Pembatasan dan Perumusan Masalah
Linguistik mikro mengarahkan kajiannya pada struktur internal suatu bahasa tertentu atau struktur internal bahasa pada umumnya. Sejalan
dengan adanya subsistem bahasa, maka dalam linguistik mikro ada subdisiplin linguistik fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan
leksikologi. Ada juga yang menggabungkan morfologi dan sintaksis menjadi morfosintaksis, dan menggabungkan semantik dan leksologi
menjadi leksikosemantik. Fonologi menyelidiki ciri-ciri bunyi bahasa, cara terjadinya, dan fungsinya dalam sistem kebahasaan secara keseluruhan.
Morfologi menyelidiki
struktur kata,
bagian-bagiannya, serta
pembentukannya. Sintaksis menyelidiki satuan-satuan kata dan satuan- satuan lain di atas kata, hubungan satu dengan lainnya, serta cara
penyususnan sehingga menjadi satu ujaran. Studi linguistik mikro ini sesungguhnya merupakan studi dasar
linguistik sebab yang dipelajari adalah struktur internal bahasa itu. Sedangkan linguistik makro, yang menyelidiki bahasa dalam kaitannya
dengan faktor-faktor di luar bahasa, lebih membahasa faktor diluar bahasanya dari pada struktur internal bahasa, karena banyaknya masalah
diluar bahasa, maka subdisiplin linguistik makro itu pun manjadi sangat banyak. Dalam berbagai buku teks biasanya kita dapati subdisiplin seperti
sosiolinguistik, psikolinguistik, antropolingusitik, etnolinguistik, stilistika, filolongi dialektologi, filsafat bahasa, dan neurolinguistik. Semua itu
bersifat teoretik maupun bersifat terapan.
4
Dikarenakan pada penelitian ini penulis meneliti mengenai sosiolinguistik, sehingga penulis akan lebih mendalami materi
sosiolinguistik yang terjadi pada tingkat sekolah dasar Kereo 02 Tangerang kelas III-A.
Made Iwan Indrawan Jendra dalam bukunya yang berjudul Sociolingistics The Study of Societies Languages menyatakan,
“Sociolinguistic is a branch of linguistic that takes language as an object study, in a way that is usually distinguished from how syntax, semantic,
morphology, and phonology handle it. It is a field that analyzes language
4
Abdul Chaer, Linguistik Umum, Jakarta: Pt Rineka Cipta, 1994, h. 15-16.
as part of social property. The study explores the function and the varieties of language, the contacts between different languages, attitudes
of people towards language use and users, changes of language, as well as plans of language. In the early definition of the study, some linguistics
used the term of sociology of language, while others name sociolinguistics. The term sociolinguistics has gained much more popularity both in the
studies and in the literatures discussin
g the subject”. Artinya, Sosiolinguistik adalah cabang linguistik yang mengambil bahasa sebagai
objek studi, dengan cara yang biasanya dibedakan dari bagaimana sintaks, semantik, morfologi, dan fonologi ditanganiya. Ini merupakan bidang
yang menganalisis bahasa sebagai bagian dari kepemilikan sosial. Penelitian ini mengeksplorasi fungsi dan jenis bahasa, kontak antara
bahasa yang berbeda, sikap orang terhadap penggunaan bahasa dan pengguna, perubahan bahasa, serta rencana bahasa. Dalam definisi awal
penelitian, beberapa linguistik menggunakan istilah sosiologi bahasa, sementara yang lain menyebutkan sosiolinguistik. Sosiolinguistik telah
mendapatkan banyak popularitas lebih baik dalam studi dan dalam literatur.
5
Sosiolinguistik adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa
dalam hubungan
pemakaiannya di
masyarakat. Dalam
sosiolinguistik ini, antara lain, dibicarakan pemakai dan pemakaian bahasa, tempat pemakaian bahasa, tata tingkat bahasa, pelbagai akibat
adanya ragam bahasa itu. Sosiolinguistik ini merupakan ilmu interdisipliner antara sosiologi dan linguistik.
6
Sosiolinguistik merupakan salah satu subdisiplin linguistik yang merupakan sebuah kajian bahasa
dalam kehidupan bersosial atau bermasyarakat. Sosiolinguistik berkaitan erat dengan cara berbahasa antar masyarakat dalam menyampaikan suatu
pesan atau maksud dalam lingkungan sosial. Sosiolinguistik mengalamatkan atau mengarahkan luastigkat
pemahaman ucapan-ucapan yang dihasilkan dan dipahami secara tepat dan memuaskan dalam berbagai konteks sosiolinguistik yang tergantung pada
faktor-faktor kontekstual seperti status partisipan, maksudtujuan interaksi, dan norma-norma atau konveksi-konveksi interaksi terhadap faktor-faktor
tersebut.
7
Pemahaman ucapan yang digunakan dalam menyampaikan
5
Made Iwan Indrawan Jendra, Sociolingistics The Study of Societies Languages, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, h. 9.
6
Chaer, op. cit., h. 16.
7
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kompetensi Bahasa, Bandung: Angkasa, 2009, h. 36.