17
6. Tidak memperoleh pengalaman normal yang menumbuhkan perasaan
dicintai, diinginkan, aman, dan bermartabat 7.
Terganggu secara emosional karena pertengkaran keluarga yang terus menerus, perceraian dan mempunyai orang tua yang menderita
gangguansakit jiwa. 8.
Dieksploitasi, bekerja berlebihan, terpengaruh oleh kondisi yang tidak sehat dan demoralisasi.
2.2.3 Pelayanan Kesejahteraan Sosial Bagi Anak
Model kesejahteraan sosial bagi anak secara umun meliputi tiga bagian : mikro, messo, dan makro. Pada model pelayanan mikro anak dijadikan sasaran
utama pelayanan. Anak-anak yang mengalami luka-luka fisik dan psikis segera diberikan pertolongan yang bersifat segera, seperti perawatan medis, konseling atau
dalam keadaaan yang sangat membahayakan, anak dipisahkan dari keluarga dari lingkungan yag mengancam kehidupannya.
Sistem pelayanan yang diberikan, baik pada mikro, messo da makro dapat berbentuk pelayanan kelembagaan di mana anak mengalami masalah ditempatkan
dalam lembaga panti. Pelayanan konseling, pendidikan atau rehabilitasi sosial diberikan secara menetap dalam kurun waktu tertentu. Jika pelayanan bersifat non
kelembagaan, maka beragam jenis pelayanan diberikan di keluarga atau komunitas dimana anak menetap.
Belakang ini cukup populer sistem pelayanan semi panti yang lebih terbuka dan tidak kaku. Para pekerja sosial menentukan program kegiatan, pendampingan,
dan berbagai pelayanan dalam rumah singgah, seperti : rumah terbuka untuk berbagai aktivitas, rumah belajar, rumah persinggahan, rumah keluarga pengganti
atau tempat anak mengembangkan sub kultur tertentu. Selain itu, untuk anak jalanan
Universitas Sumatera Utara
18
dan pekerja anak terdapat sistem pelayanan yang dikenal dengan nama locational based services. Pekerja sosial mendatangi pabrik atau lokasi dimana anak berada dan
memanfaatkan sarana yang ada di sekitarnya sebagai media dan sarana pertolongannya. Terdapat tujuh strategi pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak,
yaitu : 1.
Child Based ServicesLayanan berbasis anak. Strategi ini menempatkan anak sebagai basis penerimaan pelayanan. Anak-
anak yang mengalami luka-luka fisik dan psikis perlu segera diberikan pertolongan yang bersifat krisis, baik perawatan medis, konseling, atau dalam
keadaan tertentu anak dipisahkan dari keluarga yang mengancam dan membahayakan kehidupannya.
2. Institusional Based ServicesLayanan berbasis lembaga
Anak yang mengalami masalah ditempatkan dalam lembagapanti. Pelayanan yang diberikan meliputi fasilitas tinggal menetap, pemenuhan kebutuhan
dasar, perlindungan, pendidikan dan pelatihan keterampilan, serta program rehabilitasi sosial lainnya.
3. Family Based ServicesLayanan berbasis keluarga
Keluarga dijadikan sasaran dan medium utama pelayanan. Pelayanan ini diarahkan pada pembentukan dan pembinaan keluarga agar memiliki
kemampuan ekonomi, psikologis, dan sosial dalam menumbuhkembangkan anak, sehingga mampu memecahkan masalahnya sendiri dan menolak
pengaruh negatif yang merugikan dan membahayakan anak. Keluarga sebagai satu kesatuan diperkuat secara utuh dan harmonis dalam memenuhi
kebutuhan anak.
Universitas Sumatera Utara
19
4. Community Based ServiceLayanan berbasis masyarakat
Strategi yang menggunakan masyarakat sebagai pusat penanganan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat
agar ikut aktif dalam menangani permasalahan anak. Para pekerja sosial datang secara periodik ke masyarakat untuk merancang da melaksanakan
program pengembangan masyarakat, bimbingan dan penyuluhan, terapi sosial, kampanye sosial, aksi sosial, serta penyediaan sarana rekreatif dan
pengisian waktu luang. 5.
Location Based Serviceslayanan berbasis lokasi Pelayanan yang diberikan di lokasi anak mengalami masalah. Strategi ini
biasanya diterapkan pada anak jalanan, anak yang bekerja di jalan dan pekerja anak. Para pekerja sosial mendatangi pabrik atau tempat-tempat
dimana anak berada, dan memanfaatkan sarana yang ada disekitarnya sebagai fasilitas da media pertolongan. Untuk anak jalanan dan anak yang bekerja di
jalan, strategi ini sering disebut sebagai street based servces Pelayanan berbasiskan jalanan.
6. Half Way House Services.layanan semi panti
Strategi ini disebut juga strategi semi panti yang lebih terbuka dan tidak kaku. Strategi ini dapat berbentuk rumah singgah, rumah terbuka untuk berbagai
akivitas, rumah belajar, rumah persinggahan anak dengan keluarganya, rumah keluarga pengganti, atau tempat anak yang mengembangkan subkultur
tertentu. Para pekerja sosial menentukan program kegiatan, pendampingan, dan berbagai pelayanan dalam rumah singgah.
Universitas Sumatera Utara
20
7. State Based Services.layanan berbasis Negara
Pelayanan dalam strategi ini bersifat makro dan tidak langsung macro and indirect services. Para pekerja social mengusahakan situasi dan kondisi yang
kondusif bagi terselenggaranya usaha kesejahteraan sosial bagi anak. Perumusan kebijakan kesejahteraan social dan perangkat hukum untuk
perlindungan merupakan bentuk program dalam strategi ini.
2.2.4 Anak Jalanan