HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Sistem Budidaya Ikan Kerapu
Sistem budidaya ikan kerapu dilakukan melalui beberapa tahap yaitu Pembuatan wadah ikan kerapu, penyediaan benih ikan kerapu, penebaran benih,
pendederan, pemberian pakan, perawatan serta penanganan panen dan pasca panen.
1. Wadah budidaya yang digunakan adalah kolam tambak. Adapun ukuran
kolam tambak tersebut adalah 30m x 50m untuk proses pembesaran dan 15mx 50m untuk proses penggelondongan.
2. Benih ikan kerapu dapat diperoleh dari alam atau dari hutchery. Di alam ikan
kerapu lumpur banyak hidup diperairan sekitar muara sungai yang berdasar lumpur dan ditumbuhi lamun seagrass. Adapun musim benihnya berbeda
pada setiap tempat. Ukuran benih yang tertangkap bervariasi, mulai 2-10 cm dengan bobot 5-25gr. Penangkapannya dengan pukat pantai, sudu, pancing,
dan bubu. Benih kerapu bisa juga diperoleh di hutchery. Sedangkan pada penelitian ini benih diperoleh dari hutchery yang berada di luar kota
penelitian. 3.
Waktu penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Keseragaman ukuran benih juga perlu diperhatikan ketika penebaran.
Tujuannya untuk mengurangi pemangsaan akibat sifat kanibal. Selain keragaman, kepadatan penebaran benih juga harus diperhatikan.
4. Benih ikan kerapu ukuran panjang 4 – 5 cm dari hasil tangkapan maupun dari
hasil pembenihan, didederkan terlebih dahulu dalam jaring nylon berukuran
1,5x3x3 m dengan kepadatan ± 500 ekor. Sebulan kemudian, dilakuan grading pemilahan ukuran dan pergantian jaring. Ukuran jaringnya tetap, hanya
kepadatannya 250 ekor per jaring sampai mencapai ukuran glondongan 20 – 25 cm atau 100 gram. Setelah itu dipindahkan ke jaring besar ukuran
3x3x3 m dengan kepadatan optimum 500 ekor untuk kemudian dipindahkan ke dalam tambak pembesaran sampai mencapai ukuran konsumsi 500 gram.
5. Pemberian pakan yang dilakukan adalah dengan pemberian pakan alami ikan
kerapu yaitu ikan rucah potongan ikan dari jenis ika tanjan, ikan lemuru dan tembang. Pemberian dilakukan pada pagi dan sore hari. Selama pemeliharaan
ikan diberi pakan dengan dosis 8 bobot badanhari, selanjutnya dosis dirutinkan menjadi 5 setelah bobotnya mencapai 300grekor.
6. Tahap perawatan dilakukan untuk menghindari adanya serangan hama dan
penyakit. Adapun hama potensial yang mengganggu usaha budidaya ikan kerapu adalah burung dan penyakit yang sering menyerang adalah jenis
penyakit infeksi akibat serangan parasit dan bakteri. Adapun cara mengatasinya dengan memberikan vitamin ikan untuk meningkatkan daya
tahan terhadap ikan kerapu. 7.
Waktu panen, biasanya ditentukan oleh ukuran permintaan pasar. Ukuran super biasanya berukuran 500 – 1000 gram dan merupakan ukuran yang
mempunyai nilai jual tinggi. Panen sebaiknya dilakukan pada padi atau sore hari sehingga dapat mengurangi stress ikan pada saat panen. Peralatan yang
digunakan pada saat panen berupa tong plastik dan peralatan aerasi. Penanganan pasca panen yang utama adalah masalah pengangkutan
sampai ditempat tujuan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga agar kesegaran ikan
tetap dalam kondisi baik. Ini dilakukan dengan dua cara yaitu pengangkutan terbuka dan pengangkutan tertutup. Pengangkutan terbuka digunakan untuk jarak
angkut dekat atau dengan jalan darat yang waktu angkutnya maksimal hanya 7 jam. Wadah angkutnya berupa drum plastik atau fiberglass yang sudah diisi air
laut sebanyak ½ sampai 23 bagian wadah sesuai jumlah ikan. Suhu laut diusahakan tetap konstan selama perjalananyaitu 19-210C. Selama pengangkutan
air perlu diberi aerasi. Kepadatan ikan sekitar 50kgwadah.
5.2. Besar Pendapatan Petani Budidaya Ikan Kerapu