Media Massa LANDASAN TEORI
kepada masyarakat. Dalam prosesnya media cetak menghasilkan tulisan dalam berbagai macam dan aneka bentuk sesuai dengan maksud dan tujuannya. Di
dalam proses itu, terjadi interkomunikasi antarmanusia, sehingga media cetak tidak hanya sebatas alat saja, tetapi juga memiliki fungsi sebagai sarana
komunikasi massa. Media cetak pertama yang diproduksi bukanlah buku yang
menggunakan bahan kertas, melainkan papyrus atau vellum kulit domba yang digunakan manusia untuk menuangkan ide dan gagasannya dengan cara
menuliskannya di atas benda tersebut. Hasil karya tulis menggunakan materi sudah dapat disebut sebagai medium cetak. Jadi, ruang lingkup produksi
media cetak ialah hasil karya berupa olah pikir dan olah budaya manusia sebagai alat komunikasi yang tertulis dan tergambar cetak.
Sejak awal ditemukannya mesin cetak pada abad ke-15 oleh Gutenberg, dengan kemampuan mesin yang sangat sederhana dan hanya dapat
mencetak beberapa buku dan surat kabar saja, namun temuan itu menjadi awal dari kebangkitan media cetak pada abad-abad berikutnya hingga saat ini.
Perjalanan panjang media cetak bertahan sampai saat ini tentu tak luput dari berbagai masalah dan kendala yang dihadapi beberapa media cetak.
Ini dikarenakan faktor intern atau sistem politik. Di mana sisi internal media cetak harus memiliki manajemen yang mampu mengatur hubungan antar
pelbagai pihak seperti para pendiri, karyawan, wartawan, khalayak pelanggan dan pembaca, mitra kerja, agen loper, pemasangan iklan, dan biro iklan. Selain
16
itu interaksi internalnya melalui surat pembaca, para kontributor, pemerhati, dan pemberi masukan serta kritik.
11
Semua itu dijalankan oleh kelembagaan media yang menetapkan peranan, tujuan, dan visi, sikap, serta orientasi nilai bagi masyarakat.
Misalnya, menetapkan dengan baik kebijakan editorial dan kebijakan perusahaannya. Dari sanalah, dihasilkan berita, komentar, dan opini. Para
wartawannya bekerja berdasarkan kompetensi dan berlandaskan kode etik profesi dan kebijakan redaksi. Maka karena itu, masyarakat mempercayainya,
membelinya, dan mengembangkannya. Kehidupan media cetak
– setelah proses penyempurnaan pada mesin cetak
– ditentukan oleh kondisi di mana ia hidup, yakni: sistem politik, sistem kekuasaan serta kultur kekuasaan. Pada awal sejarah media cetak amatlah
dekat dengan hal itu. Setiap pemimpin negara mempunyai karakter kekuasaan tertentu dalam membuat birokrasi. Misalnya, media cetak, surat kabar The
New Republic di Amerika Serikat, yang dibredel oleh pemerintahan presiden John Adams, karena memuat berita bohong tentang dirinya. Karena pada saat
itu media cetak surat kabar menjadi alat propaganda politik. Berbeda halnya pada zaman modern sekarang, media cetak kini
mendapatkan sesuatu yang lain yang lebih penting yakni, tidak lagi diperalat sebagai senjata perang politik yang saling menjatuhkan ataupun bisnis yang
individualis, melainkan menjadi media berita yang semakin objektif yang lebih mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pihak-pihak
tertentu saja.
11
Septiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005, h. 85
17