Indikator Pengetahuan Tentang Zakat

48 manusia. Pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman berdasarkan kenyataan yang pasti dan pengalaman yang berulang-ulang dapat menyebabkan terbentuknya pengetahuan. Pengalaman masalalu dan aspirasinya untuk masa yang akan datang menentukan perilaku masa kini. B. Faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan antara lain meliputi: Lingkungan, sosial ekonomi, kebudayaan dan informasi. Lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh bagi pengembangan sifat dan perilaku individu. Sosial ekonomi, penghasilan sering dilihat untuk menilai hubungan antara tingkat penghasilan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Kebudayaan adalah perilaku normal, kebiasaan, nilai dan penggunaan sumber-sumber didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup. Informasi adalah penerangan, keterangan, pemberitahuan yang dapat menimbulkan kesadaran dan mempengaruhi perilaku.

2.5.2 Indikator Pengetahuan Tentang Zakat

Ada beberapa indikator untuk mengetahui pengetahuan zakat, antara lain: a Tahu atau tidak tentang zakat Nilai perbuatan seseorang ditentukan dengan ilmu, sehingga antara perbuatan orang yang berilmu dengan perbuatan orang yang tidak berilmu akan berbeda nilainya di sisi Allah. Allah SWT berfirman 49 “Katakanlah hai Muhammad, Apakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang tidak me ngetahui...” Q.S. Az-Zumar: 9 b Pengetahuan tentang perlu atau tidaknya zakat Menurut perspektif Islam, ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang sangat berharga yang menentukan kualitas seseorang atau suatu bangsa. Suatu bangsa akan menjadi bangsa yang maju, modern, dan berperadaban, manakala masyarakatnya mencintai ilmu, antara lain, ditandai dengan kebiasaan bertanya dan menulis. Betapa pentingnya suatu pertanyaan untuk membuka ilmu pengetahuan, sampai-sampai Rasulullah SAW menyatakan “Ilmu itu ibarat harta yang terpendam, dan kunci untuk menggalinya adalah kesediaan untuk bertanya. Karena itu, bertanyalah kamu sekalian hal-hal yang tidak kamu ketahui. Sesungguhnya dalam proses tanya jawab akan diberikan pahala oleh Allah pada empat kelompok yaitu: orang yang bertanya, orang yang menjawab, orang yang mendengarkan d an orang yang mencintai mereka.” HR Abu Nu‟aim dari Ali bin Abi Thalib c Pengetahuan tentang hukum zakat Zakat merupakan salah satu dari rukun Islam yang lima dan termasuk dari pondasi Islam yang agung. Maka hukumnya adalah wajib bagi muslim yang telah memenuhi persyaratan untuk mengetahui hukumnya. Dasar adalah dari Al- qur‟an, As Sunnah dan Ijma‟. Firmah Allah SWT: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam 50 menjalankan agama dengan lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah agaman yang lurus.” Al-Bayyinah: 5 Sabda R asulullah SAW: “Islam dibangun di atas lima dasar, bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad SAW adalah hamba dan utusanNya, menegakkan shalat, menunaikan zakat, menunaikan haji ke Baitullah dan berpuasa di bulan Ramadhan.” HR. Muslim d Pengetahuan tentang besaran zakat Zakat merupakan ibadah wajib yang sudah ada tuntutannya sehingga jika seseorang atau sekelompok orang mengerjakan ibadah khusus seperti shalat dengan menambah-nambah, sesuatu yang baru yang tidak ada contohnya atau mengurangi sesuatu yang telah ditetapkan, maka dianggap melakukan perbuatan bid‟ah yang menyesatkan. Seperti hanya s halat, Rasulullah SAW bersabda: “Shalatlah kalian sebagimana kalian melihat aku shalat”, maka jika seseorang menambah-nambah shalat selain dari yang sudah ditetapkan oleh syariat maka hal tersebut menyesatkan. Begitu pula dengan zakat maka barang siapa menambah atau mengurangi besaran dan ukuran zakat selain dari yang sudah ditetapkan. Allah dan Rasulnya maka hal tersebut adalah kesesatan. Sebagaimana dinyatakan dalam HR Imam Bukhari dan Muslim dari Siti Aisyah, Rasulullah bersabda “Barangsiapa yang membuat hal-hal yang baru dalam urusan ibadahku, maka hukumnya tertolak”. Semoga kita 51 semua terus menerus mau belajar menambah ilmu pengatahua, sehingga terhindar dari pekerjaan dan ibadah yang dianggap sia-sia dan ditolak oleh Allah SWT, dan membahayakan kehidupan kaum Muslimin secara luas. e Tujuan diperintahkannya zakat Orang yang berkesempatan mencari ilmu dan mengetahui tujuan dari ilmu tersebut, tetapi tidak mau memanfaatkannya, sehingga ia tetap berada dalam kebodohannya, dianggap orang yang paling akan merugi kelak kemudian hari. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam hadist Rasulullah SAW riwayat Ibnu Assakir dari Annas bin Malik. Terlebih lagi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan ibadah-ibadah khusus yang kita lakukan dalam rangka melaksanakan kewajiban kita pada Allah SWT, seperti shalat, puasa, dan ibadah haji. Karena ibadahnya orang yang bodoh sama sekali tidak memiliki pengetahuan terhadap apa yang dikerjakannya bukan saja tidak hanya akan ditolak oleh Allah SWT, tetapi juga dianggap sebagai penyakit agama yang sangat berbahaya.

2.6 Periklanan