Saran Metodologis Dimensi-Dimensi Perilaku Inovatif perilaku inovatif memiliki 5 dimensi, yaitu :

46

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka penelti memberikan beberapa saran, yaitu saran metodologis dan saran praktis sebagai berikut :

1. Saran Metodologis

a. Bagi peneliti yang ingin mengambil tema perilaku inovatif , sebaiknya peneliti membatasi subjek penelitian dengan memberikan karakteristik seperti level pendidikan karyawan. Hal ini idkarenakan level pendidikan merupakan hal yang penting untuk mempengaruhi munculnya perilaku inovatif pada karyawan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Scott dan Bruce dalam Etikarienda Muluk, 2014 yang mengatakan bahwa level pendidikan berpengaruh terhadap perilaku inovatif karyawan di tempat kerja. Maka dari itu, diharapkan bahwa karyawan yang memiliki level pendidikan yang tinggi, dapat memunculkan perilaku inovatif dengan lebih mudah. b. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti servant leadership maupun perilaku inovatif, sebaiknya peneliti menggunakan keseluruhan populasi sebagai sampel. Namun, apabila tidak memungkinkan, peneliti sebaiknya menggunakan probability sampling c. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat lebih memperhatikan keseimbangan jumlah aitem. Universitas Sumatera Utara 47

2. Saran Praktis

Hasil penelitian ini menunjukkan besar pengaruh servant leadership terhadap perilaku inovatif karyawan adalah 20,5. Maka dari itu diharapkan perusahaan dapat memberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan servant leadership di perusahaan. Hal ini dikarenakan model kepemimpinan servant leadership dinilai dapat meningkatkan perilaku inovatif karyawan di perusahaan. Universitas Sumatera Utara 10

BAB II LANDASAN TEORI

A. Perilaku Inovatif 1. Definisi Perilaku Inovatif

Menurut Kleysen Street dalam Kresnandito Fajriyanthi, 2012, perilaku inovatif dapat diartikan sebagai keseluruhan tindakan individu yang mengarah pada pemunculan, pengenalan dan penerapan dari sesuatu yang baru dan menguntungkan pada seluruh tingkat organisasi. Sejalan dengan itu, West Farr dalam Helmi, 2011 mengatakan bahwa perilaku inovatif adalah semua perilaku individu yang diarahkan untuk menghasilkan, memperkenalkan dan mengaplikasikan hal-hal yang baru yang dapat bermanfaat dalam berbagai level organisasi. Scott Bruce dalam Yesil Sozbilir, 2013 juga mengatakan bahwa Perilaku inovatif adalah adanya perilaku individu untuk menampilkan, mempromosikan, dan mengimplementasikan ide baru di dalam pekerjaan, kelompok, atau organisasi kerjanya. Sejalan dengan ini, Carmeli, A., Meitar, Weisberg, J. 2006 medefinisikan perilaku inovatif sebagai perilaku yang meliputi beberapa proses, dimana individu menghasilkan ide-ide baru, mempromosikan dan mencari dukungan untuk ide-ide tersebut, dan menghasilkan hal-hal baru yang dapat berguna untuk organisasi maupun bagian-bagian yang ada didalam organisasi tersebut. Universitas Sumatera Utara 11 Perilaku inovatif sering dikaitkan dengan kreatifitas karyawan. Namun, keduanya memiliki konstruk perilaku yang berbeda Jong Den Hartog, 2010. Dimana, kreatifitas dapat dilihat pada tahap pertama dari proses perilaku inovatif yang dibutuhkan karyawan untuk menghasilkan ide- ide baru West, dalam Jong Den Hartog, 2010. Sedangkan perilaku inovatif memiliki proses yang lebih kompleks karena ide-ide tersebut akan sampai pada tahap aplikasi Jong Den Hartog, 2010 Berdasarkan penjelasan dari beberapa teori diatas, perilaku inovatif yang menjadi fokus penelitian ini adalah semua perilaku individu yang meliputi beberapa proses, yaitu adanya pemunculan ide-ide baru , pengenalan, mempromosikan, dan mengimplementasikan ide-ide baru tersebut ke dalam pekerjaan, kelompok, dan organisasi kerjanya yang dapat bermanfaat bagi seluruh tingkat organisasi .

2. Dimensi-Dimensi Perilaku Inovatif

Menurut Kleysen Street dalam Kresnandito Fajriyanthi,

2012, perilaku inovatif memiliki 5 dimensi, yaitu :

a. Oppurtunity Exploration Komponen ini mengacu pada mempelajari atau mengetahui lebih banyak mengenai peluang untuk berinovasi. b. Generativity Komponen ini mengacu pada pemunculan konsep-konsep untuk tujuan pengembangan. Universitas Sumatera Utara 12 c. Formative Investigation Komponen ini mengacu pada pemberian perhatian untuk menyempurnakan ide, solusi, opini dan melakukan peninjauan terhadap ide-ide tersebut. d. Championing Komponen ini mengacu pada adanya praktek-praktek usaha untuk merealisasikan ide-ide e. Application Komponen ini mengacu pada mecoba untuk mengembangkan, menguji coba, dan mengkomersialisasikan ide-ide inovatif. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dimensi-dimensi perilaku inovatif adalah mempelajari peluang, memunculkan konsep-konsep untuk tujuan pengembangan, peninjauan terhadap ide-ide, menunjukkan usaha-usaha untuk merealisasikan ide dan mengaplikasikan ide tersebut.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Inovatif