Identifikasi Variabel Metode Analisa Data

ingin mengetahui hubungan antara keberfungsian keluarga dan kematangan emosi pada remaja laki-laki.

A. Identifikasi Variabel

Adapun variabel yang terlibat dalam penelitian ini, adalah: Variabel bebas : Keberfungsian keluarga Variabel tergantung : Kematangan emosi

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional penelitian bertujuan agar pengukuran variabel-variabel penelitian lebih terarah sesuai dengan tujuan dan metode pengukuran yang dipersiapkan. Adapun definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kematangan Emosi

Kematangan emosi merupakan kondisi remaja mampu mengendalikan dan mengarahkan penyaluran emosi sesuai situasi dan waktu yang tepat dengan cara yang dapat diterima, mampu menggunakan pemikiran terlebih dahulu terhadap suatu situasi sebelum menggunakan respon emosional, serta mengambil keputusan yang didasarkan pada pertimbangan sehingga tidak mudah berubah- ubah. Dalam penelitian ini, kematangan emosi diukur dengan menggunakan skala kematangan emosi yang dikembangkan berdasarkan karakteristik kematangan emosi yaitu kontrol emosi, pemahaman diri, dan penggunaan fungsi kritis mental. Universitas Sumatera Utara Skor tinggi pda skala ini akan menunjukkan tingginya kematangan emosi individu dan skor rendah pada skala ini menunjukkan rendahnya kematangan emosi individu.

2. Keberfungsian Keluarga

Keberfungsian keluarga merupakan kondisi dimana kelompok sosial terkecil yang didalamnya terdapat ayah, ibu, dan anak menjalankan fungsi dalam keluarga dengan baik dan ditandai dengan adanya komunikasi yang lancar termasuk didalamnya saling memberikan dukungan dalam interaksi antar anggota keluarga, mengembangkan nilai-nilai tertentu untuk setiap anggota keluarga, adanya aturan dan pengawasan terhadap aktivitas keluarga. Dalam penelitian ini, keberfungsian keluarga diukur dengan menggunakan skala keberfungsian keluarga yang dikembangkan berdasarkan dimensi keberfungsian keluarga yaitu dimensi relationship dengan aspek cohesion, expresiveness, conflict; dimensi personal growth dengan aspek independence, achievement orientation, intellectual-culture orientation, active-recreational orientation, moral-religious emphasis; dan dimensi system maintenance dengan aspek organization, dan control. Skor tinggi pda skala ini akan menunjukkan tingginya keberfungsian keluarga yang dimiliki individu dan skor rendah pada skala ini menunjukkan rendahnya keberfungsian keluarga yang dimiliki individu..

C. Populasi, Sampel dan teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi dan Sampel

Universitas Sumatera Utara Populasi merupakan keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti Sugiarto, 2003. Populasi dibatasi sebagai jumlah penduduk atau individu yang paling sedikit memiliki satu sifat yang sama Hadi, 2000. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja laki-laki. Mengingat keterbatasan peneliti untuk menjangkau keseluruhan populasi, maka peneliti hanya meneliti sebagian dari keseluruhan populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian atau yang dikenal dengan nama sampel. Sampel merupakan sebagian dari populasi yang ingin diteliti, karakteristik subjek penelitian sebenarnya merupakan gambaran dari populasi yang diteliti dan sampel yang diambil harus memenuhi karakteristik tersebut karena diambil dari populasi tersebut Sugiarto, 2003 . Karakteristik subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Remaja laki-laki Karakteristik ini dipilih karena menurut Santrock 2003, laki-laki dikenal lebih berkuasa jika dibandingkan dengan perempuan, mereka memiliki pendapat tentang kemaskulinan terhadap dirinya sehingga tidak mampu mengekspresikan emosi seperti yang dilakukan oleh perempuan, hal ini menunjukkan laki-laki cenderung memiliki ketidakmatangan emosi jika dibandingkan dengan perempuan. Ketika laki-laki merasa tidak dapat menghadapi masalah, mereka cenderung menyalurkan emosinya dengan kemarahan ataupun perilaku agresif dan menggantikan reaksi-reaksi emosional melalui perkelahian fisik, dan kurang peka terhadap keadaan emosi diri sendiri maupun diri orang lain Broidy dan Hall, dalam Goleman, 2001. Universitas Sumatera Utara b. Remaja SMA Semakin tinggi tingkat pendidikan individu maka akan lebih banyak memperoleh pengetahuan dan pengetahuan itu akan digunakan untuk melawan tekanan yang akan dihadapi di masa akan datang dan mengakibatkan semakin matang emosinya Anderson dalam Mappiare, 1983. c. Berusia 16-18 tahun Karakteristik ini dipilih karena menurut Hurlock 2004 ketika remaja berada pada masa remaja akhir yaitu usia 16-18 tahun, seharusnya remaja sudah mampu mengendalikan emosinya dan menunjukkan kematangan emosi. d. Tinggal bersama orangtua Karakteristik ini dipilih karena orangtua berperan penting dalam perkembangan anak dalam keluarga dan dalam struktur keluarga terdapat sub sistem orangtua yang bertanggungjawab terhadap pemeliharaan dan pengawasan yang dihubungkan dengan interaksi antara orangtua dan anak Minuchin, 1974. e. Memiliki saudara kandung Karakteristik ini dipilih karena dengan adanya interaksi saudara sekandung dapat belajar berkompetisi dan saling bekerjasama di dalam keluarga dan salah satu komponen dalam keberfungsian keluarga adalah struktur keluarga dan didalamnya terdapat sub sistem saudara sekandung Minuchin, 1974.

2. Jumlah sampel dan teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah multi stage sampling adalah teknik sampling yang membagi-bagi daerah-daerah populasi ke dalam sub- Universitas Sumatera Utara sub daerah dan sub-sub daerah ini dibagi dalam daerah kecil, dan seterusnya sehingga dilaksanakan dalam dua tahap atau lebih sesuai dengan kebutuhan. Pada saat pengambilan sampel bertahap ini anggota kelompok tidak harus seluruhnya dijadikan sampel Sugiarto, 2003. Pada kota Medan terdapat 22 kecamatan, yang kemudian dirandom 2 kecamatan kecamatan Medan timur dan kecamatan Medan Amplas. Pengambilan sekolah dilakukan secara random kembalidan terpilih 2 sekolah dari masing-masing kecamatan yaitu MAN 3 dan SMA Krakatau. Adapun jumlah subjek dalam penelitian ini berjumlah 65 orang.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode skala. Skala merupakan suatu prosedur pengambilan data sebagai alat ukur aspek afektif yang merupakan konstruk atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu. Penelitian ini menggunakan penskalaan model Likert dengan model penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai sikap Azwar, 2004.

1. Skala Keberfungsian Keluarga

Skala keberfungsian keluarga, dimana aitem-aitemnya disusun berdasarkan dimensi keberfungsian keluarga yang diungkapkan oleh Moos dan Moos 2002 yaitu dimensi relationship dengan aspek cohesion, expresiveness, conflict, dimensi personal growth dengan aspek independence, achievement orientation, intellectual-culture orientation, active-recreational orientation, moral-religious Universitas Sumatera Utara emphasis, dan dimensi system maintenance dengan aspek organization, dan control. Tabel 2 Blue Print Skala Keberfungsian Keluarga NO Dimensi Aspek Indikator Perilaku Aitem Total Fav unfav 1. Relationship Cohesion Mendukung dan membantu anggota keluarga 1, 51, 32 13, 30, 49 6 Expresiveness Mengekspresikan apa yang dirasakan secara bebas 2, 11, 31 28, 50, 59 6 Conflict Mengekspresikan perbedaan pendapat dan kemarahan secara terbuka 3, 29, 48 12, 40, 52 6 2. Personal Growth Independence Membuat keputusan sendiri 4, 27, 46 14, 33, 53 6 Achievement orientation Belajar bersama di rumah atau belajar di luar rumah 5, 35, 57 15, 25, 45 6 intellectual- culture orientation Mengajak anggota keluarga mendukung hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran, kebudayaan, dan politik 17, 26, 34 6, 47, 54 6 Active- recreational orientation Menjalankan kegiatan sosial di rumah atau di luar rumah 7, 23, 37 16, 56 43 6 Moral- religious emphasis Mengajarkan etika dan ajaran agama 19, 42, 55 8, 24, 36 6 3. System Maintenance Organization Menentukan tanggung jawab dan rencana dalam keluarga. 9, 21, 44 18, 39, 60 6 Control Menjalankan aturan yang telah ditetapkan 20, 22, 41 10, 38, 58 6 Jumlah 30 30 60

2. Skala Kematangan Emosi

Universitas Sumatera Utara Skala kematangan emosi, aitem yang disusun berdasarkan karakteristik yang diungkapkan oleh Hurlock 2004 yaitu kontrol diri, pemahaman diri, dan penggunaan fungsi kritis mental. Tabel 3 Blue Print Skala Kematangan Emosi NO. Dimensi Kematangan Emosi Indikator Perilaku Aitem Total Fav Unfav 1. Kontrol emosi a. Mengekspresikan emosi sesuai situasi dan waktu yang tepat 6, 27, 69, 71 46, 72, 70, 11. 8 b. Mengekspresikan emosi dengan cara yang dapat diterima 18, 47, 66, 67 7, 28, 61, 68 8 c. Mengendalikan diri saat memosi memuncak 2, 12, 37, 60 19, 38. 41, 48 8 2. Pemahaman diri a. Memperlihatkan kepekaan terhadap emosi yang dirasakan 5, 36, 49, 62 39, 40, 58, 59 8 b. Mencari cara mengatasi emosi yang dialami dengan mengetahui penyebab emosi 1, 34, 56, 65 13, 15, 35, 57 8 3. Penggunaan fungsi kritis mental a. Tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan 17, 20, 25, 33 3, 26, 50, 64 8 b. Menerima pendapat orang lain 14, 31, 42, 51 9, 22, 45, 55 8 c.Mempertahankan pendapat ketika berbeda dengan orang lain 4, 29, 54, 32, 16, 43, 52, 63 8 d. Membuat keputusan dengan mempertimbangkan dampaknya 10, 23, 44, 53 8, 21, 24, 30 8 Universitas Sumatera Utara Jumlah 36 36 72 Setiap komponen-komponen di atas akan diuraikan ke dalam sejumlah pernyataan favorabel dan unfavorabel, dimana subjek diberikan empat alternatif pilihan yaitu Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Tidak Sesuai TS, dan Sangat Tidak Sesuai STS. Untuk aitem yang favorabel, pilihan SS akan mendapatkan skor empat, pilihan S akan mendapatkan skor tiga, pilihan TS akan mendapatkan skor dua, dan pilihan STS akan mendapatkan skor satu. Sedangkan untuk aitem yang unfavorabel pilihan SS akan mendapatkan skor satu, pilihan S mendapatkan skor dua, pilihan TS akan mendapatkan skor tiga, dan pilihan STS akan mendapatkan skor empat.

E. Uji Validitas, Uji Daya Beda, dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Uji Validitas

Uji validitas merupakan ukuran seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi alat ukurnya, artinya alat ukur memang mengukur apa yang diinginkan untuk diukur Hadi, 2000. Untuk mengkaji validitas alat ukur dalam penelitian ini, peneliti melihat alat ukur berdasarkan arah isi yang diukur yang disebut dengan validitas isi content validity. Validitas isi menunjukkan sejauh mana aitem dalam skala mencakup keseluruhan isi yang ingin diungkapkan oleh tes tersebut. Hal ini berarti isi alat ukur tersebut harus komprehensif dan memuat isi yang relevan serta tidak keluar dari batasan alat ukur Hadi, 2000. Validitas isi memiliki dua tipe yaitu validitas muka dan validitas logik. a. Validitas muka Universitas Sumatera Utara Validitas muka merupakan tipe validitas yang didasarkan pada penilaian terhadap format penampilan tes. Apabila penampilan tes telah meyakinkan dan memberikan kesan mampu mengungkap apa yang hendak diukur maka dapat dikatakan bahwa validitas muka telah terpenuhi. b. Validitas logik Validitas logik menunjukkan sejauhmana isi tes merupakan representasi dari ciri-ciri atribut yang hendak diukur. Untuk memperoleh validitas logik yang tinggi, suatu tes harus dirancang sedemikian rupa sehingga benar-benar berisi aitem yang relevan. Suatu objek ukur yang yang hendak diungkap oleh tes haruslah dibatasi lebih dahulu kawasan perilakunya secara seksama dan konkret. Penilaian validitas isi tergantung pada penilaian subjektif individual. Hal ini dikarenakan estimasi validitas isi tidak melibatkan perhitungan statistik apapun melainkan dengan analisis rasional dan melalui professional judgement. Dalam penelitian ini, peneliti meminta professional judgement yaitu dosen pembimbing peneliti dan dosen bidang psikometri.

2. Uji Daya Beda

Sebelum melakukan pengujian reliabilitas, hendaknya terlebih dahulu melakukan prosedur seleksi aitem dengan cara menguji karakteristik masing- masing aitem yang menjadi bagian tes yang bersangkutan. Aitem-aitem yang tidak Universitas Sumatera Utara memenuhi syarat kualitas yang baik tidak boleh diikutkan menjadi bagian tes. Prinsip kerja yang dijadikan dasar untuk melakukan seleksi aitem dalam hal ini adalah memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur skala sebagaimana dikehendaki oleh penyusunnya Azwar, 2004. Pengujian daya beda aitem menghendaki dilakukannya komputasi korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komput asi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total r it yang dikenal dengan sebutan parameter daya beda aitem. Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem menggunakan batasan r it ≥ 0,275. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,275, daya pembedanya dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki harga r it kurang dari 0,275 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya beda rendah Azwar, 2004. Pernyataan-pernyataan pada skala diuji daya beda aitemnya dengan menghitung antara skor aitem dengan skor total skala. Teknik statistika yang digunakan adalah koefisiensi Product Moment oleh Pearson. Formulasi koefisien korelasi Product Moment dari Pearson digunakan bagi tes-tes yang setiap aitemnya diberi skor berkelanjutan. Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara skor aitem dengan skor skala berarti semakin tinggi konsistensi antara aitem tersebut dengan skala secara keseluruhan yang berarti semakin tinggi daya bedanya. Bila koefisien korelasi rendah mendekati angka nol berarti fungsi aitem tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur skala dan daya bedanya tidak baik Azwar, 2004. Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS 17.0 Universitas Sumatera Utara

3. Uji Reliabilitas

Reliabilitas mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran Azwar, 2004. Untuk menguji reliabilitas dari aitem-aitem yang ada digunakan formula Alpha Cronbach melalui bantuan SPSS 17.0. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas r xx’ yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendahnya reliabilitas.

F. Hasil Uji Coba Alat Ukur 1. Skala Keberfungsian Keluarga

Uji coba skala keberfungsian keluarga dilakukan terhadap 70 remaja laki-laki usia 16 sampai18 tahun, bersekolah, tinggal bersama orangtua, memiliki saudara kandung. Adapun distribusi aitem-aitem hasil uji coba skala keberfungsian keluarga akan dijelaskan pada tabel berikut : Tabel 4 Distribusi aitem-aitem hasil uji coba skala keberfungsian keluarga NO Dimensi Aspek Indikator Perilaku Aitem Total Fav unfav 1. Relationship Cohesion Mendukung dan membantu anggota keluarga 51 13, 30, 49 4 Expresiveness Mengekspresikan apa yang dirasakan secara bebas 2, 31 50, 59 4 Conflict Mengekspresikan - 12, 52 2 Universitas Sumatera Utara perbedaan pendapat dan kemarahan secara terbuka 2. Personal Growth Independence Membuat keputusan sendiri - 14, 53 2 Achievement orientation Belajar bersama di rumah atau belajar di luar rumah - 15, 25, 2 intellectual- culture orientation Mengajak anggota keluarga mendukung hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran, kebudayaan, dan politik - 47, 54 2 Active- recreational orientation Menjalankan kegiatan sosial di rumah atau di luar rumah - 16, 43, 56 3 Moral- religious emphasis Mengajarkan etika dan ajaran agama 42, 55 8, 24 36 5 3. System Maintenance Organization Menentukan tanggung jawab dan rencana dalam keluarga. - 39, 60 2 Control Menjalankan aturan yang telah ditetapkan 41 10, 38, 58 4 Jumlah 6 24 30 Berdasarkan hasil uji coba sebanyak 60 aitem skala keberfungsian keluarga diperoleh diperoleh 34 aitem yang memiliki koefisien korelasi aitem total yang memenuhi syarat untuk dapat digunakan dalam penelitian r it ≥ 0, 275, akan tetapi diadakan lagi pemilihan aitem yang lebih mewakili setiap aspek. Hal ini dikarenakan pada masing-masing aspek tidak mempunyai tujuan ukur yang berbeda secara spesifik satu sama lain melainkan merupakan dimensi saja dari satu tujuan ukur yang lebih luas, maka aitem yang berdiskriminasi tinggi sebagai aitem final tanpa perlu risau mengenai komposisi jumlah aitem dalam setiap aspeknya Azwar, 2004. Sehingga jumlah aitem yang dijadikan alat ukur Universitas Sumatera Utara penelitian adalah sejumlah 30 aitem lihat tabel 4 dengan koefisien alpha sebesar 0, 902. Koefisien korelasi aitem-aitem yang reliabel berkisar 0,306 hingga 0,676. Pada skala diatas akan dilakukan perubahan tata letak urutan nomor aitem- aaitem. Hal ini dilakukan karena aitem yang gugur dan tidak terpilih, tidak diikutsertakan lagi dalam skala penelitian. Distribusi aitem-aitem skala yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5 Distribusi aitem-aitem skala penelitian keberfungsian keluarga NO Dimensi Aspek Indikator Perilaku Aitem Total Fav Unfav 1. Relationship Cohesion Mendukung dan membantu anggota keluarga 22 5, 11, 20 4 Expresiveness Mengekspresikan apa yang dirasakan secara bebas 1, 12 21, 29 4 Conflict Mengekspresikan perbedaan pendapat dan kemarahan secara terbuka - 4, 23 2 2. Personal Growth Independence Membuat keputusan sendiri - 6, 24 2 Achievement orientation Belajar bersama di rumah atau belajar di luar rumah - 7, 10 2 Intellectual- culture orientation Mengajak anggota keluarga mendukung hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran, kebudayaan, dan politik - 19, 25 2 Active- recreational orientation Menjalankan kegiatan sosial di rumah atau di luar rumah - 8, 18, 27 3 Moral- religious emphasis Mengajarkan etika dan ajaran agama 17, 26 2, 9, 13 5 3. System Organization Menentukan tanggung - 15, 30 2 Universitas Sumatera Utara Maintenance jawab dan rencana dalam keluarga. Control Menjalankan aturan yang telah ditetapkan 16 3, 14, 28 4 Jumlah 6 24 30

2. Skala Kematangan Emosi

Uji coba skala kematangan emosi dilakukan terhadap 70 remaja laki-laki, usia 16 sampai 18 tahun, bersekolah, tinggal bersama orangtua, memiliki saudara kandung. Adapun distribusi aitem-aitem hasil uji coba skala keberfungsian keluarga akan dijelaskan pada tabel berikut : Tabel 6 Distribusi aitem-aitem hasil uji coba skala kematangan emosi NO. Indikator Kematangan Emosi Indikator Perilaku Aitem Total Fav Unfav 1. Kontrol emosi a. Mengekspresikan emosi sesuai situasi dan waktu yang tepat - 46, 11, 70, 72 4 b. Mengekspresikan emosi dengan cara yang dapat diterima - 7, 28, 61, 68 4 c. Mengendalikan diri saat memosi memuncak - 41, 48 3 2. Pemahaman diri a. Memperlihatkan kepekaan terhadap emosi yang dirasakan - 39 1 b. Mencari cara mengatasi emosi yang dialami dengan mengetahui penyebab emosi 34 15, 35, 57 4 3. Penggunaan fungsi kritis mental a. Tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan 33 26, 50, 64 4 b. Menerima pendapat orang lain 42, 51 9, 22, 45, 55 6 Universitas Sumatera Utara c.Mempertahankan pendapat ketika berbeda dengan orang lain. 32 43, 52 3 d. Membuat keputusan dengan mempertimbangkan dampaknya - 21, 24, 30 3 Jumlah 5 26 31 Berdasarkan hasil uji coba sebanyak 72 aitem skala kematangan emosi diperoleh diperoleh 37 aitem yang memiliki koefisien korelasi aitem total yang memenuhi syarat untuk dapat digunakan dalam penelitian r it ≥ 0, 275, akan tetapi diadakan lagi pemilihan aitem yang lebih mewakili setiap aspek. Hal ini dikarenakan pada masing-masing aspek tidak mempunyai tujuan ukur yang berbeda secara spesifik satu sama lain melainkan merupakan dimensi saja dari satu tujuan ukur yang lebih luas, maka aitem yang berdiskriminasi tinggi sebagai aitem final tanpa perlu risau mengenai komposisi jumlah aitem dalam setiap aspeknya Azwar, 2004. Sehingga jumlah aitem yang dijadikan alat ukur penelitian adalah sejumlah 31 aitem dengan koefisien alpha sebesar 0,900. Koefisien korelasi aitem-aitem yang reliabel berkisar 0,310 hingga 0,703. Pada skala diatas akan dilakukan perubahan tata letak urutan nomor aitem- aitem. Hal ini dilakukan karena aitem yang gugur dan tidak terpilih, tidak diikutsertakan lagi dalam skala penelitian. Distribusi aitem-aitem skala yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada berikut : Tabel 7 Distribusi aitem-aitem skala penelitian kematangan emosi NO. Indikator Kematangan Emosi Indikator Perilaku Aitem Total Fav Unfav Universitas Sumatera Utara 1. Kontrol emosi a. Mengekspresikan emosi sesuai situasi dan waktu yang tepat - 8, 23 15, 18 4 b. Mengekspresikan emosi dengan cara yang dapat diterima - 11, 12, 16, 24 4 c. Mengendalikan diri saat memosi memuncak - 25, 27 2 2. Pemahaman diri a. Memperlihatkan kepekaan terhadap emosi yang dirasakan - 19 1 b. Mencari cara mengatasi emosi yang dialami dengan mengetahui penyebab emosi 2 20, 26 31 4 3. Penggunaan fungsi kritis mental a. Tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan 1 21, 22, 28 4 b. Menerima pendapat orang lain 9, 13 4, 7, 29, 30 5 c.Mempertahankan pendapat ketika berbeda dengan orang lain. 6 3, 14 3 d. Membuat keputusan dengan mempertimbangkan dampaknya - 5, 10, 17 3 Jumlah 5 26 31

G. Prosedur Penelitian

Penelitian ini memiliki prosedur pelaksanaan penelitian yang terdiri dari 3 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan data.

1. Tahap Persiapan Penelitian

Tahap persiapan yang dilakukan oleh peneliti mencakup; a. Pembuatan Alat Ukur Tahap persiapan penelitian diawali dengan menyusun alat ukur penelitian. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 skala yaitu skala Universitas Sumatera Utara keberfungsian keluarga dan kematangan emosi. Pembuatan alat ukur Skala keberfungsian keluarga dan Kematangan emosi dimulai dengan mengkaji teori-teori maupun hasil penelitian yang berkaitan dan dilanjutkan dengan membuat indikator-indikator dari tiap aspek untuk memudahkan dalam penjabarannya. Penyusunan skala ini dilakukan dengan membuat blue print dan kemudian dioperasionalisasikan dalam bentuk aitem-aitem pernyataan. Setelah aitem tersusun, peneliti meminta penilaian ahli yaitu pada dosen pembimbing dan dosen statistika untuk mendiskusikan apakah aitem yang telah dibuat dapat diterima oleh subjek penelitian secara umum. b. Uji Coba Alat Ukur Alat ukur penelitian terlebih dahulu diujicobakan. Alat ukur diberikan kepada 70 remaja laki-laki berusia 16 sampai 18 tahun. Uji coba dilakukan dari tanggal 18 November 2010 sampai 30 November 2010. c. Revisi Alat Ukur Setelah peneliti melakukan uji coba alat ukur, maka peneliti menguji validitas dan reliabilitas skala dengan menggunakan koefisien reliabilitas alpha dari Cronbach dengan bantuan aplikasi program SPSS 17.0 for windo ws. Setelah diketahui aitem-aitem yang memenuhi validitas dan reliabilitasnya, maka kemudian peneliti menyusun aitem-aitem tersebut menjadi alat ukur yang dapat digunakan untuk mengambil data penelitian Azwar, 2004. d. Pemilihan tempat penelitian Universitas Sumatera Utara Peneliti kemudian melakukan randomisasi untuk pemilihan tempat penelitian. Randomisasi dilakukan dengan mengambil undian. Randomisasi dilakukan untuk menentukan kecamatan tempat penelitian, dari 22 kecamatan diambil 2 kecamatan. Kecamatan yang terpilih yaitu kecamatan Medan Timur dan Medan Amplas. Setelah terpilih 2 kecamatan, dilakukan kembali untuk memilih sekolah. Dari masing-masing kecamatan dipilih 1 sekolah yang mewakili kecamatan tersebut. Setelah dilakukan randomisasi maka terpilih 2 sekolah sebagai tempat penelitian yaitu MAN 3 dan SMA Krakatau. e. Mengurus surat izin penelitian Selanjutnya peneliti meminta surat permohonan kepada Fakultas Psikologi untuk memberikan izin melakukan penelitian di sekolah yang menjadi sampel penelitian. Kemudian peneliti meminta izin kepada kepala sekolah yang bersangkutan agar dapat memberikan izin dan mengatur jadwal untuk peneliti melakukan penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 10 Desember 2010 sampai 16 Desember 2010. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam mengambil data penelitian adalah sebagai berikut: a. Pemilihan Sampel Universitas Sumatera Utara Peneliti melakukan kembali random untuk menentukan kelas mana yang akan menjadi kelompok penelitian. Kemudian peneliti melakukan kembali random terhadap siswa dengan cara mengambil sejumlah siswa berdasarkan daftar nama kelas yang telah tersedia yang disesuaikan dengan jumlah sampel penelitian. b. Penyebaran Skala Penelitian Peneliti melaksanakan penelitian pada kelas yang terpilih menjadi kelompok sampel. Peneliti melaksanakan penelitian pada jam dan hari yang telah ditentukan pihak sekolah. Peneliti awalnya memberikan pengarahantentang petunjuk pengerjaan skala penelitian. Siswa diberi waktu sekitar 15 sampai 30 menit untuk menyelesaikan skala. Proses penyebaran skala didampingi oleh seorang guru dari sekolah.

3. Tahap Pengolahan Data

Setelah diperoleh hasil skor skala keberfungsian keluarga dan kematangan emosi, maka dilakukan pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS Versi 17.00 untuk windows.

H. Metode Analisa Data

Data-data yang terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan korelasi Pearson product moment. Teknik ini dapat digunakan oleh peneliti untuk menerangkan keeratan hubungan antar dua variabel Hadi, 2000. Keseluruhan Universitas Sumatera Utara analisa data dilakukan dengan menggunakan fasilitas komputerisasi SPSS 17.0 for windo ws. Sebelum data-data yang terkumpul dianalisa, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang meliputi : 1. Uji Normalitas Uji normalitas adalah pengujian bahwa sampel yang dihadapi adalah berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji one sample kolmogorov-smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal jika nilai p 0,05. 2. Uji Linearitas Uji linearitas ini digunakan untuk mengetahui apakah data distribusi penelitian yaitu variabel bebas keberfungsian keluarga dan variabel tergantung kematangan emosi memiliki hubungan linier. Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel. Asumsi ini menyatakan bahwa hubungan antar variabel yang hendak dianalisis itu mengikuti garis lurus. Jadi peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel akan diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas pada variabel lainnya. Uji linearitas dalam penelitian ini menggunakan uji F dengan nilai p 0.05. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menguraikan analisa data dan pembahasan, yang diawali dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian dan pembahasan.

A. Gambaran Subjek Penelitian

Populasi penelitian ini adalah remaja laki-laki berusia 16 sampai 18 tahun yang tinggal bersama orangtua. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 65 orang. Berikut ini akan diuraikan, yaitu:

1. Berdasarkan usia

Berdasarkan usia subjek penelitian maka diperoleh gambaran penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel berikut: Universitas Sumatera Utara