sempurna pada rentang periode waktu atau masanya secara tepat. Akan tetapi pada kenyataannya tidak semua orang mampu menyelesaikan tugas-tugas
perkembangannya dengan baik. Anak-anak korban bencana alam misalnya, dapat dipastikan akan mengalami hambatan pencapaian tugas-tugas
perkembangannya termasuk hal ini adalah perkembangan terhadap perasaan keagamaan dalam dirinya.
“Dalam buku karangan Elizabeth B.Hurlock yang mengutip pendapat H.Erikson sebagai salah satu tokoh psikologi kepribadian menyimpulkan
bahwa masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia sebagai seorang manusia, tempat dimana kebaikan dan sifat buruk itu berkembang
.”
4
Pada intinya bencana memang membawa derita bagi korbannya. Baik psikis maupun fisik bagi yang selamat. Derita fisik dapat menimbulkan cacat
ringan hingga yang berat. Sedangkan derita psikis bisa menimbulkan goncangan jiwa, juga dari yang ringan hingga yang paling berat. Berdasarkan
pendekatan psikosomatik, sebenarnya derita fisik dan derita psikis tidak dapat dipisahkan karena keduanya saling mempengaruhi. Namun dalam
kenyataannya, derita batin lebih mendominasi karena langsung berhubungan dengan perasaan. Korban bencana lazimnya mengalami kekosongan jiwa,
putus asa atau pasrah, karena merasa kehilangan tempat bergantung. Sesungguhnya dengan kekuatan dan keyakinan terhadap nilai-nilai ajaran
agama yang dapat menumbuhkan kesadaran tentang dirinya bagaimana mengambil suatu hikmah serta pelajaran dari kejadian bencana tersebut dan
tentang kesadaran individu tentang asal, tujuan dan nasib.
4
Elizabet B. Hurlock, Perkembangan Anak Jakarta: Erlangga, 1978 Edisi Keenam, Jilid 1,h.26.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis terketuk hatinya untuk meneliti
lebih lanjut
mengenai
“PERKEMBANGAN MENTAL SPIRITUAL ANAK KORBAN PASCA BENCANA ALAM GUNUNG
MERAPI TAHUN 2010 DI DESA BALERANTE KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN JAWA TENGAH.
”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Untuk menghindari terjadinya salah arah dalam pembahasan serta tujuan dan sasaran skripsi ini maka penulis perlu membatasi penelitian
ini tentang bagaimana perkembangan mental spiritual pada anak usia 7- 12 tahun korban pasca bencana alam gunung Merapi tahun 2010 di desa
Balerante kecamatan Kemalang kabupaten Klaten Jawa Tengah. Sedangkan yang mencangkup aspek spiritual berkenaan dengan
kualitas mental kesadaran, perasaan, moralitas dan nila-nilai luhur yang bersumber dari ajaran agama.
2. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini ialah sebagai berikut :
a. Bagaimana perkembangan mental spiritual anak korban pasca
bencana alam gunung Merapi tahun 2010 di desa Balerante kecamatan Kemalang kabupaten Klaten Jawa Tengah?
b. Bagaimana peranan orang tua dalam perkembangan mental
spiritual anak?
c. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan
mental spiritual anak korban pasca bencana alam gunung Merapi tahun 2010 di desa Balerante kecamatan Kemalang
kabupaten Klaten Jawa Tengah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Pada penelitain ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1.1 Untuk mengetahui bagaimana perkembangan mental spiritual
anak korban pasca bencana alam gunung Merapi tahun 2010 di desa Balerante kecamatan Kemalang kabupaten Klaten Jawa
Tengah. 1.2
Untuk mengetahui peranan orang tua dalam perkembangan mental spiritual anak korban pasca bencana alam gunung
Merapi tahun 2010 di desa Balerante kecamatan Kemalang kabupaten Klaten Jawa Tengah.
1.3 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan mental spiritual anak korban pasca bencana alam gunung Merapi tahun 2010 di desa Balerante kecamatan
Kemalang kabupaten Klaten Jawa Tengah.
2. Manfaat Hasil Penelitian
Sedangkan manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.
Secara teoritis – akademis
Membuka cakrawala pengetahuan dan wawasan dalam mengembangkan disiplin ilmu Bimbingan dan Penyuluhan Islam,
khususnya mengenai perkembangan mental spiritual anak. Secara akademis, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan
sebagai bahan referensi dalam mata kuliah psikologi kepribadian, psikologi agama, psikologi perkembangan, teori bimbingan dan
konseling islam, islam dan kesehatan mental di jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.
b.
Secara praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi bagi orangtua dan masyarakat agar bisa melihat secara obyektif terhadap
perkembangan mental spiritual pada anak usia 7-12 tahun.
D. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini, ada beberapa judul skripsi mahasiswa atau mahasiswi sebelumnya yang oleh penulis jadikan sebagai tinjauan pustaka.
Namun perlu dipertegas perbedaan antara masing-masing judul masalah yang dibahas, antara lain :
1. Fitriyani, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam 2008, Fakultas
Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan j
udul skripsi “ Metode Bimbingan Islam dalam Pembinaan Akhlak Anak Yatim di Panti Asuhan Yakkin Larangan Tangerang
”. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, sasaran yang