Perhitungan Persentil Perhitungan Data AntropometriTubuh Operator

Dimana: P 95 = besar persentil 95 x � = rata-rata x σ x = standar deviasi Diameter genggaman DG P 95 = x �+ 1,645σ x = 3,9 + 1,6450,49 = 4,7cm Rekapitulasi perhitungan persentil 5, 50 dan 95 untuk masing-masing data dimensi antropometri dapat dilihat pada Tabel 5.14. Tabel 5.14 Perhitungan Persentil 5, 50 dan 95 untuk Seluruh Dimensi Antropometri No Dimensi Antropometri P5 cm P50 cm P95 cm 1 Diameter Genggaman DG 3,09 3,9 4,7 2 Jangkauan Tangan JT 53,31 68,2 83,08 Sumber: Hasil Pengolahan Data Berdasarkan data diatas, data dimensi fasilitas usulan garpu yang digunakan yaitu persentil 50 dengan alasan agar sebagian populasi yang ada dapat menggunakan fasilitas yang dirancang.

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Kondisi Kerja Aktual

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai analisis tingkat keluhan musculoskeletal berdasarkan SNQ dan postur kerja.

6.1.1. Analisis Keluhan Musculoskletal Disorders Berdasarkan SNQ

Penilaian berdasarkan Standard Nordic Questionaire SNQ menunjukan bahwa adanya persamaan dan perbedaan kategori sakit yang dirasakan oleh operator pada proses pengisian bantal. Untuk kategori sakit yang dialami oleh operator pada bagian : 1. Kategori sangat sakit Terdapat pada bagian bahu kiri, bahu kanan, tangan kiri, tangan kanan, lengan bawah kanan, lengan bawah kiri, pergelangan tangan kanan, pergelangan tangan kiri, pinggang, punggung. Hal ini disebabkan karena operator mengerjakan aktivitas pengisian bantal yang berulang dengan postur kerja yang tidak alamiah. 2. Kategori sakit Terdapat pada bagian leher bagian atas dan bawah, pergelangan kaki kiri, pergelangan kaki kanan, betis kiri, betis kanan, paha kiri, paha kanan dan pantat. Hal ini disebabkan karena aktivitas yang dilakukan secara berulang pada bagian pengisian bantal.

6.1.2 Analisis SNQ setelah Usulan Fasilitas Kerja baru

Penilaian peta tubuh denganStandard Nordic Quistionnaire SNQ menunjukkan bahwa operatorpada bagian pengisian bantal mengalami pengurangan keluhan musculoskeletal disorder pada beberapa bagian tubuh pekerja diantaranya pada bahu, tangan, punggung, pinggang dan kakidikarenakan terjadinya perubahan postur tubuh pekerja dari operator mengumpulkan dacron berserakan di lantai dan di dinding menjadi menampung dacron serta operator dari duduk di lantai menjadi berdiri dalam pengisian dacron ke sarung bantal.

6.1.3 Analisis dan Evaluasi Postur Kerja Operator dengan REBA

Dari hasil penilaian postur kerja dengan menggunakan metode REBA. Seluruh elemen gerakan pada proses pengisian bantal dilakukan dengan postur kerja yang kurang ergonomis. Penilaian level tindakan REBA dapat dilihat pada Tabel 6.1. Tabel 6.1. Hasil Penilaian Postur Kerja Aktual dengan Metode REBA No Elemen Kegiatan Bagian Tubuh Skor Tindakan Perbaikan Skor Resiko Tinda 1 Mengambil dacron Kanan 8 Perlu perbaikan secepatnya 8-10 Tinggi Perlu sege Kiri 6 Perlu perbaikan 4-7 Sedang Perl 2 Mengumpulkan dacron Kanan 5 Perlu perbaikan 4-7 Sedang Perl Kiri 5 Perlu perbaikan 4-7 Sedang Perl 3 Mengantar dacron Kanan 8 Perlu perbaikan secepatnya 8-10 Tinggi Perlu sege Kiri 7 Perlu perbaikan 4-7 Sedang Perl 4 Memasukan dacron Kanan 10 Perlu perbaikan secepatnya 8-10 Tinggi Perlu sege Kiri 10 Perlu perbaikan secepatnya 8-10 Tinggi Perlu sege Pengumpulan Data Dari penilaian postur kerja aktual dengan REBA dapat disimpulkan bahwa terjadi postur kerja kurang ergonomis yang dilakukan oleh operator pada saat melakukan pekerjaannya yaitu : 1. Aktivitas mengambil dacron Diperlukan perbaikan, hal ini disebabkan karena operator mengambil dacron yang berserakan di dinding dalam posisi berdiri dengan kepala membentuk sudut sekitar 20 o ke