2.2. Konsep Organisasi
2.2.1. Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi beberapa orang
tertentu dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu Robbins, 1998. Sedangkan Stogdill seperti yang dikutip oleh Yukl 1989 menyebutkan bahwa kepemimpinan
dapat didefenisikan dalam bentuk sifat-sifat individu, perilaku, pengaruh terhadap orang lain, pola interaksi, peran hubungan, kedudukan posisi administrasi dan
persepsi orang lain terhadap legitimasi suatu pengaruh atau kekuasaan. Teori-teori mengenai kepemimpinan telah mengalami perkembangan pesat.
Dimulai dengan pendekatan terhadap ciri-ciri dan sifat-sifat yang dimiliki pemimpin- pemimpin yang berhasil, berkembang menjadi pendekatan yang memperhatikan
interaksi antara pemimpin dan bawahannya, berkembang lagi menjadi pendekatan yang memusatkan perhatian pada situasi dimana proses kepemimpinan berlangsung.
Yukl 1989 mengklasifikasikan perkembangan teori kepemimpinan tersebut menjadi empat pendekatan utama, yaitu pendekatan power-influence,
pendekatan perilaku behavior, pendekatan sifat traif dan pendekatan situasional. Sedangkan Robbins 1998 membuat klasifikasi perkembangan teori kepemimpinan
menjadi tiga pendekatan, yaitu pendekatan trait, behavior dan contingency. Penjelasan mengenai beberapa pendekatan teori kepemimpinan sebagai berikut.
1. Trait Theory
Wiky Sabardi : Analisis Hubungan Komponen Technoware, Humanware, Infoware dan Organware, Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Yukl 1989 menyebutkan beberapa sifat yang dipelajari oleh beberapa peneliti pada perkembangan pendekatan teori ini di antaranya adalah: karakteristik
fisik seperti tinggi badan dan penampilan, kepribadian seperti stabilitas emosi, self- esteem, dan kemampuan seperti intelejensia, kreativitas dan pemahaman sosial.
Robbins 1998 menyebutkan pendekatan trait teori kepemimpinan sebagai teori yang melihat kepribadian, sosial, fisik atau sifat-sifat intelektual yang
membedakan pemimpin dengan yang bukan pemimpin. Ada enam sifat utama yang menunjukkan pemimpin yang berbeda dengan yang bukan pemimpin, yaitu ambisi
dan energi, keinginan untuk memimpin, kejujuran dan integritas, kepercayaan diri, intelejensia, dan pengetahuan tentang pekerjaan yang sesuai.
2. Behavioral Theory
Yukl 1989 membagi lagi pendekatan ini menjadi dua sub kategori yaitu menurut deskripsi pekerjaan managerial dan menurut pola perilaku yang
membedakan antara pemimpin yang efektif dan yang tidak efektif. 3. Situational
Contingency Theory
Yukl 1989 mengkategorikan pendekatan ini menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan yang memperlakukan perilaku pemimpin untuk melihat pengaruh faktor
situasional tertentu terhadap perilaku pemimpin, dan pendekatan yang mencoba mengidentifikasi situasi-situasi yang menciptakan hubungan antara sifat-sifat yang
dimiliki pemimpin dengan efektifitas kepemimpinan.
Wiky Sabardi : Analisis Hubungan Komponen Technoware, Humanware, Infoware dan Organware, Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Robbins 1998 menyebutkan ada lima teori kepemimpinan dari pendekatan situasional ini, yaitu: model Fiedler, teory Hersey dan Blanchard, teori leader-
member exchange, teori path-goal dan model leader-participation. Berikut penjelasan dari beberapa teori tersebut.
Teori model contingency Fiedler menyebutkan bahwa efektifnya kepemimpinan tergantung pada sesuainya gaya pemimpin dalam berinteraksi dengan
bawahannya dan situasi yang memberikan pengaruh dan kontrol terhadap pemimpin tersebut. Sedangkan teori situasional Hersey dan Blanchard memfokuskan pada
readiness yaitu tingkat kemampuan ability dan keinginan willingness dari bawahan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan pemimpinnya.
Path-Goal Leadership Theory mencoba menjelaskan peran dan tingkah laku dari pemimpin dalam membantu bawahan mencapai tujuan mereka, menyediakan
arahan atau petunjuk yang diperlukan, serta memberikan bantuan bagi bawahan dalam memastikan bahwa tujuan mereka sesuai dengan tujuan keseluruhan grup
organisasi. Teori ini mengidentifikasikan empat tipe kepemimpinan, yaitu: 1.
Directive Leadership: Pemimpin memberikan pengarahan-pengarahan khusus pada bawahan, sehingga bawahan mengetahui dengan tepat apa yang
diharapkan dari diri mereka, jadwal pekerjaan yang harus diselesaikan, serta bagaimana cara menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Wiky Sabardi : Analisis Hubungan Komponen Technoware, Humanware, Infoware dan Organware, Dengan…, 2008 USU e-Repository © 2008
2. Supportive Leadership: Pemimpin yang dapat menunjukkan sikap yang ramah
dan selalu memberikan perhatian yang sungguh-sungguh pada kebutuhan para bawahannya.
3. Participative Leadership: Pemimpin melakukan konsultasi dengan para
bawahannya, meminta saran dari bawahannya kemudian menerapkan saran tersebut sebelum pemimpin tersebut mengambil keputusan. Namun pemimpin
tersebut tetap merupakan pembuat keputusan 4.
Achievement Oriented Leadership: Pemimpin menetapkan tujuan yang penuh tantangan bagi bawahannya, dan mengharapkan bawahan untuk mencapai
tujuan tersebut dengan hasil yang paling baik
2.2.2. Kepuasan Kerja Karyawan