Penyajian Data .1 Analisis Lingkungan Usaha Anggun Jaya Meubel

4.2 Penyajian Data 4.2.1 Analisis Lingkungan Usaha Anggun Jaya Meubel Untuk menentukan suatu kebijakan dalam mengembangkan dan mempertahankan usahanya pemilik atau pengelola sangat penting untuk mendapatkan informasi yang akurat menyangkut manajemen lingkungan internal dan eksternal dalam mengambil keputusan strategis. Analisis lingkungan usaha merupakan tahap awal sebelum memulai suatu usaha ataupun kegiatan menajemen di dalam perusahaan. Lingkungan usaha meliputi analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan guna mendapatkan suatu strategi yang dapat diterapkan dalam mencapai tujuan usaha yaitu mendapatkan keuntungan dari penjualan barang dan jasa.

4.2.1.1 Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal adalah mengindentifikasi apa-apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan agar dapat merumuskan strategi apa yang diterapkan perusahaan untuk mencapai tujuan usaha tersebut. Lingkungan internal meliputi beberapa aspek antara lain: 1. Aspek pemasaran Aspek pemasaran adalah aspek yang penting dalam keberlangsungan perusahaan untuk mencapai tujuan keberhasilan perusahaan baik itu perusahaan jasa maupun manufaktur. Pemasaran yang dilakukan dengan cara yang tepat akan menjadikan produk tersebut diminati oleh konsumen dengan baik. Salah satu cara Universitas Sumatera Utara adalah dengan konsisten menjaga kualitas produk. Menghadapi gempuran produk impor dari negara tetangga yang popularitasnya cukup diperhitungkan oleh kalangan masyarakat kita, UKM Indonesia tidak perlu terlalu khawatir asalkan tetap konsisten menjaga kualitas produk yang mereka pasarkan. Membuat standar operasional produk SOP yang jelas dalam setiap proses produksi, agar barang- barang yang di pasarkan memilki kualitas atau standar mutu yang terjamin. Ada empat unsur yang harus diperhatikan dalam aspek pemasaran yaitu: product produk , price harga, place tempat, dan promotion promosi. Dari unsur harga, dalam menghadapi MEA setiap pelaku usaha harus berani bersaing dari segi harga. Seperti Negara China, keunggulan produk China di pasar dunia yaitu harga jualnya terkenal lebih murah dibandingkan produk- produk dari negara lainnya, dengan demikian dapat menjadi contoh bagi para pelaku usaha baik produsen maupun distributor harus dapat melakukan efisiensi dalam menekan biaya produksi atau distribusi, tentunya dengan tanpa mengurangi kualitas dari produk yang ditawarkannya, sehingga pada akhirnya dapat menawarkan produk dengan harga yang lebih rendah tanpa mengurangi kualitasnya. Dari unsur produk, pemerintah hendaknya menciptakan hubungan industrial yang kondusif. Terpenting adalah peranan untuk menekan biaya produksi dalam perusahaan, agar produk yang berkualitas akan tetap terjaga, bahan baku murah dan mudah didapat dan pajak yang tidak memberatkan pelaku usaha. Universitas Sumatera Utara Dari unsur tempat, hendaknya lokasi usaha berada di tempat yang strategis, mudah dijangkau dan daerah aktif padat penduduk agar mudah menarik minat pelanggan untuk membeli barang di toko tersebut. Dari unsur promosi, para pelaku usaha harus semakin gencar melakukan promosi penjualannya, untuk meningkatkan volume penjualan dan dapat mempertahankan keberlangsungan hidup usahanya. Dalam penentuan harga, Anggun Jaya Meubel menetapkan harga jual meubel sesuai dengan bahan baku yang digunakan serta tingkat kesulitan dalam pengerjaan meubel tersebut. Harga yang ditawarkan Anggun Jaya Meubel sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang digunakan serta tingkat kesulitan dalam pengerjaannya, harga yang ditawarkan juga terjangkau, namun dalam sistem pengelolaannya Anggun Jaya Meubel belum memiliki standar operasional produk SOP yang jelas, disebabkan karena menurut Bapak Wira, Anggun Jaya Meubel masih tergolong usaha skala kecil menengah yang seluruh kegiatan produksinya tergantung pada permintaan konsumen sehingga tidak memilki pekerja tetap melainkan pekerja sistem kontrak, sehingga Bapak Wira menganggap SOP tidak terlalu di perlukan. Produk yang dihasilkan oleh Anggun Jaya meubel terbuat dari bahan- bahan yang berkualitas. Bahan baku berupa Kayu Minde yang diperoleh dari pemasok Namorambe Medan, dan Kayu Jati yang di peroleh dari pemasok Pulau Jawa Jepara. Menurut Bapak Wira pajak yang ditetapkan dalam pengiriman bahan baku memberatkan setiap pelaku usaha dan juga bahan baku yang terkadang mengalami kelangkaan sehingga harus menunggu untuk waktu yang lebih lama. Universitas Sumatera Utara Adapun harga yang ditawarkan Anggun Jaya meubel antara lain : 1. Harga Jenis Sofa Sofa yang ditawarkan memilki perbedaan dari segi harga karena harga dilihat dari penggunaan bahan baku seperti kerangka kayu. Untuk kerangka kayu minde yang diambil dari Medan dan kayu jati yang diambil dari Pulau Jawa harganya antara lain: Tabel 4.1 Jenis dan Harga Sofa Pada Anggun Jaya Meubel Jenis Sofa Jenis Kayu Harga Sofa Balut Kayu Minde Rp 4.000.000- 6.000.000 Sofa Minimalis Kayu Minde Rp 4.000.000- 5.000.000 Sofa Ukir Kayu Minde Rp 7.000.000- 10.000.000 Sofa Genesha Kayu Jati Rp 18.000.000- 20.000.000 Sofa Monaco Kayu Jati Rp 15.000.000- 16.000.000 Sofa Jepara Garuda Kayu Jati Rp 20.000.000- 25.000.000 Sumber : Anggun Jaya Meubel Semua harga yang ditawarkan Anggun Jaya Meubel disesuaikan dengan permintaan konsumen serta bahan baku yang digunakan dan tingkat kesulitan dalam pengerjaan meubel. Sistem pembayaran secara tunai dengan menggunakan bon. Anggun Jaya meubel tidak melakukan dan melayani sistem pembayaran kredit dalam usahanya. Lokasi usaha dibangun diatas tanah seluas 150 m 2, lokasi Anggun Jaya Meubel sangat strategis karena dapat dijangkau dengan mudah yaitu berada tepat Universitas Sumatera Utara dijalan raya yaitu Jl. Gunung Krakatau No.9-D, Pulo Brayan Darat II, Medan Timur, Kota Medan, Sumatera Utara. Promosi penjualan yang dilakukan oleh Bapak Wira tidak menggunakan media cetak ataupun media elektronik. Anggun Jaya Meubel hanya menggunakan pamplet didepan usaha tersebut dan selain itu beliau lebih mengandalkan pergaulan dengan membangun relasi dengan mitra kerjasama dari mulut ke mulut dengan orang sekitarnya. 2. Aspek Keuangan dan Akuntansi Merupakan aspek yang sangat penting dalam keberlangsungan suatu usaha, dimana perlu adanya langkah cerdas dari kebijakan pemerintah yang memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para pelaku industri, seperti beban pajak yang tidak memberatkan, proses pengurusan usaha yang tidak membutuhkan banyak “meja” aturan berbelit dan meniadakan aroma korupsi birokrasi dalam pengurusan usaha. Dengan demikian maka setiap pelaku usaha dapat dengan mudah mengurus surat izin usahanya dan mendapatkan ketersediaan modal yang cukup bagi para pelau usaha untuk mengembangkan usahanya. Membuat standar operasional produk SOP yang jelas dalam setiap proses produksi guna melindungi organisasiunit kerja dan petugaspegawai dari malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya sehingga dapat mencapai tujuan organisasi. Pengelolaan sistem manajemen keuangan secara terstruktur, terencana serta pencatatan sehingga tidak terjadinya misscommunication dalam perhitungan pemasukan dan pengeluaran perusahaan. Universitas Sumatera Utara Anggun Jaya Meubel sendiri belum memilki legalisi izin usaha dikarenakan selain pengurusannya yang berbelit-belit dan memakan waktu yang lama, Bapak Wira juga menganggap izin usaha tidak terlalu di perlukan karena usahanya yang masih tergolong skala kecil menegah, sehingga memiliki modal terbatas dalam mengelola usahanya. Anggun Jaya Meubel juga belum menerapkan sistem laporan keuangan secara terstruktur karena kegiatan penjualannya tergantung pada permintaan konsumen atau pembeli , tidak perlunya melakukan perencanaan, pencatatan dan pelaporan sistem keuangan secara sistematis, beliau hanya melakukan perincian keuangan secara kasar tanpa pengarsipan dan pencatatan yang sistematis, Anggun Jaya Meubel juga tidak mempunyai pengarsipan keuangan dan dokumentasi informasi kegiatan usaha dengan baik dan lengkap. 3. Aspek Sumber Daya Manusia Kemampuan daya saing produk Indonesia di pasaran ASEAN didukung oleh para tenaga kerja yang terampil dibidangnya serta diimbangi dengan keahlian pengusaha, organisasi, manajemen perusahaan, pemakaian teknologi maju dan input lainnya yang memberikan andil besar dalam mencetak produk dalam negeri bermutu tinggi di pasaran ASEAN. Dalam bidang jasa, peran pemerintah sangat penting seperti program peningkatan kemampuan berbahasa asing agar tenaga kerja di Indonesia mampu bersaing dengan tenaga kerja lokal di luar negeri. Pengurusan sertifikasi keahlian pun jangan sampai memakan waktu lama berbelit. Tenaga Kerja Indonesia TKI yang bekerja di luar negeri harus memaksimalkan kemampuannya dengan mengikuti berbagai seminar atau pelatihan keterampilan agar wawasan semakin luas. Kita tidak ingin tenaga kerja Universitas Sumatera Utara kita yang bekerja di luar negeri menyandang stigma negatif, dalam arti tidak mempunyai keahlian dan kecakapan dalam menghadapi arus globalisasi. Langkah strategis yang dapat dilakukan, tidak hanya untuk bertahan namun juga untuk menjadi unggul, adalah dengan menetapkan prioritas pembenahan pada sektor pendidikan di Indonesia. Jika pemerintah dapat fokus pada perbaikan sektor pendidikan, diharapkan lulusan yang dihasilkan memiliki nilai khusus dalam daya saing dan daya guna hard skill, dan khususnya soft skill untuk bisa ikut berkompetisi di perusahaan baik domestik, bahkan asing. Anggun Jaya Meubel tidak memilki tenaga kerja yang tetap dalam mengelola usaha meubel secara aktif. Semua aktivitas kegiatan produksi dijalankan secara aktif ketika ada pelanggan atau konsumen datang memesan produknya. Jika ada orderan reparasi sofa dalam jumlah kecil maka beliau sendiri yang mengerjakannya dan dibantu oleh istrinya tanpa memanggil pekerja, akan tetapi apabila jumlah orderan reparasi banyak atau menumpuk yang harus diselesaikan maka beliau memanggil pekerja yang biasa beliau pekerjakan. Tenaga kerja yang di pekerjakan oleh Bapak Wira merupakan tenaga kerja terampil dan ahli di bidangnya, dan dinilai mampu bersaing dengan tenaga kerja lainnya. Disebabkan tenga kerja yang di pekerjakan oleh Bapak Wira masih tergolong muda dan mahir dalam pembuatan meubel dan selama masa kerjanya konsumen selalu merasa puas dengan hasil kerjanya dan tidak mengecewakan. Universitas Sumatera Utara 4. Aspek ProduksiOperasi dan Penelitian Pengembangan Sampai saat ini sebagian besar produk kita masih memiliki kelemahan daya saing yang kurang kompetitif dibandingkan dengan produk sejenis di kawasan ASEAN. Kesiapan para pelaku usaha dalam menghadapi sistem persaingan global, tiada lain adalah dengan cara mempertahankan kualitas produk dengan harga yang tetap bersaing . Upaya mempertahankan kualitas produk tentu saja berkaitan erat dengan banyak aspek, antara lain: standar proses produksi, kualitas hasil produksi ukuran, rasa, warna, higienis, aman dan halal, serta kemasan, yaitu menyangkut aspek penanganan kontinuitas produk, aspek penanganan higienis proses produksi serta biaya produksi yang relatif lebih tinggi. Jika hal ini tidak disikapi semua pihak terkait maka dikhawatirkan pelaku usaha tersebut pada saatnya nanti tidak akan siap mengikuti perdagangan bebas dan dapat dipastikan mereka akan tergusur. Untuk menyikapi hal ini dalam mempertahankan kualitas produknya, Anggun Jaya Meubel menggunakan bahan baku yang berkualitas, serta keahlian atau skill tangan manusia yang mahir dan ahli dibidangnya dalam proses pembuatan meubel. Sehingga Anggun Jaya Meubel diharapkan mampu bersaing dalam pasar bebas. 5. Aspek Sistem Informasi Perkembangan iptek di bidang manufaktur memberikan kemudahan dalam meningkatkan transfer teknologi dari negara maju ke Provinsi Sumatera Utara sehingga dapat dengan memudahkan akses bahan baku yang belum dapat dipasok dari dalam negeri. Universitas Sumatera Utara Anggun Jaya meubel belum memilki dan menerapkan sistem informasi yang dapat mendukung dalam mengambil suatu keputusan mengenai usaha karena belum memilki pencatatan transaksi keuangan yang terdokumentasi secara sistematis dan juga beliau belum memahami bidang tersebut. Bapak Wira hanya mengandalkan media cetak dan elektronik dan menjalin kerjasama dengan mitra usaha lainnya untuk melihat dan memahami kejadian fenomena yang dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup perusahaan.

4.2.1.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal adalah mengindentifikasi aspek-aspek yang terdapat pada lingkungan untuk mendapatkan deskripsi tentang peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan terutama sejak diberlakukan nya MEA. Analisis lingkungan eksternal dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu lingkungan eksternal makro dan mikro. Menurut Jatmiko 2004, faktor yang terdapat dalam analisis lingkungan eksternal perusahaan yaitu: fisik, ekonomi, sosial, politikhukum, teknologi, demografis sebagai berikut: 1. Lingkungan Eksternal Makro a. Lingkungan Fisik Lingkungan fisik merupakan lingkungan alam yang menyediakan sumber daya bagi perusahaan. Sebagian besar sumber daya alam memiliki keterbatasan dalam ketersediaannya. Hal ini menimbulkan kelangkaan bagi perusahaan karena kesulitan mendapatkan bahan baku yang dibutuhkan. Namun dengan diberlakukannya MEA , liberalisasi perdagangan barang ASEAN akan menjamin kelancaran arus barang untuk pasokan bahan baku maupun bahan jadi di kawasan Universitas Sumatera Utara ASEAN karena hambatan tarif dan non tarif yang tidak ada lagi. Dengan demikian pelaku bisnis dapat mengatasi masalah kelangkaan dengan pemakaian yang efektif dan efisien guna kelangsungan kegiatan produksi usaha perusahaan tersebut. Bapak Wira mengatakan seringnya mengalami kelangkaan bahan baku disebabkan hanya mendapat bahan baku dari satu pemasok saja sehingga sering terjadi kendala dalam proses produksi. b. Lingkungan Ekonomi Laju inflasi Indonesia yang masih tergolong tinggi di bandingkan dengan negara lain di kasawan ASEAN, stabilitas makro serta tingkat kemakmuran Indonesia yang masih lebih rendah dibandingkan negara lain menjadi kendala penghambat percepatan kawasan Indonesia menuju MEA 2015. Lingkungan ekonomi yang tidak stabil membuat pengusaha harus berfikir untuk memenuhi kebutuhan produksi dan operasi dengan biaya yang minim, agar tidak mengganggu keberlangsungan bisnis mereka. c. Lingkungan Politik dan Hukum Iklim bisnis yang ada disuatu negara sangat dipengaruhi penting oleh kebijakan pemerintah, stabilitas politik dan hukum yang berlaku serta keamanan negara. Dalam pemberlakuan MEA 2015, pemerintah memiliki peran aktif dan besar dalam membuat dan mengatur negara terutama dalam mengatur arah bisnis yang berjalan. Pemerintah telah melaksanakan beberapa upaya strategis menyongsong MEA 2015, salah satunya adalah pembentukan Komite Nasional Persiapan MEA Universitas Sumatera Utara 2015, yang berfungsi merumuskan langkah antisipasi serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan KUKM Koperasi Usaha Kecil Menengah mengenai pemberlakuan MEA pada akhir 2015. Adapun langkah-langkah antisipasi yang telah disusun Kementerian Koperasi dan UKM untuk membantu pelaku KUKM menyongsong era pasar bebas ASEAN itu, antara lain peningkatan wawasan pelaku KUKM terhadap MEA, peningkatan efisiensi produksi dan manajemen usaha, peningkatan daya serap pasar produk KUKM lokal, penciptaan iklim usaha yang kondusif, dan bantuan modal usaha dengan syarat dan bunga yang ringan Program ini dapat di manfaatkan oleh Anggun Jaya Meubel dalam menjalankan usahanya terutama untuk menambah modal dalam mengelola dan mengembangkan usaha meubel dengan persyaratan yang mudah dan bungan yang ringan serta peningkatan wawasan yang dapat membantu para pelaku usaha terutama Bapak Wira dalam mengelola dan memanajemen usahanya menjadi lebih terstruktur dan memilki standart operasional produk SOP sehingga produk yang dihasilkan dapat bersaing dalam perdagangan pasar bebas. d. Lingkungan Sosial dan Budaya Keberadaan lingkungan sosial dan budaya sangat berpengaruh dan memberikan nilai positif terhadap perkembangan suatu usaha. Dilihat dari keberadannya usaha Anggun Jaya Meubel memiliki daerah yang padat penduduk, daerah yang sangat aktif dengan pendatang baru dan dekat dengan lingkungan perkantoran swasta. Sehingga kalangan masyarakat sekitar tidak kesulitan ketika ingin membeli meubel. Ini merupakan dampak positif bagi Anggun Jaya Meubel Universitas Sumatera Utara untuk terus berkembang dan berkarya dalam memberikan hasil kreatif dan inovatif pada meubel tesebut. e. Lingkungan Teknologi Kontribusi Pemerintah untuk mewujudkan produk dalam negeri yang berkualitas di pasaran ASEAN sangatlah menentukan. Dalam perindustrian, masalah teknologi informasi yang memadai, dan pemakaian teknologi maju maupun input lainnya akan memberikan andil yang besar dalam mencetak produk dalam negeri bermutu tinggi di pasaran ASEAN. Kurangnya daya saing UMKM Indonesia salah satunya dikarenakan karena kurangnya penguasaan teknologi, akses informasi dan kurangnya mengikuti perkembangan teknologi. Disinilah kerja sama Pemerintah dan pengusaha sangat dibutuhkan untuk menciptakan hasil produksi perusahaan yang bermutu. Anggun Jaya Meubel sampai saat ini belum memanfaatkan secara optimal kemajuan teknologi yang ada, di karenakan kurangnya pemahaman terhadap penggunaan teknologi maju, sehingga Anggun Jaya Meubel masih mengalami gangguan terhadap sistem pemasaran dalam memasarkan produknya. f. Lingkungan Demografi Dilihat dari sisi demografi SDM nya, Indonesia dalam menghadapi MEA ini sebenarnya merupakan salah satu Negara yang produktif. Jika dilihat dari faktor usia, sebagian besar penduduk Indonesia atau sekitar 70 nya merupakan usia produktif. Jika di lihat pada sisi ketenaga kerjaan Indonesia memilki 110 juta Universitas Sumatera Utara tenaga kerja data BPS, 2010, sehingga memiliki kesempatan besar untuk meningkatkan hasil produksi dan menawarkan hasil yang lebih inovatif dan kreatif. Untuk itu setiap pelaku usaha harus mampu meningkatkan kepercayaan diri dengan kekuatan yang dimilki agar bisa bangkit dan terus menjaga kesinambungan stabilitas ekonomi terus meningkat. 2. Lingkungan Eksternal Mikro a. Ancaman Pendatang Baru Menjaga loyalitas konsumen dan memilki banyak pelanggan setia menjadi kunci utama kesuksesan para pelaku usaha untuk menghadapi persaingan pasar bebas 2015. Ketika konsumen memiliki loyalitas yang cukup tinggi terhadap produk-produk yang di pasarkan, maka sebagai pelaku usaha UKM tidak perlu khawatir ditinggalkan konsumen ketika produk-produk dari negara tetangga mulai berdatangan ke Indonesia. Menjelang pasar bebas 2015 ini persaingan bisnis mulai terasa semakin sesak, namun setiap pelaku usaha harus tetap optimis untuk bisa meningkatkan daya saing UKM Indonesia menuju pasar global di tahun 2015. Banyaknya pendatang baru secara bersamaan dibidang usaha sejenis menjadi ke khawatiran tersendiri bagi Anggun Jaya Meubel. Dimana setiap pelaku usaha cenderung menawarkan pengelola yang lebih modern dalam perencanaan dan produk-produk yang ditawarkan lebih inovatif dengan cara mengakses barang secara modern. Dalam hal ini Anggun Jaya Meubel dituntut untuk lebih inovatif dalam proses produksi agar tidak di tinggalkan oleh konsumen sebelumnya. Universitas Sumatera Utara b. Kekuatan Pemasok Powerfull of Suppliers Daya tawar pemasok merupakan orang atau penyalur segala bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan memproduksi produk dengan menyediakan layanan tunai. Diberlakukannya MEA 2015, maka liberalisasi perdagangan barang ASEAN akan menjamin kelancaran arus barang untuk pasokan bahan baku maupun bahan jadi di kawasan ASEAN karena hambatan tarif dan non tarif yang tidak ada lagi sehingga para pelaku usaha tidak perlu merasa khawatir dalam menjalankan aktivitas operasi dan produksi dikarenakan hanya memilki satu pemasok dengan tawar menawar yang lebih tinggi. Kekuatan tawar-menawar pemasok berupa pemberian harga bahan baku, jumlah pemesanan, dan waktu pemesanan. Kekuatan tersebut biasanya membatasi perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasi dan produksi. Dengan berlakunya MEA 2015 setiap perusahaan dapat mengatasi masalah tersebut dengan mengambil bahan baku dari pemasok lain yang dapat juga berfungsi sebagai pembanding harga. Kebijakan ini sangat menguntungkan bagi Anggun Jaya Meubel karena dengan mudahnya mendapatkan bahan baku, maka volume penjualan dapat semakin di tingkatkan dan proses pengerjaan tidak memakan waktu yang lama sehingga Anggun Jaya Meubel dapat berkembang dan bersaing dengan pasar bebas. Universitas Sumatera Utara c. Kekuatan PembeliPelanggan Power of Bayers Pembeli merupakan orang yang memilki peran aktif dan penting dalam kegiatan usaha bisnis dari barang dan jasa yang dihasilkan produsen atau perusahaan. Pembeli memilki kemampuan atau kekuatan yang sangat penting untuk mempengaruhi produsen barang atau perusahaan dalam membuat suatu kebijakan perusahaan. Aspek daya saing harga sangat mempengaruhi minat pembeli tergantung dari kreatifitas pelaku usaha dalam memilih komposisi bahan yang relatif terjangkau harganya tanpa mengurangi kualitas produk tersebut. Usaha meubel memilki dua kegiatan produk yang dihasilkan yaitu memproduksi meubel dan mereparasi segala jenis sofa. Kekuatan tawar-menawar pengguna jasa mereparasi sofa tidak berpengaruh karena harga reparasi sofa tidak dipengaruhi oleh permintaan. Bapak menentukan harga reparasi sesuai dengan permintaan konsumen yang biasanya dihargai mulai Rp 1.000.000-Rp 3.500.000, layanan reparasi yang dilakukan meubel hanya melayani khusus untuk mereparasi jenis sofa. Sedangkan kekuatan tawar menawar pembeli berpengaruh pada pembelian atau pemesanan meubel sesuai dengan permintaan dan keinginan konsumen. d. Ancaman Produk Pengganti Produk pengganti merupakan produk yang dapat menggantikan produk utama atau sebagai alternatif lain dalam suatu kegiatan yang masih memberikan manfaat dan memberikan nilai dan harga yang berbeda dengan produk utama dengan harga yang lebih rendah dibandingkan produk utama, sehingga mempunyai peluang besar untuk pembeli beralih pindah ke produk pengganti. Universitas Sumatera Utara Meningkatnya laju ekspor dan impor yang di hadapi Indonesia memasuki integritas ekonomi ASEAN tidak hanya bersifat internal tetapi terlebih lagi persaingan dengan negara sesama ASEAN dan luar ASEAN, sehingga Indonesia perlu melakukan strategi peningkatan nilai tambah produk ekspornya sehingga mempunyai karakteristik tersendiri dengan produk dari Negara-negara ASEAN lainnya. e. Pesaing Dalam Industri Perusahan harus mampu menyusun langkah startegis untuk dapat bersaing dengan usaha-usaha sejenis dalam merebut atau mempertahankan pangsa pasar mereka. Persaingan dalam industri mendorong pengusaha agar lebih kreatif dan inovatif dalam menghasilkan produk yang berbeda dan menarik perhatian masyarakat baik itu dari segi harga, kualitas, maupun ukurannya. Dari dalam negeri sendiri Indonesia telah berusaha untuk mengurangi kesenjangan ekonomi, kesenjangan antara pemerintah pusat dengan daerah dan mengurangi kesenjangan antara pengusaha besar dengan UKM dan peningkatan dalam beberapa sektor yang mungkin masih harus didorong untuk meningkatkan daya saing. Pemerintah hendaknya membantu menciptakan hubungan industrial yang kondusif. Terpenting adalah peranan untuk menekan biaya produksi dalam perusahaan, agar produk yang berkualitas akan tetap terjaga. Bahan baku murah dan mudah didapat, pajak yang tidak memberatkan pelaku usaha, dan peraturan perundang-undangan yang melindungi dunia usaha akan meningkatkan ekspor secara berkesinambungan. Universitas Sumatera Utara Pemerintah Pusat dan daerah hendaknya bersinergi secara harmonis dalam membuat berbagai kebijakan, agar pembangunan infrastruktur, seperti perbaikan pelabuhan, jalan raya dan sarana transportasi lainnya bisa dilakukan secepatnya. Bahkan pembangunan sarana transportasi ini mampu menjangkau sampai ke pedesaan, di mana terdapat UMKM atau home industry yang menciptakan ekonomi kreatif agar bisa membantu negara dalam meningkatkan laju ekspor. Akses insfrastruktur benar-benar merupakan faktor penentu dalam memperlancar sirkulasi produk yang mempunyai daya saing tinggi. Oleh karena itu, usaha meubel meskipun kurangnya pemanfaatan jasa perbankan atau jasa keuangan serta memilki pesaing yang sejenis disekitar kawasan Gunung Krakatau. Sehingga usaha meubel masih memiliki keterbatasan kegiatan produksi yaitu menjual meubel ketika ada orderan atau pesanan dari konsumen atau pembeli. Universitas Sumatera Utara 4.3 Analisis Data 4.3.1 Analisis SWOT