative Investigation Komponen ini mengacu pada pemberian perhatian untuk menyempurnakan ide, solusi, opini dan melakukan peninjauan terhadap ide-ide tersebut. d. Championing Komponen ini mengacu pada adanya praktek-praktek usaha untuk merealisasikan ide-ide e. Application Komponen ini mengacu pada mecoba untuk mengembangkan, menguji coba, dan mengkomersialisasikan ide-ide inovatif. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dimensi-dimensi perilaku inovatif adalah mempelajari peluang, memunculkan konsep-konsep untuk tujuan pengembangan, peninjauan terhadap ide-ide, menunjukkan usaha-usaha untuk merealisasikan ide dan mengaplikasikan ide tersebut.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Inovatif

Etikariena Muluk 2014 mengemukakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi munculnya perilaku inovatif, baik faktor eksternal maupun faktor internal. Adapun faktor-faktor tersebut, yaitu : a. Faktor Eksternal 1 Kepemimpinan Karyawan yang memiliki hubungan yang positif dengan pemimpinnya, cenderung memunculkan perilaku inovatif pada Universitas Sumatera Utara 13 karyawan. Harapan yang tinggi dari pemimpin agar karyawannya menjadi inovatif juga dapat mempengaruhi munculnya perilaku inovatif pada karyawan Scott Bruce, 1994. 2 Dukungan Ketika rekan-rekan kerja mendukung individu dengan cara yang dapat memungkinkan suatu perilaku inovatif muncul, yang dapat berupa kerja sama dan kolaborasi, dapat memunculkan perilaku inovatif pada karyawan Scott Bruce, 1994. 3 Tuntutan dalam pekerjaan Karyawan yang menerima tuntutan pekerjaan yang tinggi akan dapat menimbulkan kemauan yang keras untuk mau mengerjakan suatu pekerjaan yang sudah menjadi kewajibannya demi memajukan perusahaan dimana karyawan tersebut berada Koesmono, 2007. Salah satu hal yang muncul akibat adanya tingkat tuntutan pekerjaan yang tinggi tersebut adalah perilaku inovatif Shalley Gilson dalam Etikariena Muluk, 2014 4 Iklim psikologis Brown dan Leigh dalam Yekty, 2006 mengatakan bahwa iklim psikologis menunjukkan kepada bagaimana lingkungan organisasi dipersepsikan dan diinterpretasikan oleh karyawan. Iklim yang Universitas Sumatera Utara 14 favorable akan menghasilkan kesediaan individu untuk berusaha semaksimal mungkin dalam bekerja dan berkualitas French dalam Yekty, 2006. Dalam hal ini, apabila iklim bersifat favorable , maka akan memunculkan perilaku inovatif dalam karyawan sebagai usaha untuk bekerja secara maksimal. b. Faktor Internal 1 Tipe kepribadian Kepribadian adalah kesatuan psikofisik yang sifatnya unik dan dinamis yang didalamnya terkadung kebiasaan-kebiasaan dan sikap-sikap yang sangat berguna dalam menghadapi dan menyesuaikan tuntutan hidup dan kehidupan seseorang Hadjam dalam Widyasari, Syahlani Santosa, 2007. Menurut Janssen, Van den Ven dan West dalam Etikariena Muluk, 2014, karyawan yang memiliki tipe kepribadian yang berani mengambil resiko dapat memunculkan perilaku inovatif. 2 Gaya individu dalam memecahkan masalah Setiap karyawan memiliki gaya yang berbeda-beda dalam memecahkan masalah dalam menangani masalah yang ada di perusahaan. Karyawan yang memiliki gaya pemecahan masalah yang intuitif, dimana menggunakan pendekatan dengan menyesuaikan dengan situasi, dapat menghasilkan ide-ide sehingga menghasilkan solusi yang baru di setiap situasi yang dialami oleh perusahaan Scott Bruce, 1994. Universitas Sumatera Utara 15 Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua factor yang mempengaruhi perilaku inovatif, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal terdiri dari kepemimpinan, dukungan, tuntutan dalam pekerjaan, dan iklim psikologis. Sedangkan faktor internal terdiri dari tipe kepribadian dan gaya individu dalam memecahkan masalah.

B. Servant Leadership 1. Definisi Servant Leadership

Servant leadership adalah konsep kepemimpinan yang pertama kali dikemukakan oleh Robert K. Greenleaf pada tahun 1970. Menurut Greenleaf, servant leadership adalah kepemimpinan yang mengutamakan pelayanan kepada pihak lain, baik kepada karyawan, perusahaan, pelanggan, maupun kepada masyarakat sekitar. Dimana servant leadership ini berawal dari adanya perasaan tulus yang berasal dari dalam hati yang berkehendak untuk melayani, yaitu dengan menjadi pihak yang melayani dalam Astohar, 2012. Mengacu dengan yang dikemukakan oleh Greeanleaf, Neuschel dalam Rantung 2015 mengatakan bahwa servant leadership adalah bentuk kepemimpinan dimana pemimpin memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi dan bukan nasib pemimpin untuk dilayani, tetapi adalah hak istimewanya untuk melayani. Sejalan dengan itu, Page Wong dalam Oktavia Devie, 2014 menyatakan bahwa servant leadership adalah bentuk kepemimpinan yang Universitas Sumatera Utara 16 mementingkan melayani orang lain dengan mengupayakan pembangunan dan kesejahteraan untuk memenuhi tujuan bersama. Berdasarkan penjelasan definisi - definisi servant leadership diatas, servant leadership yang akan menjadi fokus penelitian ini adalah bentuk kepemimpinan dimana pemimpin memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi dan mengutamakan pelayanan kepada karyawan dengan mengupayakan pembangunan dan kesejahteraan untuk memenuhi tujuan bersama.

2. Dimensi-Dimensi Servant leadership