3
Parbalohan sebanyak 541 jiwa, dan jumlah penduduk Desa Parmonangan sebanyak 709 jiwa.
Rendahnya minat baca masyarakat di desa bukan semata-mata karena kebiasaan membaca yang rendah, akan tetapi juga karena terbatasnya bahan
bacaan dan keadaan masyarakat dengan sosial ekonomi yang rendah. Seperti masyarakat yang tinggal di sekitar rumah baca lontung yang rata-rata
masyarakatnya berprofesi sebagai petani. Berdasarkan data yang diperoleh dari kepala desa, sebanyak 84,26 dari jumlah penduduk berprofesi sebagai petani.
Perekonomian masyarakat yang rendah mengakibatkan masyarakat kurang memiliki waktu senggang untuk membaca.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Pemanfaatan Taman Bacaan Terhadap Peningkatan Minat Baca di Rumah Baca Lontung Samosir”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah terdapat
pengaruh antara pemanfaatan Taman Bacaan terhadap peningkatan minat baca di
Rumah Baca Lontung Samosir?” 1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan taman bacaan terhadap peningkatan minat baca di Rumah Baca
Lontung Samosir.
4
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk : 1. Rumah Baca Lontung, penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk
menetapkan kebijakan dalam hal penyediaan informasi. 2. Peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang
pemanfaatan taman bacaan dan minat baca. 3. Peneliti selanjutnya, dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk
penelitian lanjutan mengenai penelitian yang sama dengan metode yang berbeda.
4. Ilmu Perpustakaan dan Informasi, dapat menyumbangkan pemikiran dalam hal ilmu perpustakaan dan informasi yang berkaitan dengan
pemanfaatan taman bacaan.
1.5 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka Peneliti merumuskan hipotesis penelitian ini adalah: Pemanfaatan Taman Bacaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan minat baca.
5
BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1. Pemanfaatan Taman Bacaan Masyarakat
Pembudayaan kegemaran membaca pada masyarakat dilakukan melalui penyediaan sarana perpustakaan di tempat-tempat umum yang mudah dijangkau
dan bermutu. Salah satu pelayanan perpustakaan kepada masyarakat umum adalah melalui penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat TBM.
Sutarno 2008, 127 menyatakan bahwa: Bila didasarkan urutan pada kepentingan, fungsi utama TBM adalah
pelayanan pelanggan pada ketersediaan bahan pustaka yang dibutuhkan oleh masyarakat pengguna. Taman Bacaan Masyarakat TBM lebih tepat
disebut fasilitas membaca yang berada di tengah-tengah komunitas Community Based Library dan dikelola secara sederhana, swakarsa,
swadana, dan swasembada oleh masyarakat.
TBM memiliki peran besar dalam upaya meningkatkan kecerdasan masyarakat serta sekaligus kualitas manusia pada umumnya. TBM diharapkan
akan memberikan motivasi bagi masyarakat agar gemar membaca dan gemar belajar untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk
pengembangan diri dalam bekerja ataupun usaha mandiri. Karena pendidikan merupakan salah satu pilar terpenting dalam meningkatkan kualitas manusia, dan
perpustakaan sebagai inti dari setiap program pendidikan, pengajaran, penelitian sangat membutuhkan tangan-tangan yang professional agar perpustakaan dapat
difungsikan secara optimal. Apalagi perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestari budaya bangsa dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu
6
pengetahuan, teknologi dan kebudayaan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional.
Pada prinsipnya pengertian Taman Bacaan Masyarakat hampir sama dengan pengertian perpustakaan pada umumnya. Karena kegiatan utama TBM
juga adalah mengumpulkan, mengolah, dan menyebarluaskan berbagai macam informasi yang berguna bagi masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang tinggal
di sekitar TBM tersebut. Pengertian Taman Bacaan menurut pendapat beberapa ahli yaitu :
Dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat 2006, 9 dinyatakan bahwa:
Taman Bacaan Masyarakat adalah sebuah tempatwadah yang didirikan dan dikelola baik masyarakat maupun pemerintah untuk memberikan akses
layanan bahan bacaan bagi masyarakat sekitar sebagai sarana pembelajaran seumur hidup dalam rangka peningkatan kualitas hidup
masyarakat di sekitar TBM.
Sedangkan menurut Sutarsono 2006, 19 menyatakan bahwa: Taman Bacaan Masyarakat mempunyai tanggungjawab, wewenang, dan
hak masyarakat setempat dalam membangunnya, mengelola dan mengembangkannya. Dalam hal ini perlu dikembangkan rasa untuk ikut
memiliki sense of belonging, ikut bertanggungjawab sense of responsibility, dan ikut memelihara meluhangrukebi.
Pendapat lain dikemukakan oleh Amrin 2011, 4 yang menyatakan bahwa:
Taman Bacaan Masyarakat adalah sebuah lembaga atau unit layanan berbagai kebutuhan bahan bacaan yang dibutuhkan dan berguna bagi
setiap orang per orang atau sekelompok masyarakat di desa atau wilayah TBM berada dalam rangka meningkatkan minat baca dan mewujudkan
masyarakat berbudaya baca.
7
Dari penjelasan beberapa ahli di atas dapat diketahui bahwa Taman Bacaan Masyarakat adalah lembaga atau unit layanan yang menyediakan bahan
bacaan untuk sekelompok masyarakat di suatu wilayah dalam rangka meningkatkan minat baca masyarakat.
Pemanfaatan TBM yang dilakukan masyarakat dapat dijadikan sebagai sumber belajar untuk menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman belajar.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005, 771 dinyatakan bahwa pemanfaatan adalah suatu proses, cara, atau perbuatan dalam memanfaatkan suatu
benda atau objek. Menurut Hapsari 2009, 39, pemanfaatan Taman Bacaan Masyarakat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1. Minat Masyarakat Faktor minat masyarakat sangat menentukan terhadap pemanfaatan
TBM. Dengan adanya minat masyarakat terutama dalam membaca buku yang tersedia di TBM, maka TBM dapat membantu kebutuhan
informasi pada masyarakat.
2. Tenaga Pengelola Untuk membuat TBM bermanfaat sesuai dengan tugas, fungsi dan
tujuannya, maka pengelola harus menyadari akan kepentingan dan kedudukan TBM bagi masyarakat, memahami kebutuhan informasi
masyarakat dan menguasai kegiatan pekerjaan pada TBM.
3. Koleksi TBM Pengadaan koleksi pada TBM harus disesuaikan dengan kebutuhan
informasi masyarakat pengguna TBM. 4. Fasilitas dan Layanan TBM
Fasilitas TBM merupakan segala perkakas yang digunakan dalam penyelenggaraan TBM selain buku-buku dan bahan pustaka. Fasilitas
ini meliputi rak buku, lemarikabinet katalog, meja baca dan perlengkapan lainnya yang dapat digunakan oleh masyarakat
pengguna. TBM dapat memberikan layanan yang baik dan menjadikan TBM bersifat aktif dengan mengadakan beberapa kegiatan
seperti kelompok baca, bedah buku, storytelling dan berbagai macam perlombaan.
5. Promosi TBM Promosi TBM dapat mendorong masyarakat untuk memanfaatkan jasa
layanan yang tersedia pada TBM.
8
Dapat dipahami bahwa pemanfaatan taman bacaan merupakan suatu cara atau proses dalam memanfaatkan taman bacaan oleh masyarakat pengguna.
Pemanfaatan taman bacaan berkaitan dengan layanan dan fasilitas yang tersedia di taman bacaan dan dapat digunakan oleh pengguna seperti koleksi, ruang baca, dan
kegiatan yang diadakan oleh pengelola TBM.
2.1.1. Tujuan dan Manfaat Taman Bacaan Masyarakat
Dalam pengelompokkan perpustakaan, taman bacaan masyarakat tergolong dalam perpustakaan umum. Taman bacaan menyediakan akses yang
tidak terbatas dan layanan gratis kepada masyarakat di daerah atau wilayah tertentu.
Dalam Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat 2006, 1,
tujuan taman bacaan masyarakat adalah:
1. Membangkitkan dan meningkatkan minat baca masyarakat sehingga tercipta masyarakat yang cerdas dan selalu mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. Menjadi sebuah wadah kegiatan belajar masyarakat.
3. Mendukung peningkatan kemampuan masyarakat dalam membaca dan menulis.
4. Pemberantasan buta aksara sehingga tidak menjadi buta aksara. Sedangkan menurut Murniaty 2012, 4, tujuan pendirian taman bacaan
masyarakat adalah: a. Menyediakan berbagai sumber bahan bacaan yang sesuai dan berguna
bagi warga masyarakat umum di sekitar TBM dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan minat baca masyarakat.
b. Menggerakkan dan mendorong masyarakat sekitar TBM agar mau berkunjung dan memanfaatkan TBM.
c. Memberi fasilitas bagi masyarakat di sekitar TBM untuk dapat melakukan berbagai aktivitas seperti berbagai lomba yang berbasis
membaca guna meransang dan mendorong masyarakat mempunyai minat baca dan meningkatkan kemampuan membaca.
9
d. Menyediakan tempat hiburan segar bagi masyarakat di sekitar TBM yang sekaligus tempat menambah wawasan, pengetahuan dan
keterampilan. e. Memotivasi masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap
program pemerintah dalam bidang pendidikan non formal dan peran serta masyarakat dalam pembagunan wilayahnya.
Untuk meningkatkan kualitas TBM dalam rangka merealisasikan masyarakat budaya baca, TBM juga mempunyai manfaat dalam mengembangkan
budaya baca masyarakat demi tercapainya masyarakat berbudaya baca yang berpengalaman, kritis, beradab, maju dan mandiri.
Pendirian suatu Taman Bacaan Masyarakat di tengah-tengah masyarakat tentunya mempunyai banyak manfaat bagi masyarakat di sekitar taman bacaan
khususnya dan bagi seluruh masyarakat pada umumnya. Adapun manfaat-manfaat dari pendirian Taman Bacaan Masyarakat tersebut antara lain:
1. Menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan masyarakat. 2. Dapat meningkatkan minat, kecintaan, kegemaran dan kemampuan
membaca masyarakat sekitar, menunjang pendidikan masyarakat, pekerjaan dan segala aktivitas masyarakat di sekitar TBM.
3. Dapat menggerakkan dan menumbuhkembangkan minat baca khususnya warga belajar program pendidikan keaksaraan dan
Pendidikan Luar Sekolah lainnya serta masyarakat umum sekitar TBM.
4. Menumbuhkan kegiatan belajar mandiri. 5. Membantu pengembangan kecakapan mandiri.
6. Menambah wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi IPTEK. 7. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat. Murniaty 2012, 4
Sedangkan dalam Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat 2006, 1, manfaat taman bacaan masyarakat adalah :
1. Menumbuhkan minat, kecintaan dan kegemaran membaca. 2. Memperkaya pengalaman belajar bagi warga.
3. Menumbuhkan kegiatan belajar mandiri. 4. Mempercepat proses penguasaan teknik membaca.
5. Membantu pengembangan kecakapan membaca.
10
6. Menambah wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
7. Melatih tanggungjawab melalui ketaatan terhadap aturan-aturan yang ditetapkan.
8. Membantu kelancaran penyelesaian tugas. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa manfaat taman bacaan
masyarakat adalah menumbuhkan minat baca dan kecintaan membaca untuk memperkaya pengalaman belajar bagi warga dan menambah wawasan tentang
ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain memberikan kemudahan mendapatkan bahan bacaan yang dibutuhkan masyarakat, TBM juga melakukan berbagai
kegiatan untuk menumbuhkembangkan minat dan kegemaran membaca.
2.1.2. Fungsi Taman Bacaan Masyarakat
Dalam memenuhi peranannya sebagai sumber belajar yang dapat memfasilitasi pembelajaran seumur hidup, TBM mempunyai fungsi sebagai
tempat belajar dan mencari informasi yang dibutuhkan masyarakat, baik mengenai masalah yang langsung berhubungan dengan masalah pendidikan maupun tidak
berhubungan dengan pendidikan. Dalam Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat 2006, 2,
fungsi taman bacaan masyarakat adalah: 1. Sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk belajar mandiri, dan
sebagai penunjang kurikulum program Pendidikan Luar Sekolah, khususnya program keaksaraan.
2. Sumber informasi yang bersumber dari buku dan bahan bacaan lainnya yang sesuai dengan kebutuhan warga belajar dan masyarakat
setempat. 3. Sumber penelitian dengan menyediakan buku-buku dan bahan bacaan
lainnya dalam studi kepustakaan. 4. Sumber rujukan yang menyediakan bahan referensi bagi pembelajaran
dan kegiatan akademik lainnya.
11
5. Sumber hiburan rekreatif yang menyediakan bahan-bahan bacaan yang sifatnya rekreatif untuk memanfaatkan waktu senggang untuk
memperoleh pengetahuaninformasi baru yang menarik dan bermanfaat.
Sedangkan fungsi Taman Bacaan Masyarakat menurut Kalida 2012, 2 yaitu:
1. Taman bacaan sebagai sumber belajar bagi masyarakat melalui program pendidikan nonformal dan informal.
2. Tempat yang memiliki sifat rekreatif melalui bahan bacaan. 3. Memperkaya pengalaman belajar masyarakat, latihan tanggungjawab
melalui ketaatan terhadap aturan-aturan yang ditetapkan, dan tempat pengembangan life skill.
Dalam Buku Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat TBM Rintisan 2011, 8, fungsi
taman bacaan masyarakat adalah: 1. Sebagai sumber belajar
TBM dengan menyediakan bahan bacaan utamanya buku merupakan sumber belajar yang dapat mendukung masyarakat pembelajar, seperti
buku pengetahuan untuk membuka wawasan, buku keterampilan praktis yang bisa dipraktekkan setelah membaca.
2. Sebagai sumber informasi TBM dengan menyediakan bahan bacaan berupa koran, tabloid,
referensi, booklet-leaflet, dan akses internet yang dapat dipergunakan masyarakat untuk mencari berbagai informasi.
3. Sebagai sarana rekreasi dan edukasi Dengan adanya buku-buku fiksi yang disediakan memberikan hiburan
yang mendidik dan menyenangkan.
Dari uraian di atas TBM menjalankan beberapa fungsi. Fungsi tersebut terdiri dari fungsi pembelajaran, hiburan dan informasi. Ada banyak nama yang
digunakan TBM, misalnya rumah baca, pondok baca, perahu baca, warung baca, namun pada hakikatnya semua lembaga atau organisasi tersebut melakukan fungsi
yang sama dengan TBM.
12
2.1.3. Peran Taman Bacaan Masyarakat
Peran taman bacaan masyarakat merupakan bagian dari tugas pokok yang harus dijalankan. Peranan tersebut menentukan dan mempengaruhi dalam
pencapaian visi dan misi taman bacaan tersebut. Setiap taman bacaan akan mempunyai makna apabila dapat menjalankan peranannya dengan baik, karena
peranan tersebut berhubungan dengan keberadaan, tugas dan fungsinya. Dalam upaya meningkatkan minat dan budaya baca, taman bacaan memiliki peran
sebagai: Menurut Hamid 2010, 81, peran taman bacaan masyarakat adalah:
1. Taman bacaan masyarakat berperan sebagai tempat informasi. Taman bacaan harus menjadi tempat layanan informasi yang
dibutuhkan oleh masyarakat melalui media bacaan yang tersedia. Taman bacaan harus mampu menyediakan berbagai jenis media
seperti buku, audio, audiovisual, booklet, atau bahan bacaan praktis lainnya.
2. Taman bacaan masyarakat berperan sebagai tempat untuk memperluas wawasan dan pengetahuan.
Taman bacaan dapat dijadikan sebagai tempat kegiatan belajar bagi masyarakat. Untuk itu taman bacaan harus menyediakan bahan bacaan
ringan atau pengetahuan umum, dan bahan bacaan ilmu pengetahuan praktis yang bersifat aplikatif.
3. Taman bacaan masyarakat berperan sebagai tempat hiburan edukatif. Taman bacaan harus bisa membuat masyarakat merasa tertarik dan
nyaman untuk berkunjung maupun belajar. Oleh karena itu, taman bacaan juga menyediakan bahan bacaan yang bersifat menghibur
seperti buku cerita, novel, komik, dan sebagainya.
4. Taman bacaan masyarakat berperan sebagai pembinaan watak dan moral.
Taman bacaan dapat menjadi tempat pembinaan watak dan moral apabila tersedia bahan bacaan yang terkait dengan ilmu dan
pengetahuan tentang psikologis, agama, sejarah, otobiografi tokoh dan pengalaman hidup seseorang.
5. Taman bacaan masyarakat berperan tempat keterampilan. Untuk memfasilitasi masyarakat yang akan belajar keterampilan,
taman bacaan perlu menyediakan bahan bacaan baik berbagai keterampilan yang bersifat praktis seperti pertanian, peternakan,
elektronika dan sebagainya.
13
Sedangkan menurut Sutarno 2006, 68, peranan yang dapat dijalankan taman bacaan masyarakat antara lain:
1. Secara umum taman bacaan masyarakat merupakan sumber informasi, pendidikan, penelitian, preservasi dan pelestarian khasanah budaya
bangsa serta tempat rekreasi sehat, murah dan bermanfaat. 2. Mempunyai peranan media atau jembatan yang berfungsi
menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi yang dimiliki.
3. Mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara
penyelenggara taman bacaan dengan masyarakat yang dilayani. 4. Dapat berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca,
kegemaran membaca, kebiasaan membaca, dan budaya membaca, melalui penyedia berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan masyarakat.
5. Berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, mengembangkan ilmu
pengetahuan dan pengalamannya. 6. Merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan agen
kebudayaan manusia. 7. Berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota
masyarakat dan pengunjung taman bacaan masyarakat. Mereka dapat belajar secara mandiri otodidak, melakukan penelitian, menggali,
memanfaatkan dan mengembangkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan.
8. Petugas taman bacaan masyarakat dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pengguna user education, dan
pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang pentingnya taman bacaan bagi orang banyak.
9. Menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua karya manusia yang tidak terniali
harganya.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa taman bacaan masyarakat berperan sebagai sumber informasi yang sangat penting bagi masyarakat dan
sebagai sarana untuk membangun komunitas antara sesama pengguna taman bacaan masyarakat. Taman bacaan masyarakat juga berperan sebagai tempat
pembinaan moral dan watak, serta keterampilan masyarakat.
14
2.1.4. Koleksi Taman Bacaan Masyarakat
Koleksi taman bacaan masyarakat yang memadai, baik jumlah, jenis dan mutunya, yang tersusun rapi, dengan sistem pengolahan serta kemudahan akses
atau temu kembali informasi, merupakan salah satu kunci keberhasilan TBM. Oleh karena itu taman bacaan perlu memiliki koleksi bahan pustaka yang relatif
lengkap sesuai visi, misi, perencanaan, strategis, kebijakan, dan tujuan. Koleksi TBM yang baik adalah koleksi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan
pengguna. Kekuatan koleksi pustaka ini merupakan daya tarik bagi pemakai, sehingga banyak dan lengkap koleksi bahan pustaka yang dibaca dan dipinjam,
akan semakin ramai pengunjung TBM dan makin tinggi intensitas sirkulasi buku. Akhirnya makin besar pula proses transfer informasi transfer of information dan
taman bacaan berfungsi sebagai media atau alat serta jembatan perantara antara sumber informasi dengan masyarakat pemakai.
Dalam Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat 2006, 04 dinyatakan bahwa:
Jumlah koleksi TBM minimal 300 judul, terdiri atas buku, majalah, surat kabar, leaflet, dan bahan aodio visual. Dalam rangka pengembangan dan
pembinaan minat baca masyarakat maka diharapkan koleksi terbesar dari 1 satu unit TBM adalah 40 bahan bacaan hiburan, 30 ilmu pengetahuan
praktis, sedang sisanya 30 adalah ilmu-ilmu lainnya seperti agama, politik, kesenian, hukum, pendidikan, disesuaikan dengan kondisi
lingkungan setempat.
Sedangkan Amrin 2011, 17 menyatakan bahwa: Koleksi pada taman bacaan masyarakat harusnya disesuaikan dengan
kebutuhan warga setempat, misalnya masyarakat yang ada di daerah pertanian sawah, kebutuhan sarana bacanya adalah berbeda dengan
masyarakat yang ada di daerah perkebunan kelapa sawit. Atau masyarakat yang ada di pegunungan dengan masyarakat di pantai atau masyarakat
15
yang tinggal diperkotaan akan sangat berbeda dengan kebutuhan sarana bacaannya.
Sehubungan di atas Sutarno 2006: 82 menyatakan bahwa: Koleksi suatu perpustakaan atau taman bacaan mencakup jenis bahan
pustaka tercetak seperti: buku, majalah, surat kabar, bahan pustaka terekam dan elektronik seperti kaset, video, piringan disk, film-film strip,
dan koleksi bentuk tertentu, seperti lukisan, insektarium, alat peraga, globe, foto dan lain-lain.
Koleksi taman bacaan mencakup bahan pustaka dengan informasi yang terkandung sesuai dengan kebutuhan informasi masyarakat, serta dapat dibaca,
didengar dan dimengerti oleh masyarakat penggunanya. Koleksi yang terdapat pada taman bacaan berupa buku, terbitan berseri dan bahan-bahan non buku.
Koleksi tersebut diatur dan ditata secara sistematis, sehingga informasi yang terdapat dalam koleksi tersebut dapat dengan mudah ditemukan oleh pengguna.
2.1.5. Layanan pada Taman Bacaan Masyarakat
Taman Bacaan Masyarakat dikatakan baik apabila dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pengunjung. Kepuasan pemakai dapat dilihat
dari seberapa jauh taman bacaan masyarakat menyediakan berbagai jenis koleksi yang dibutuhkan oleh para pemakainya. Keberhasilan TBM dalam melayani
masyarakat penggunanya antara lain terlihat dari berapa banyak orang yang memanfaatkan TBM setiap hari dan seberapa jauh TBM menyediakan berbagai
jenis koleksi bacaan yang dibutuhkan pengguna. Dalam Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat 2006, 17
Layanan TBM yang dibutuhkan masyarakatnya adalah:
16
1. Suasana TBM Ruang TBM hendaknya dapat menyenangkan pengunjung. Oleh
karena itu harus diatur agar tetap bersih, sejuk, tentram, rapi dan aman juga termasuk pengaturan bahan pustaka dan peralatanperlengkapan
lainnya sehingga pengunjung merasa senang berada di ruang TBM.
2. Tenaga Pelayanan Tenaga pelayanan TBM sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai
berikut: a. Memiliki pengetahuan dasar tentang pengelolaan TBM.
b. Memiliki kemauan dan kemampuan untuk melayani orang dengan
ramah, sopan, teliti, tekun dan senang membaca. c. Berpenampilan menyenangkan sehingga orang tidak segan
bertanya atau meminta pertolongan. d. Pandai bergaul sehingga orang merasakan dekat dan diperhatikan.
3. Sistem Layanan TBM TBM menggunakan sistem layanan terbuka sehingga
pengunjungpengguna dapat masuk ke ruang baca untuk memilih dan mengambil bahan bacaan sendiri di rak, atau dapat pula minta bantuan
dari petugas. Mereka menggunakan saranatempat baca dengan bebas.
4. Jenis Kegiatan Pelayanan a. Layanan membaca, yaitu memanfaatkan bahan bacaan seperti
buku, majalah, surat kabar dan lain-lain untuk membaca di ruang baca.
b. Peraturan sirkulasi peminjaman yaitu peminjaman buku untuk dibawa ke rumah atau di luar ruangan TBM. Pengguna yang boleh
meminjam buku hanyalah anggota yang telah terdaftar.
Sistem layanan di TBM adalah sistem layanan terbuka, sehingga pengunjung dapat masuk ke ruang baca untuk memilih dan mengambil bahan
bacaan sendiri dari rak, atau dapat pula meminta bantuan kepada petugas. Pembaca juga dapat menggunakan tempat baca secara bebas untuk membaca.
Menurut Murniaty 2012, 14, jenis pelayanan di TBM ada dua macam, yaitu:
1. Layanan membaca Layanan membaca yaitu memanfaatkan bahan bacaan seperti buku,
majalah, surat kabar dan lain-lain untuk membaca di ruang baca. 2. Layanan sirkulasi
Layanan sirkulasi atau peminjaman adalah peminjaman buku untuk di bawa ke rumah atau di luar ruangan TBM.
17
Taman Bacaan Masyarakat TBM harus mampu memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, dimana TBM berfungsi untuk membantu
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan informasi. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan pada TBM penting bagi masyarakat untuk mengembangkan
kreativitas dan meningkatkan minat baca. Pelayanan Taman Bacaan Masyarakat TBM adalah kegiatan usaha
pemakaian dan pemanfaatan atau pendayagunaan bahan bacaan oleh masyarakat. Taman Bacaan Masyarakat harus mengusahakan agar seluruh
bahan bacaan yang ada di TBM untuk dibaca, dimanfaatkan atau didayagunakan sebanyak mungkin oleh masyarakat. Layanan kepada
masyarakat ini dapat dikatakan berhasil apabila koleksi yang tersedia banyak dimanfaatkan dan dibaca oleh masyarakat. Kementrian
Pendidikan Nasional, 2011, 1
TBM yang baik adalah TBM yang dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pengguna. Keberhasilan TBM dalam melayani masyarakat
penggunanya dapat terlihat dari jumlah orang yang memanfaatkan TBM setiap hari dan seberapa jauh TBM menyediakan berbagai jenis koleksi bacaan yang
dibutuhkan pengguna. Untuk itu, ruang TBM harus nyaman bagi pembaca, keadaannya harus bersih, sejuk, rapid an aman.
2.1.6. Pengelola Taman Bacaan Masyarakat
Pendidikan keaksaraan sangat berhubungan dengan TBM agar warga buta aksara yang sudah melek aksara tidak buta kembali dengan adanya TBM ini,
sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga sesuai dengan minat dan kebutuhan setempat. Sedangkan
program TBM belum dapat dikatakan berhasil apabila kemampuan, keterampilan dan kinerja pengelola belum memadai untuk mengelola Taman Bacaan
18
Masyarakat, sehingga bagi para Pengelola TBM agar dapat mengikuti pelatihan yang berhubungan dengan penyelenggaraan TBM sebelum melaksanakan
tugasnya. Dalam Buku Pedoman Pengelolahan Taman Bacaan Masyarakat 2006,
23 dinyatakan bahwa Pengelola Taman Bacaan Masyarakat harus memiliki: a. Pengelola TBM yang diselenggarakan oleh masyarakat harus memiliki
sikap peduli tanpa pamrih relawan untuk membantu melayani bahan bacaan dan pembimbing masyarakat membaca, berbeda dengan TBM
yang dikelola oleh pemerintah.
b. Pengelola diutamakan berlatar pendidikan bidang komunikas atau pendidikan yang memahami berbagai bahan bacaan serta responsif
gender dan berkomitmen untuk mengembangkan minat baca masyarakat.
c. Pengelola TBM diutamakan memiliki usaha ekonomi ditempat TBM, misalnya warung kopi, wartel, counter HP, dan lain-lain.
Sedangkan menurut Murniaty 2012, 7 bahwa: Sumber Daya Manusia SDM pengelola TBM harus seorang yang
memiliki kualifikasi, kompetensi dan dedikasi yang tinggi serta memiliki kemampuan teknis dalam mengelola dan melaksanakan layanan
kepustakaan kepada masyarakat. Kualifikasi dan kompetensi pengelola TBM harus disesuaikan dengan kebutuhan dan juga ketersediaan tenaga
pengelola. Selain tenaga pengelola, TBM juga dapat memberdayakan masyarakat, anak-anak muda, atau mahasiswa sebagai relawan.
Untuk meningkatkan kompetensi, wawasan, pengetahuan dan keterampilan, maka setiap pengelola TBM dapat mengikuti pendidikan dan
pelatihan yang terkait dengan pengelolaan TBM, mengikuti seminar, atau kunjungan ke TBM lain.
Menurut Ernawati 2010, 71 syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pengelola di bidang pelayanan informasi di TBM antara lain:
1. Memiliki pengetahuan dasar tentang pengelolaan TBM. 2. Memiliki kemauan, dedikasi dan kemampuan untuk melayani orang
dengan ramah, sopan, teliti, tekun dan senang membaca.
19
3. Berpenampilan menyenangkan sehingga orang tidak segan bertanya atau minta pertolongan.
4. Pandai bergaul sehingga orang merasa dekat dan diperhatikan. Untuk mewujudkan peran TBM tersebut maka pengelola mempunyai tugas
agar tercapainya masyarakat yang terampil dan menumbuhkembangkan minat baca terhadap masyarakat.
Dalam Buku Pedoman Pengelolahan Taman Bacaan Masyarakat 2006, 24 dinyatakan bahwa tugas-tugas pengelola TBM adalah:
a. Melakukan sosialisasi promosi bahan bacaan yang ada di TBM bagi masyarakat sekitar dan keberadaan TBM itu sendiri.
b. Melakukan kajian sederhana untuk mendapatkan data profil masyarakat yang akan dilayani sehingga jenis bahan bacaan yang
disediakan sesuai dengan kebutuhan bahan bacaan masyarakat. Untuk itu pengelola TBM perlu memiliki katalog dari seluruh penerbit untuk
memudahkan penelusuran dan pemesanan bahan bacaan yang diperlukan.
c. Memberi layanan membaca, meminjam, melakukan berbagai aktifitas untuk meningkatkan kemampuan membaca, merangsang minat baca
dan lain-lain. d. Mengumpulkan bahan bacaan buku, leaflet, booklet, dan lain-lain
dari para donatur bahan bacaan baik masyarakat perorangan maupun lembaga dan juga dari lembaga pemerintah maupun swasta baik dari
pusat maupun daerah. Sehingga bahan bacaan selalu kaya dan bervariasi, tidak membosankan tetapi selalu berbasis kebutuhan
masyarakat setempat.
e. Memberi layanan jam buka TBM secara optimal setiap hari sejak pagi sampai malam agar masyarakat yang tidak sempat berkunjung ke
TBM pagi hari akibat kesibukan dapat dikunjungi malam hari. f. Menata bahan bacaan di ruang display bahan bacaan.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pengelola TBM harus memiliki sikap peduli dan tanpa pamrih untuk melayani dan membimbing masyarakat
dengan latar belakang pendidikan bidang komunikasi agar dapat mengembangkan minat baca masyarakat, serta memiliki usaha ekonomi ditempat dimana TBM
tersebut didirikan sehingga memberi kenyamanan pada pengguna TBM. Pengelola
20
TBM juga memiliki tugas untuk mempromosikan bahan bacaan yang ada di TBM bagi masyarakat sekitar dan keberadaan TBM itu sendiri. Selain mempromosikan
bahan bacaan , pengelola juga dapat mengumpulkan bahan bacaan yang bervariasi dari para donator agar pengguna TBM tidak merasa bosan tetapi bahan bacaan
tersebut berbasis kebutuhan masyarakat.
2.1.7. Frekuensi Pemanfaatan Taman Bacaan Masyarakat
Taman Bacaan Masyarakat TBM dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar bagi masyarakat penggunanya. Dalam hal ini TBM harus dapat
menyediakan informasi yang dapat menarik minat pengguna, sehingga frekuensi pemanfaatan TBM dapat meningkat. Menurut Salim 2002, 425 menyatakan
bahwa “Frekuensi adalah sejumlah pengulangan kejadian tertentu yang teratur”. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005, 322, frekuensi
mempunyai arti “Kekerapan”. Dapat diketahui bahwa frekuensi pemanfaatan merupakan suatu rutinitas
pengguna taman bacaan, dimana frekuensi pemanfaatan tersebut berhubungan dengan kebutuhan pengguna sehingga frekuensi pemanfaatan dapat menjadi tolok
ukur pemanfaatan taman bacaan. Kegiatan yang dilakukan pengguna dalam memanfaatkan taman bacaan dapat meliputi banyak hal, seperti memanfaatkan
koleksi yang ada, baik dengan cara membaca di tempat maupun meminjam koleksi, memanfaatkan fasilitas yang ada, memanfaatkan layanan tersedia dan lain
sebagainya.
21
Sintesis:
Yang dimaksud dengan pemanfaatan taman bacaan adalah suatu cara atau proses dalam memanfaatkan layanan dan fasilitas yang disediakan
oleh taman bacaan, dengan indikator 1 Frekuensi kunjungan ke Taman Bacaan 2 Koleksi Taman Bacaan 3 Layanan Taman Bacaan
2.2. Peningkatan Minat Baca
Membaca pada era globalisasi ini merupakan suatu keharusan yang mendasar untuk membentuk perilaku seseorang. Dengan membaca seseorang
dapat menambah informasi dan memperluas ilmu pengetahuan serta kebudayaan. Tidak diragukan lagi bahwa membaca adalah sarana penting bagi setiap orang yag
ingin maju. Karena dengan bacaan membuat m ereka lebih cerdas, kritis dan mempunyai daya analisa yang tinggi.
Minat adalah aspek kejiwaan yang kompleks dan unik karena perwujudannya yang berpengaruh pada perilaku sangat mempengaruhi oleh
kondisi lingkungan dan kejiwaan. Minat mempunyai arti sikap jiwa seseorang termasuk tiga fungsi jiwanya yaitu kognitif pengenalan, emosi perasaan, dan
konasi kemauan yang tertuju pada sesuatu. Sedang baca atau membaca mempunyai arti mengucapkan lafal bahasa tulisan kedalam bahasa lisan menurut
peraturan tertentu Rachman, 1996. Menurut Harris dan Liba 1960, 728-733 menyatakan bahwa minat dapat
dilihat atau dinilai dari: a. Wujud pernyataan atau pengakuan seseorang terhadap objek-objek
tertentu. b. Wujud perilaku seseorang dalam melakukan sesuatu membaca.
22
Minat adalah suatu rasa ketertarikan pada suatu kegiatan yang ditunjukkan dengan keinginan, kecenderungan untuk memperhatikan kegiatan tersebut tanpa
ada seorangpun yang menyuruh, dilakukan dengan kesadaran diri sendiri dan diikuti dengan perasaan yang senang.
Menurut Klein yang dikutip oleh Farida Rahim 2008,3 menyatakan bahwa definisi membaca mencakup:
1. Membaca merupakan suatu proses 2. Membaca adalah strategi
3. Membaca merupakan interaktif
Dalam hal ini yang dimaksud dengan membaca merupakan suatu proses informasi dari teks pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan
yang utama dalam membentuk makna, membaca adalah strategi dalam kegiatan membaca yang digunakan guna memahami makna dari bacaan, dan membaca
adalah interaksi antara pembaca dengan teks yang dibaca. Menurut Meckel 1983, 10 menyatakan bahwa:
Minat baca adalah kegiatan membaca yang dilakukan atas kemauan atau inisiatif pribadi seseorang tanpa pengaruh dari pihak lain atau luar. Senada
dengan hal tersebut, Gage, Ed. 1983, 990 berpendapat bahwa kegiatan membaca yang dilakukan seseorang sebagai hasil atau akibat pengaruh
langsung dan disengaja melalui serangkaian tindakan dan program yang terpola terutama kegiatan program belajar-mengajar di sekolah.
Perwujudan dalam minat baca yang dikemukakan Meckel itu tidak dapat dilihat sebagai perilaku yang berbeda, tetapi dilihat sebagai sesuatu yang
mewujud pada perilaku yang sama, yaitu yang mewujud pada kegiatan membaca. Sedangkan Rahim 2008, 28 menyatakan bahwa:
Minat baca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seorang untuk membaca. Seseorang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan
diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan
23
kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa minat baca adalah kegiatan
membaca yang dilakukan seseorang melalui serangkaian tindakan dan program untuk mewujudkan kegiatan belajar-mengajar. Dalam hal ini upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan pengajaran, dapat dilakukan lewat pemahaman minat baca yang disertai dengan upaya peningkatan bahan bacaan.
Upaya peningkatan minat baca merupakan tanggung jawab semua pihak mulai dari diri pribadi, orang tua keluarga, lingkungan sosial LSM, Organisasi,
Pemuka Masyarakat, Pendidik dan Pemerintah. Keempat Komponen tersebut saling bersinggungan satu sama lainnya yang tak dapat dipisahkan. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia 2005, 1060 dinyatakan bahwa peningkatan adalah proses, perbuatan, atau cara dalam meningkatkan suatu usaha atau kegiatan.
Menurut Siregar 2008, 2, peningkatan minat baca ditentukan oleh dua faktor, yaitu:
1. Keinginan dan sikap masyarakat terhadap bahan bacaan. Jika keinginan dan sikap positif terhadap bahan bacaan terdapat dalam
masyarakat, maka akan timbul minat baca. Dengan kata lain, minat baca berarti adanya perhatian atau kesukaan untuk membaca.
2. Ketersediaan dan kemudahan akses terhadap bahan bacaan. Ini berarti, tersedia bahan bacaan yang diminati oleh masyarakat dan mudah
untuk memperolehnya. Faktor ini erat kaitannya dengan dunia penerbitan dan pelayanan perpustakaan. Selain itu, adanya berbagai
penerbit dan lembaga media massa yang ikut mendorong tumbuhnya minat baca melalui berbagai terbitan juga sangat membantu.
Dapat dipahami bahwa peningkatan minat baca merupakan suatu proses dalam meningkatkan kegiatan membaca secara maksimal. Peningkatan minat baca
seseorang juga dapat terlihat dari faktor yang menyebabkan orang terssebut melakukan kegiatan membaca, kebutuhan akan bacaan, banyaknya bacaan yang
24
dibaca dan intensitas membaca.
2.2.1. Tujuan dan Manfaat Membaca
Untuk mengetahui yang dimaksud dengan tujuan dan pemanfaatan membaca, maka harus diketahui terlebih dahulu defenisi dari tujuan dan manfaat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005, 710 disebutkan bahwa tujuan dan manfaat mengandung arti, “proses, cara, perbuatan, dampak”.
Dari pengertian diatas dapat dirumuskan bahwa tujuan dan manfaat membaca adalah suatu proses untuk menambah atau memperkaya diri dengan
berbagai informasi yang dilakukan dengan cara membaca bahan bacaan tentang topik-topik menarik.
Menurut Heilman 1976, 316-322 mengemukakan beberapa manfaat dan tujuan membaca yaitu:
a. Menambah atau memperkaya diri dengan berbagai informasi tentang topik-topik menarik.
b. Memahami dan menyadari kemajuan pribadinya sendiri. c. Membenahi atau meningkatkan pemahamannya tentang masyarakat
dan dunia atau tempat yang dihuninya. d. Memperluas cakrawala wawasan atau pandangan dengan jalan
memahami orang-orang lain dan bagian atau tempat-tempat lain. e. Memahami lebih cermat dan lebih mendalam tentang kehidupan
pribadi orang-orang besar atau pemimpin terkenal dengan jalan membaca biografinya.
f. Menikmati dan ikut merasakan liku-liku pengalaman petualangan dan kisah percintaan orang-orang banyak.
Sedangkan menurut Lili Roesma 1994, 32 minat baca mempunyai tujuan sebagai berikut:
a. Mewujudkan suatu sistem penumbuhan dan pengembangan nilai ilmu yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
b. Mengembangkan masyarakat bacareading society lewat layanan masyarakat perpustakaan dengan penekanan pada penciptaan
25
lingkungan baca untuk semua jenis bacaan pada lapisan masyarakat. Pendapat lain dikemukakan oleh Gray Roggers 1995 yang
menyebutkan beberapa manfaat membaca adalah: a. Meningkatkan pengembangan diri.
Dengan membaca seseorang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan. Sehingga daya nalarnya berkembang dan berpandangan luas yang
akan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Seorang pustakawan harus banyak membaca untuk mengembangkan prestasi dan
meningkatkan karir mereka.
b. Memenuhi tuntutan intelektual. Dengan membaca buku, pengetahuan bertambah dan pembendaharaan
kata-kata meningkat, melatih imajinasi dan daya pikir sehingga terpenuhi kepuasan intelektual.
c. Memenuhi kepentingan hidup. Dengan membaca akan memperoleh pengetahuan praktisyang berguna
dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dengan membaca cara perawatan buku, maka akan diperoleh pengetahuan cara perawatan
buku.
d. Meningkatkan minatnya terhadap suatu bidang. Seseorang yang senang buku internet misalnya dengan membaca
buku-buku tentang internet, minatnya akan meningkat untuk mempelajarinya lebih mendalam.
e. Mengetahui hal-hal yang Aktual. Dengan membaca seseorang dapat mengetahui peristiwa-peristiwa
yang terjadi di lingkungan tanpa harus pergi ke lokasi, misalnya: adanya gempa bumi, banjir, kebakaran, dan peristiwa yang lain.
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa tujuan dan manfaat membaca itu pada dasarnya untuk memperoleh informasi yang bermanfaat bagi
kehidupan sehari-hari. Dengan membaca dapat juga memperoleh kepuasan dan kenikmatan emosional artistik. Untuk memenuhi tujuan dan manfaat yang ingin
diperoleh itu, tentu saja memerlukan sejumlah jenis corak atau ragam buku sehingga kebutuhan dan kenyataan individu setiap orang dapat terpenuhi dan
disalurkan secara tepat. Tujuan dan manfaat membaca itu tidak dapat dilihat terpisah dari selera dan minat baca yang berbeda pada setiap individu seseorang.
26
2.2.2. Intensitas Membaca
Banyak atau tidaknya informasi yang diperoleh dari membaca, tergantung dari intensitas membaca. Seseorang melakukan sesuatu kegiatan dikarenakan ada
dorongan dalam dirinya, dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus sering disebut intensif. Intensitas juga berhubungan dengan frekuensi, yaitu seberapa
sering kegiatan tersebut dilakukan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005, 383 dinyatakan bahwa intensitas merupakan keadaan tingkatan atau ukuran
intensnya. Arthur S Reber 1985, 366 mendefinisikan “intensity is as borrowed from physics a measure of quantity of energy”. Bahwa intensitas adalah sebagai
pinjaman dari fisik, suatu ukuran dari kuantitas energi, dapat juga dikatakan bahwa intensitas adalah tingkatan atau ukuran yang menunjukkan keadaan seperti
kuat, tinggi, bergelora, penuh semangat dan sangat emosional yang dimiliki oleh seseorang yang diwujudkan dalam bentuk sikap maupun perbuatan. Jadi dapat
dikatakan bahwa Intensitas merupakan kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan lebih dari satu kali dengan frekuensi yang semakin lama semakin meningkat.
Membaca adalah proses pengolahan bacaan secara kritis dan kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh
tentang bacaan itu, dan penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu.
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa intensitas membaca adalah jumlah waktu yang digunakan untuk membaca yang dilakukan secara cermat dan
hati-hati dengan tujuan untuk memahami seluruh isi teks buku secara mendalam dan detail.
27
2.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Baca
Membaca sangat penting bagi kehidupan manusia. Akan tetapi, kenyataannya banyak orang yang belum menjadikan membaca sebagai suatu
kebiasaan dan kebutuhan. Hal ini yang menjadikan rendahnya minat seseorang terhadap kegiatan membaca. Rendahnya minat baca pada seseorang dapat
disebabkan berbagai faktor. Menurut Dawson dan Bamman 1960, 133-147 mengemukakan prinsip-
prinsip yang mempengaruhi minat baca sebagai berikut: a. Seseorang dapat menemukan kebutuhan dasarnya lewat bahan-bahan
bacaan topik, isi, pokok persoalan, tingkat kesulitan, dan cara penyajiannya sesuai dengan kenyataan individunya. Berdasarkan
prinsip itu, dapat ditegaskan bahwa setiap oarang memiliki kebutuhan dan kepentingan individual yang berbeda dengan orang lainnya.
Perbedan itu berpengaruh terhadap pilihan dan minat baca setiap individu sehigga setiap orang memilih buku atau bahan bacaan sesuai
dengan kenyataan dan kepentingannya sendiri. Prinsip itu termasuk prinsip psikologi.
b. Kegiatan dan kebiasaan membaca dinyatakan atau dianggap berhasil atau bermanfaat jika murid memperoleh kepuasan dan dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya. Setiap seseorang ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya, yaitu rasa aman, status dan
kedudukan tertentu, kepuasan efektif, dan kebebasan yang sesuai dengan kenyataan serta tingkat perkembangannya. Kebutuhan itu
berpengaruh terhadap pilihan dan minat baca masing-masing individu. Hal itu berarti bahwa ada pengaruh faktor psikologi terhadap minat
baca.
c. Tersedianya sarana buku bacaan kehidupan keluarga atau rumah tangga merupakan salah satu faktor pendorong terhadap pilihan bahan
bacaan dan minat baca setiap individu. Atas dasar prinsip itu, dapat ditegaskan bahwa pilihan dan minat baca setiap individu ada
kemungkinan didorong oleh kondisi atau status sosial ekonomi kehidupan keluarga atau rumah tangganya masing-masing. Dengan
kata lain, perwujudan minat baca murid didorong pula oleh faktor- faktor sosiologis.
d. Jumlah dan ragam bacaan yang disenangi oleh anggota-anggota keluarga ayah, ibu, dan saudara kandung juga berfungsi sebagai
salah satu pendorong pilihan bahan bacaan dan minat setiap individu. Atas dasar prinsip itu, dapat ditegaskan bahwa minat baca setiap
28
individu dapat timbul karena kebiasaan dan kesenangan anggota keluarganya itu dapat dilihat sebagai salah satu faktor pendorong yang
dimasukkan sebagai faktor sosiologis.
e. Tersedianya sarana perpustakaan sekolah yang relatif lengkap dan sempurna serta kemudahan proses peminjamannya merupakan faktor
besar yang mendorong terhadap pilihan bahan bacaan dan minat baca individu itu sendiri. Atas dasar prinsip itu, dapat ditegaskan bahwa
faktor kurikuler sangat mendorong terhadap timbulnya minat baca.
f. Adanya program khusus kurikuler yang memberikan kesempatan seseorang membaca serta periodik di perpustakaan sekolah sangat
mendorong perkembangan dan peningkatan minat baca seseorang. Prinsip itu menegaskan bahwa kegiatan pelaksanaan pengajaran
membaca secara intensif dan ekstensif merupakan kegiatan kurikuler yang sangat mendorong dalam pembinaan, pengembangan, dan
peningkatan minat baca. Dengan kata lain, faktor kurikuler, yang berwujud pelaksanaan program membaca secara teratur
diperpustakaan sekolah, baik dengan bimbingan guru maupun tanpa bimbingan guru, merupakan faktor dominan yang mendorong
pembinaan, pengembangan, dan peningkatan minat baca seseorang.
g. Saran-saran teman sekelas sebagai faktor eksternal dapat mendorong timbulnya minat baca seseorang. Prinsip itu menegaskan bahwa
kegiatan belajar mengajar berupa tukar pengalaman, diskusi, dan sumbangan sara yang dilakukan individu dalam ruang kelas atau
diluar ruang kelas baik dengan pengarahan dan bimbingan guru maupun tanpa pengarahan dan bimbingan guru dapat mendorong
pemilihan bahan bacaan dan minat baca murid. Kegiatan belajar- mengajar yang memberikan kesempatan murid untuk saling
mempengaruhi dan sumbang saran dalam hal pemilihan bahan-bahan bacaan merupakan salah satu bentuk kegiatan kurikuler yang perlu
dimanfaatkan unruk pembinaan, pengembangan, dan peningkatan minat baca murid.
h. Faktor guru berupa kemampuan mengelola kegiatan dan interaksi belajar-mengajar, khususnya dalam program pengajaran membaca,
kejelian guru dalam memperhatikan perbedaan selera dan minat baca seseorang sangat mendorong pembinaan, pengembangan, dan
peningkatan minat baca orang tersebut.
i. Faktor jenis kelamin juga berfungsi sebagai pendorong perwujudan pemilihan buku bacaan dan minat baca murid. Prinsip itu menegaskan
bahwa perbedaan jenis kelamin secara psikologis dapat mendorong perwujudan selera dan minat baca seseorang.
Sedangkan menurut Rachman 1996, 06 faktor-faktor yang
mempengaruhi minat baca adalah:
29
a. Sistem pembelajaran di Indonesia belum membuat siswamahasiswa harus membaca buku lebih banyak dari apa yang diajarkan dan
mencari informasi atau pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan di kelas.
b. Banyaknya hiburan TV dan permainan di rumah atau di luar rumah yang membuat perhatian anak atau orang dewasa untuk menjauhi
buku. Sebenarnya dengan berkembangnya teknologi internet akan membawa dampak terhadap peningkatan minat baca masyarakat,
karena internet merupakan sarana visual yang dapat disamakan dengan sumber informasi yang lebih up to date, tetapi hal ini disikapi
lain karena yang dicari di internet kebanyakan berupa visual yang kurang tepat bagi konsumsi anak-anak.
c. Banyaknya tempat-tempat hiburan seperti taman rekreasi, karaoke, mall, supermarket dan lain-lain.
d. Budaya baca masih belum diwariskan oleh nenek moyang kita, hal ini terlihat dari kebiasaan Ibu-Ibu yang sering mendongeng kepada putra-
putrinya sebelum anaknya tidur dan ini hanya diaplikasikan secara verbal atau lisan saja dan tidak dibiasakan mencapai pengetahuan
melalui bacaan.
e. Para ibu disibukkan dengan berbagai kegiatan di rumahdi kantor serta membantu mencari tambahan nafkah untuk keluarga, sehingga waktu
untuk membaca sangat minim. f. Buku dirasakan oleh masyarakat umum sangat mahal dan begitu juga
jumlah perpustakaan masih sedikit dibanding dengan jumlah penduduk yang ada dan kadang-kadang letaknya jauh.
Pendapat lain dikemukakan oleh Harris dan Sipay Mujiati, 2001: 24 yang menyatakan bahwa:
Minat baca dipengaruhi oleh dua golongan, yaitu golongan faktor personal dan golongan institusional. Faktor personal adalah faktor yang berasal dari
dalam diri anak itu sendiri meliputi: usia, jenis kelamin, intelegensi, kemampuan membaca, sikap, dan kebutuhan psikologis. Faktor
institusional yaitu faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri yang meliputi: tersedianya buku-buku, status sosial ekonomi, dan pengaruh
orang tua, teman sebaya dan guru.
Dengan demikian minat membaca tidak dengan sendirinya dimiliki oleh seorang anak melainkan harus dibentuk. Perlu suatu upaya, terutama dari
kalangan pendidik, disamping dari lingkungan keluarganya sebagai lingkungan terdekat, untuk melatih, memupuk, membina, dan meningkatkan minat baca.
30
2.2.4. Pembinaan Minat Baca
Kegiatan membaca merupakan kegiatan terbesar dalam suatu proses belajar mengajar. Mengingat besarnya peranan membaca dalam kegiatan belajar,
maka upaya meningkatkan kemampuan membaca dan kebiasaan membaca harus dijadikan budaya di masyarakat.
Dalam Buku Pedoman Pembinaan Minat Baca 2002, 7 dinyatakan bahwa:
Pembinaan minat baca merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan memberikan dorongan kepada masyarakat untuk meningkatkan minat dan
kebiasaan membaca, sehingga akan mengubah pola pikir dan menambah wawasan.
Sedangkan menurut Siregar 2004: 139 menyatakan bahwa: Lingkungan keluarga merupakan tempat yang pertama sekali memulai
pembinaan minat baca karena lingkungan inilah yang pertama dikenal oleh anak. Anak-anak tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga.
Pengaruh pertama diperoleh anak berasal dari orang tua atau pengasuhnya.
Dalam Buku Pedoman Pembinaan Minat Baca 2002, 7, tujuan pembinaan minat baca dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Tujuan Umum Tujuan umum pembinaan minat baca adalah untuk menciptakan
masyarakat membaca reading society, menuju masyarakat belajar learning society dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
untuk menciptakan Sumber Daya Manusia SDM yang berkualitas sebagai subjek pembangunan Nasional menuju masyarakat madani.
2. Tujuan Khusus a. Mewujudkan suatu sistem untuk menumbuhkembangkan minat
baca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. b. Menyelenggarakan program untuk menumbuhkembangkan minat
baca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan.
c. Menggerakkan dan menumbuhkembangkan minat baca semua lapisan masyarakat.
31
d. Mengusahakan penyediaan berbagai jenis koleksi yang terjangkau dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat melalui Taman Bacaan
Masyarakat.
Sehubungan di atas Siregar 2004, 138 menyatakan bahwa: Tujuan pembinaan minat baca adalah untuk mengembangkan masyarakat
membaca dengan penekanan pada penciptaan lingkungan membaca untuk semua jenis bacaan yang dimulai dalam lingkungan keluarga. Secara lebih
khusus, pembinaan minat baca pada anak bertujuan untuk mewujudkan suatu sistem penumbuhkembangan minat baca dengan menyediakan
fasilitas berupa bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Perkembangan minat baca pada anak tidak hanya ditentukan oleh keinginan dan sikapnya terhadap bahan-bahan bacaan. Banyak faktor yang
mempengaruhi, baik itu di dalam diri anak maupun di luar diri anak. Faktor-faktor tersebut juga dapat mempengaruhi proses pembinaan minat baca pada anak.
Menurut Siregar 2004, 139, faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan pembinaan minat baca pada anak, yaitu:
1. Faktor Pendukung a. Tersedianya fasilitas untuk membaca baik di lingkungan keluarga
maupun di lingkungan masyarakat seperti adanya perpustakaan keluarga, sekolah, desa, umum dan sebagainya.
b. Adanya berbagai penerbit dan lembaga media massa yang ikut mendorong tumbuhnya minat baca melalui berbagai terbitan, juga
sangat membantu. 2. Faktor Penghambat
a. Derasnya arus hiburan melalui peralatan pandang-dengar, misalnya televisi dan film dalam taraf tertentu persaingan keras
terhadap minat baca anak. b. Kurangnya keteladanan orangtua dalam pemanfaatan waktu
senggang untuk membaca dalam keluarga, juga memberi dampak terhadap minat baca sejak masa kanak-kanak.
c. Rendahnya pendapatan masyarakat juga mempengaruhi daya beli atau prioritas kebutuhan dimana buku bukan merupakan
kebutuhan utama.
Upaya pembinaan minat baca sudah seharusnya menjadi agenda utama untuk mencerdaskan kehidupan bangsa selain usaha-usaha yang telah dilakukan
32
pemerintah dalam dunia pendidikan. Tanpa campur tangan yang serius dari pemerintah, maka peningkatan minat baca dan pemenuhan bahan bacaan akan
terhambat.
Sintesis:
Yang dimaksud dengan peningkatan minat baca adalah suatu proses dalam meningkatkan kegiatan membaca secara maksimal, dengan indikator 1
Intensitas membaca 2 Faktor-faktor peningkatan minat baca 3 Pembinaan minat baca
33
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang peneliti lakukan adalah metode dengan pendekatan kuantitatif berjenis asosiatif sebab akibat dengan menggunakan
analisis regresi linier sederhana. Untuk itu penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel yang diteliti yaitu pemanfaatan taman
bacaan dan peningkatan minat baca di Rumah Baca Lontung Samosir. Dimana pengaruh antara variabel dalam penelitian akan dianalisis dengan menggunakan
ukuran-ukuran statistika yang relevan atas data tersebut untuk menguji hipotesis.
3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Rumah Baca Lontung, yang berlokasi di Desa Pardomuan Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir.
3.3. Populasi dan Sampel