Tujuan Bank Syariah Bank Syariah

14 pembinaan konsumen, program pengembangan modal kerja dan program pengembangan usaha bersama. 5. Untuk menjaga stabilitas ekonomi dan moneter. Dengan aktivitas bank syariah akan mampu menghindari pemanasan ekonomi diakibatkan adanya inflasi, menghindari persaingan yang tidak sehat antara lembaga keuangan. 6. Untuk menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap bank non syariah.

B. Dana Pihak Ketiga DPK

1. Pengertian Dana Pihak Ketiga DPK

Bagi sebuah bank sebagai lembaga keuangan, dana merupakan darah dalam tubuh badan usaha dan persoalan utama. Tanpa dana, bank tidak dapat berbuat apa- apa artinya tidak dapat berfungsi sama sekali. Dana bank adalah uang tunai yang dimiliki bank ataupun aktiva lancar yang dikuasai bank dan setiap waktu dapat diuangkan. 5 Dana yang dimiliki atau yang dikuasai bank tidaklah berasal dari milik bank sendiri, tapi juga ada dana pihak lain. Dana yang dikuasai bank bersumber dari: 6 1. Dana modal sendiri, dana yang bersumber dari modal bank sendiriatau berasal dari para pemegang saham. Dana ini disebut dana pihak pertama. 2. Dana pinjaman dari pihak luar. Ini disebut dana pihak kedua. 3. Dana dari masyarakat. Dana ini disebut dengan dana pihak ketiga. 5 Muchdarsyah Sinungan, Managemen Dana Bank Jakarta: Bumi Aksara, 1997, h. 83. 6 Ibid, h. 87. 15 Dana dari pihak luar atau dana dari pihak ketiga adalah dana yang dimiliki bank secara tidak permanen. Dana tersebut yang sewaktu-waktu ditarik kembali. 7 Jadi, dana pihak ketiga adalah sejumlah uang yang dimiliki bank dan berasal dari pihak luar yang menyimpan uangnya. Denngan kata lain, uang yang dimiliki bukan milik bank sendiri tapi titipan dari pihak luar. Bank hanya sebagai lembaga yang menghimpun kemudian akan disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan.

2. Jenis

– Jenis Produk Penghimpunan DPK Pada Prinsipnya, proses pemnghimpunan dana dari masyarakat yang dilakukann oleh bank syariah hampir sama dengan bank konvensional, artinya dalam sistem perbankan syariah dikenal produk-produk berupa giro demand deposit, tabungan saving deposit, deposito time deposit sebagai sarana untuk menghimpun dana masyarakat. Perbedaannya adalah bahwa dalam sistem perbankan syariah tidak dikenal adanya bunga sebagai kontraprestasi terhadap nasabah deposan, melainkan melalui mekanisme bagi hasil dan bonus yang bergantung pada jenis produk apa yang dipilih oleh nasabah. 8 Dengan demikian, produk penghimpunan dana funding yang ada dalam sistem perbankan syariah adalah: 7 Zainal Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Jakarta: Alfabeta, 2006, h. 50. 8 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2007, h. 79. 16

a. Tabungan

Sama seperti bank konvesional, pada bank syariah terdapat produk tabungan. Meski sama, tentu saja ada perbedaan yang ada pada tabungan syariah dimana tidak menggunakan sistem bunga. Berdasarkan Fatwa DSN nomor 02DSN-MUIIV2000 bahwa terdapat dua jenis tabungan yang dibenarkan sesuai dengan prinsip syariah, yaitu berdasarkan prinsip wadiah dan mudharabah. 1 Tabungan Wadiah Kata Wadi’ah dalam Bahasa Indonesia memiliki arti simpanan, yaitu penempatan sesuatu di tempat yang bukan pemiliknya untuk dipelihara. 9 Adiwarman Karim sendiri berpendapat tabungan wadiah merupakan tabungan yang dijalankan berdasarkan akad wadiah, yakni titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat sesuai dengan kehendak pemiliknya. Dari pengertian diatas, dapat diketahui bahwasannya tabungan wadiah merupakan produk simpanan masyarakat pada bank yang hanya bersifat titipan semata. Oleh karena itu, pihak bank selayaknya tidak mempergunakan dana dari tabungan wadiah ini baik itu untuk investasi maupun kebutuhan operasional. Begitu juga sebaliknya, pihak nasabah tidak berhak mendapat tambahan uang hasil investasi yang dilakukan pihak bank pada pihak tertentu karena dana yang 9 Bank Indonesia, Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan Syariah, Jakarta: Bank Indonesia, 2006, h.85.

Dokumen yang terkait

Analisi pengaruh dana pihak ketiga (DPK) dan non performing financing (NPF) terhadap pembiayaan yang disalurkan serta imlekasinya pada return on assets (ROA) di Bank Muamalat Indonesia

2 38 96

ANALISIS PENGARUH MODAL, NON PERFORMING FINANCING (NPF), DAN INFLASI TERHADAP PEMBIAYAAN YANG DISALURKAN SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP RETURN ON ASSETS (ROA) PADA PERBANKAN SYARIAH

2 7 156

Analisis pengaruh inflasi srtifikat bank Indonesia Syariah (SBIS), non performing financing (NPF) dan dana pihak ketiga (DPK) terhadap pembiayaan murabahah pada bank Syariah di Indonesia (periode januari 2007--maret 2011)

6 43 157

Pengaruh DPK dan NPF terhadap pembiayaan yang disalurkan (pyd) serta implikasinya pada ROA : studi pada 3 bank umum syariah di Indonesia periode 2010-2013

0 14 0

Pengaruh capital adequacy ratio (car), non performing financing (npf), danan pohak ketiga (dpk), sertifikat bank umum syariah (sbis) terhadap penyaluran pembiayaan bank umum syariah periode 2009-2015

0 8 116

Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Inflasi dan DPK terhadap NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2013-2015

1 6 101

ANALISIS PENGARUH DPK, CAR, NPF DAN ROA TERHADAP PEMBIAYAAN DI PT BANK MUAMALAT Analisis Pengaruh DPK, CAR, NPF Dan ROA Terhadap Pembiayaan Di PT Bank Muamalat Indonesia TBK. Periode 2007-2013.

0 2 15

PENGARUH NPF DAN DPK TERHADAP PEMBIAYAAN BANK SYARIAH MANDIRI INDONESIA : LAPORAN KEUANGAN PT. BANK SYARIAH MANDIRI INDONESIA PERIODE 2009-2015.

0 0 90

ANALISIS PENGARUH FDR, BOPO, NPF DAN DPK TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH (Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2011-2013) - Perbanas Institutional Repository

0 0 18

ANALISIS PENGARUH NPF, CAR, FDR, DPK, DAN ROA TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

4 27 17