tetap dalam kondisi baik. Ini dilakukan dengan dua cara yaitu pengangkutan terbuka dan pengangkutan tertutup. Pengangkutan terbuka digunakan untuk jarak
angkut dekat atau dengan jalan darat yang waktu angkutnya maksimal hanya 7 jam. Wadah angkutnya berupa drum plastik atau fiberglass yang sudah diisi air
laut sebanyak ½ sampai 23 bagian wadah sesuai jumlah ikan. Suhu laut diusahakan tetap konstan selama perjalananyaitu 19-210C. Selama pengangkutan
air perlu diberi aerasi. Kepadatan ikan sekitar 50kgwadah.
5.2. Besar Pendapatan Petani Budidaya Ikan Kerapu
Kegiatan budidaya ikan kerapu memerlukan biaya yang harus dikeluarkan, berikut biaya produksi budidaya ikan kerapu:
Tabel 6.Total biaya rata-rata usaha budidaya Ikan kerapuHa Musim panen
Dari tabel 6 diatas dapat diketahui bahwa komponen biaya terbesar budidaya ikan kerapu adalah biaya input produksi yaitu Rp.19.875.025 atau
sekitar 71,73 dari seluruh total biaya. Tingginya biaya input produksi yang harus dikeluarkan oleh petani karena petani masih membeli bibit ikan kerapu
melalui hutchery yang berada jauh di luar daerah budidaya ikan kerapu. Biaya tenaga kerja yaitu sebesar Rp. 2.552.500 atau mencapai 9,21 dari
total biaya yang dikeluarkan. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk biaya tenaga No
Jenis biaya Rata-Rata
Persentase 1
Biaya tenaga kerja 2.552.500
9,21 2
Biaya input produksi 19.875.025
71,73 3
Penyusutan 1.400.000
5,05 4
Sewa lahan 3.000.000
10,83 5
Biaya pasca panen 880.500
3,18
Jumlah 27.708.025
100
kerja dikarenakan mahalnya ongkos tenaga kerja seperti pada saat pemberian pakan ikan kerapu, sehingga semakin tinggi jumlah ikan kerapu yg di
budidayakan maka akan semakin besar biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya tenaga kerja khususnya untuk pemberian pakan.
Dalam penelitian ini peneliti memasukan variabel biaya sewa lahan yang besarnya 10,83 dari total biaya yaitu sebesar Rp. 3.000.000. Sewa tanah
dimasukan dalam unsur biaya karena sewa lahan merupakan biaya imbangan yang harus dihitung dalam menghitung suatu usahatani hal ini sesuai dengan
Gittinger.P.J., 1986 yang menyatakan bahwa Perhitungan analisis usaha tani dapat dihitung dengan tidak hanya menghitung biaya yang secara rill dikeluarkan
oleh petani tetapi juga biaya imbangan Opportunity cost seperti biaya sewa lahan . Biaya Imbangan adalah besarnya manfaat yang hilang akibat penggunaan
sumber-sumber daya terbatas untuk maksud dan tujuan tertentu Gittinger.P.J., 1986.
Pendapatan petani budidaya Ikan Kerapu diperoleh dari hasil pengurangan total penerimaan TR dengan total biaya biaya produksinya TC. Untuk melihat
besarnya pendapatan petani budidaya ikan kerapu dapat dilihat pada tabel 7:
Tabel 7. Pendapatan Rata-Rata Petani Budidaya Ikan KerapuHaMusim Panen
Sampel Luas
lahan Ha
Produksi Kg
Harga RP
TR Rp
TC Rp
Pendapatan Bersih Rp
1 3
2.000 65.000 130.000.000
54.325.000 75.675.000
2 0,4
267 65.000
17.355.000 10.305.700
7.049.300 3
1 667
65.000 43.355.000
23.100.700 20.254.300
4 1
667 65.000
43.355.000 23.100.700
20.254.300 Total
5,4 3.601
260.000 234.065.000 110.832.100
123.232.900 Rataan
1,35 900,25
65.000 58.516.250
27.708.025 30.808.225
Pendapatan diperoleh dari perhitungan pengurangan penerimaan dengan biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan petani
pembudidaya ikan kerapu selama kegiatan budidaya dalam satu musim budidaya yaitu selama 6 bulan.
Besarnya produksi yang didapatkan petani rata-rata adalah 267kg10 rante atau 667 KgHa dengan harga rata-rata Rp.65.000kg. Dari perhitungan diketahui
bahwa besarnya rata-rata total penerimaan usaha budidaya ikan kerapu adalah Rp.58.516.250 dan besarnya Total biaya yang harus dikeluarkan dalam satu kali
musim budidaya ikan kerapu adalah Rp.27.708.025. Sehingga di dapatkan besarnya pendapatan rata-rata petani budidaya iakn kerapu adalah Rp.30.808.225.
5.3 Analisis Kelayakan Finansial Budidaya Ikan Kerapu