ingin mengetahui hubungan antara keberfungsian keluarga dan kematangan emosi pada remaja laki-laki.
A. Identifikasi Variabel
Adapun variabel yang terlibat dalam penelitian ini, adalah: Variabel bebas
: Keberfungsian keluarga Variabel tergantung : Kematangan emosi
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional penelitian bertujuan agar pengukuran variabel-variabel penelitian lebih terarah sesuai dengan tujuan dan metode pengukuran yang
dipersiapkan. Adapun definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kematangan Emosi
Kematangan emosi merupakan kondisi remaja mampu mengendalikan dan mengarahkan penyaluran emosi sesuai situasi dan waktu yang tepat dengan cara
yang dapat diterima, mampu menggunakan pemikiran terlebih dahulu terhadap suatu situasi sebelum menggunakan respon emosional, serta mengambil
keputusan yang didasarkan pada pertimbangan sehingga tidak mudah berubah- ubah.
Dalam penelitian ini, kematangan emosi diukur dengan menggunakan skala kematangan emosi yang dikembangkan berdasarkan karakteristik kematangan
emosi yaitu kontrol emosi, pemahaman diri, dan penggunaan fungsi kritis mental.
Universitas Sumatera Utara
Skor tinggi pda skala ini akan menunjukkan tingginya kematangan emosi individu dan skor rendah pada skala ini menunjukkan rendahnya kematangan emosi
individu.
2. Keberfungsian Keluarga
Keberfungsian keluarga merupakan kondisi dimana kelompok sosial terkecil yang didalamnya terdapat ayah, ibu, dan anak menjalankan fungsi dalam keluarga
dengan baik dan ditandai dengan adanya komunikasi yang lancar termasuk didalamnya saling memberikan dukungan dalam interaksi antar anggota keluarga,
mengembangkan nilai-nilai tertentu untuk setiap anggota keluarga, adanya aturan dan pengawasan terhadap aktivitas keluarga.
Dalam penelitian ini, keberfungsian keluarga diukur dengan menggunakan skala keberfungsian keluarga yang dikembangkan berdasarkan dimensi
keberfungsian keluarga yaitu dimensi relationship dengan aspek cohesion, expresiveness, conflict; dimensi personal growth dengan aspek independence,
achievement orientation, intellectual-culture orientation, active-recreational orientation, moral-religious emphasis; dan dimensi system maintenance dengan
aspek organization, dan control. Skor tinggi pda skala ini akan menunjukkan tingginya keberfungsian keluarga yang dimiliki individu dan skor rendah pada
skala ini menunjukkan rendahnya keberfungsian keluarga yang dimiliki individu..
C. Populasi, Sampel dan teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi dan Sampel
Universitas Sumatera Utara
Populasi merupakan keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti Sugiarto, 2003. Populasi dibatasi sebagai jumlah penduduk atau
individu yang paling sedikit memiliki satu sifat yang sama Hadi, 2000. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja laki-laki.
Mengingat keterbatasan peneliti untuk menjangkau keseluruhan populasi, maka peneliti hanya meneliti sebagian dari keseluruhan populasi yang dijadikan
sebagai subjek penelitian atau yang dikenal dengan nama sampel. Sampel merupakan sebagian dari populasi yang ingin diteliti, karakteristik subjek
penelitian sebenarnya merupakan gambaran dari populasi yang diteliti dan sampel yang diambil harus memenuhi karakteristik tersebut karena diambil dari populasi
tersebut Sugiarto, 2003 .
Karakteristik subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Remaja laki-laki
Karakteristik ini dipilih karena menurut Santrock 2003, laki-laki dikenal lebih berkuasa jika dibandingkan dengan perempuan, mereka memiliki pendapat
tentang kemaskulinan terhadap dirinya sehingga tidak mampu mengekspresikan emosi seperti yang dilakukan oleh perempuan, hal ini menunjukkan laki-laki
cenderung memiliki ketidakmatangan emosi jika dibandingkan dengan perempuan. Ketika laki-laki merasa tidak dapat menghadapi masalah, mereka
cenderung menyalurkan emosinya dengan kemarahan ataupun perilaku agresif dan menggantikan reaksi-reaksi emosional melalui perkelahian fisik, dan kurang
peka terhadap keadaan emosi diri sendiri maupun diri orang lain Broidy dan Hall, dalam Goleman, 2001.
Universitas Sumatera Utara
b. Remaja SMA Semakin tinggi tingkat pendidikan individu maka akan lebih banyak
memperoleh pengetahuan dan pengetahuan itu akan digunakan untuk melawan tekanan yang akan dihadapi di masa akan datang dan mengakibatkan semakin
matang emosinya Anderson dalam Mappiare, 1983. c. Berusia 16-18 tahun
Karakteristik ini dipilih karena menurut Hurlock 2004 ketika remaja berada pada masa remaja akhir yaitu usia 16-18 tahun, seharusnya remaja sudah mampu
mengendalikan emosinya dan menunjukkan kematangan emosi. d. Tinggal bersama orangtua
Karakteristik ini dipilih karena orangtua berperan penting dalam perkembangan anak dalam keluarga dan dalam struktur keluarga terdapat sub
sistem orangtua yang bertanggungjawab terhadap pemeliharaan dan pengawasan yang dihubungkan dengan interaksi antara orangtua dan anak Minuchin, 1974.
e. Memiliki saudara kandung Karakteristik ini dipilih karena dengan adanya interaksi saudara sekandung
dapat belajar berkompetisi dan saling bekerjasama di dalam keluarga dan salah satu komponen dalam keberfungsian keluarga adalah struktur keluarga dan
didalamnya terdapat sub sistem saudara sekandung Minuchin, 1974.
2. Jumlah sampel dan teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah multi stage sampling adalah teknik sampling yang membagi-bagi daerah-daerah populasi ke dalam sub-
Universitas Sumatera Utara
sub daerah dan sub-sub daerah ini dibagi dalam daerah kecil, dan seterusnya sehingga dilaksanakan dalam dua tahap atau lebih sesuai dengan kebutuhan. Pada
saat pengambilan sampel bertahap ini anggota kelompok tidak harus seluruhnya dijadikan sampel Sugiarto, 2003. Pada kota Medan terdapat 22 kecamatan, yang
kemudian dirandom 2 kecamatan kecamatan Medan timur dan kecamatan Medan Amplas. Pengambilan sekolah dilakukan secara random kembalidan terpilih 2
sekolah dari masing-masing kecamatan yaitu MAN 3 dan SMA Krakatau. Adapun jumlah subjek dalam penelitian ini berjumlah 65 orang.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode skala. Skala merupakan suatu prosedur pengambilan data sebagai alat
ukur aspek afektif yang merupakan konstruk atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu. Penelitian ini menggunakan
penskalaan model Likert dengan model penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai sikap Azwar,
2004.
1. Skala Keberfungsian Keluarga
Skala keberfungsian keluarga, dimana aitem-aitemnya disusun berdasarkan dimensi keberfungsian keluarga yang diungkapkan oleh Moos dan Moos 2002
yaitu dimensi relationship dengan aspek cohesion, expresiveness, conflict, dimensi personal growth dengan aspek independence, achievement orientation,
intellectual-culture orientation, active-recreational orientation, moral-religious
Universitas Sumatera Utara
emphasis, dan dimensi system maintenance dengan aspek organization, dan control.
Tabel 2 Blue Print Skala Keberfungsian Keluarga
NO Dimensi
Aspek Indikator
Perilaku Aitem
Total
Fav unfav
1. Relationship
Cohesion Mendukung dan
membantu anggota keluarga
1, 51, 32
13, 30, 49
6
Expresiveness Mengekspresikan apa yang dirasakan secara
bebas 2, 11,
31 28, 50,
59 6
Conflict Mengekspresikan
perbedaan pendapat dan kemarahan secara
terbuka 3, 29,
48 12, 40,
52 6
2. Personal
Growth Independence
Membuat keputusan sendiri
4, 27, 46
14, 33, 53
6 Achievement
orientation Belajar bersama di
rumah atau belajar di luar rumah
5, 35, 57
15, 25, 45
6
intellectual- culture
orientation Mengajak anggota
keluarga mendukung hal-hal yang berkaitan
dengan pelajaran, kebudayaan, dan
politik 17, 26,
34 6, 47,
54 6
Active- recreational
orientation Menjalankan kegiatan
sosial di rumah atau di luar rumah
7, 23, 37
16, 56 43
6
Moral- religious
emphasis Mengajarkan etika
dan ajaran agama 19, 42,
55 8, 24,
36 6
3. System
Maintenance Organization
Menentukan tanggung jawab dan rencana
dalam keluarga. 9, 21,
44 18, 39,
60 6
Control Menjalankan aturan
yang telah ditetapkan 20, 22,
41 10, 38,
58 6
Jumlah 30
30 60
2. Skala Kematangan Emosi
Universitas Sumatera Utara
Skala kematangan emosi, aitem yang disusun berdasarkan karakteristik yang diungkapkan oleh Hurlock 2004 yaitu kontrol diri, pemahaman diri,
dan penggunaan fungsi kritis mental.
Tabel 3 Blue Print Skala Kematangan Emosi
NO. Dimensi
Kematangan Emosi
Indikator
Perilaku Aitem
Total
Fav Unfav
1. Kontrol emosi
a. Mengekspresikan emosi sesuai situasi dan waktu
yang tepat 6, 27,
69, 71 46, 72,
70, 11. 8
b. Mengekspresikan emosi dengan cara yang dapat
diterima 18, 47,
66, 67 7, 28,
61, 68 8
c. Mengendalikan diri saat memosi memuncak
2, 12, 37, 60
19, 38. 41, 48
8 2.
Pemahaman diri
a. Memperlihatkan kepekaan terhadap emosi
yang dirasakan 5, 36,
49, 62 39, 40,
58, 59 8
b. Mencari cara mengatasi emosi yang dialami
dengan mengetahui penyebab emosi
1, 34, 56, 65
13, 15, 35, 57
8
3. Penggunaan
fungsi kritis mental
a. Tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan
17, 20, 25, 33
3, 26, 50, 64
8 b. Menerima pendapat orang
lain 14, 31,
42, 51 9, 22,
45, 55 8
c.Mempertahankan pendapat ketika berbeda dengan
orang lain 4, 29,
54, 32, 16, 43,
52, 63 8
d. Membuat keputusan dengan
mempertimbangkan dampaknya
10, 23, 44, 53
8, 21, 24, 30
8
Universitas Sumatera Utara
Jumlah 36
36 72
Setiap komponen-komponen di atas akan diuraikan ke dalam sejumlah pernyataan favorabel dan unfavorabel, dimana subjek diberikan empat alternatif
pilihan yaitu Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Tidak Sesuai TS, dan Sangat Tidak Sesuai STS. Untuk aitem yang favorabel, pilihan SS akan mendapatkan skor
empat, pilihan S akan mendapatkan skor tiga, pilihan TS akan mendapatkan skor dua, dan pilihan STS akan mendapatkan skor satu. Sedangkan untuk aitem yang
unfavorabel pilihan SS akan mendapatkan skor satu, pilihan S mendapatkan skor dua, pilihan TS akan mendapatkan skor tiga, dan pilihan STS akan mendapatkan
skor empat.
E. Uji Validitas, Uji Daya Beda, dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan ukuran seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi alat ukurnya, artinya alat ukur memang mengukur apa yang diinginkan untuk
diukur Hadi, 2000. Untuk mengkaji validitas alat ukur dalam penelitian ini, peneliti melihat alat ukur berdasarkan arah isi yang diukur yang disebut dengan
validitas isi content validity. Validitas isi menunjukkan sejauh mana aitem dalam skala mencakup keseluruhan isi yang ingin diungkapkan oleh tes tersebut. Hal ini
berarti isi alat ukur tersebut harus komprehensif dan memuat isi yang relevan serta tidak keluar dari batasan alat ukur Hadi, 2000. Validitas isi memiliki dua tipe
yaitu validitas muka dan validitas logik. a.
Validitas muka
Universitas Sumatera Utara
Validitas muka merupakan tipe validitas yang didasarkan pada penilaian terhadap format penampilan tes. Apabila penampilan tes telah meyakinkan
dan memberikan kesan mampu mengungkap apa yang hendak diukur maka dapat dikatakan bahwa validitas muka telah terpenuhi.
b. Validitas logik
Validitas logik menunjukkan sejauhmana isi tes merupakan representasi dari ciri-ciri atribut yang hendak diukur. Untuk memperoleh validitas logik
yang tinggi, suatu tes harus dirancang sedemikian rupa sehingga benar-benar berisi aitem yang relevan. Suatu objek ukur yang yang hendak diungkap oleh
tes haruslah dibatasi lebih dahulu kawasan perilakunya secara seksama dan konkret.
Penilaian validitas isi tergantung pada penilaian subjektif individual. Hal ini dikarenakan estimasi validitas isi tidak melibatkan perhitungan statistik
apapun melainkan dengan analisis rasional dan melalui professional judgement. Dalam penelitian ini, peneliti meminta professional judgement
yaitu dosen pembimbing peneliti dan dosen bidang psikometri.
2. Uji Daya Beda
Sebelum melakukan pengujian reliabilitas, hendaknya terlebih dahulu melakukan prosedur seleksi aitem dengan cara menguji karakteristik masing-
masing aitem yang menjadi bagian tes yang bersangkutan. Aitem-aitem yang tidak
Universitas Sumatera Utara
memenuhi syarat kualitas yang baik tidak boleh diikutkan menjadi bagian tes. Prinsip kerja yang dijadikan dasar untuk melakukan seleksi aitem dalam hal ini
adalah memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur skala sebagaimana dikehendaki oleh penyusunnya Azwar, 2004.
Pengujian daya beda aitem menghendaki dilakukannya komputasi korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu distribusi
skor skala itu sendiri. Komput asi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total r
it
yang dikenal dengan sebutan parameter daya beda aitem. Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem menggunakan batasan r
it
≥ 0,275. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,275, daya pembedanya
dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki harga r
it
kurang dari 0,275 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya beda rendah Azwar, 2004.
Pernyataan-pernyataan pada skala diuji daya beda aitemnya dengan menghitung antara skor aitem dengan skor total skala. Teknik statistika yang
digunakan adalah koefisiensi Product Moment oleh Pearson. Formulasi koefisien korelasi Product Moment dari Pearson digunakan bagi tes-tes yang setiap
aitemnya diberi skor berkelanjutan. Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara skor aitem dengan skor skala berarti semakin tinggi konsistensi antara
aitem tersebut dengan skala secara keseluruhan yang berarti semakin tinggi daya bedanya. Bila koefisien korelasi rendah mendekati angka nol berarti fungsi aitem
tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur skala dan daya bedanya tidak baik Azwar, 2004. Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan menggunakan
program komputer SPSS 17.0
Universitas Sumatera Utara
3. Uji Reliabilitas
Reliabilitas mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran Azwar, 2004. Untuk menguji
reliabilitas dari aitem-aitem yang ada digunakan formula Alpha Cronbach melalui bantuan SPSS 17.0. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas
r
xx’
yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi
reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0
berarti semakin rendahnya reliabilitas.
F. Hasil Uji Coba Alat Ukur 1. Skala Keberfungsian Keluarga
Uji coba skala keberfungsian keluarga dilakukan terhadap 70 remaja laki-laki usia 16 sampai18 tahun, bersekolah, tinggal bersama orangtua, memiliki saudara
kandung. Adapun distribusi aitem-aitem hasil uji coba skala keberfungsian keluarga akan dijelaskan pada tabel berikut :
Tabel 4 Distribusi aitem-aitem hasil uji coba skala keberfungsian keluarga
NO Dimensi
Aspek Indikator
Perilaku Aitem
Total
Fav unfav
1. Relationship
Cohesion Mendukung dan
membantu anggota keluarga
51 13, 30,
49 4
Expresiveness Mengekspresikan apa yang dirasakan secara
bebas 2, 31
50, 59 4
Conflict Mengekspresikan
- 12, 52
2
Universitas Sumatera Utara
perbedaan pendapat dan kemarahan secara
terbuka
2. Personal
Growth Independence
Membuat keputusan sendiri
- 14, 53
2 Achievement
orientation Belajar bersama di
rumah atau belajar di luar rumah
- 15, 25,
2
intellectual- culture
orientation Mengajak anggota
keluarga mendukung hal-hal yang berkaitan
dengan pelajaran, kebudayaan, dan
politik -
47, 54 2
Active- recreational
orientation Menjalankan kegiatan
sosial di rumah atau di luar rumah
- 16, 43,
56 3
Moral- religious
emphasis Mengajarkan etika
dan ajaran agama 42, 55
8, 24 36
5
3. System
Maintenance Organization
Menentukan tanggung jawab dan rencana
dalam keluarga. -
39, 60 2
Control Menjalankan aturan
yang telah ditetapkan 41
10, 38, 58
4 Jumlah
6 24
30
Berdasarkan hasil uji coba sebanyak 60 aitem skala keberfungsian keluarga diperoleh diperoleh 34 aitem yang memiliki koefisien korelasi aitem total yang
memenuhi syarat untuk dapat digunakan dalam penelitian r
it
≥ 0, 275, akan tetapi diadakan lagi pemilihan aitem yang lebih mewakili setiap aspek. Hal ini
dikarenakan pada masing-masing aspek tidak mempunyai tujuan ukur yang berbeda secara spesifik satu sama lain melainkan merupakan dimensi saja dari
satu tujuan ukur yang lebih luas, maka aitem yang berdiskriminasi tinggi sebagai aitem final tanpa perlu risau mengenai komposisi jumlah aitem dalam setiap
aspeknya Azwar, 2004. Sehingga jumlah aitem yang dijadikan alat ukur
Universitas Sumatera Utara
penelitian adalah sejumlah 30 aitem lihat tabel 4 dengan koefisien alpha sebesar 0, 902. Koefisien korelasi aitem-aitem yang reliabel berkisar 0,306 hingga 0,676.
Pada skala diatas akan dilakukan perubahan tata letak urutan nomor aitem- aaitem. Hal ini dilakukan karena aitem yang gugur dan tidak terpilih, tidak
diikutsertakan lagi dalam skala penelitian. Distribusi aitem-aitem skala yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5 Distribusi aitem-aitem skala penelitian keberfungsian keluarga
NO Dimensi
Aspek
Indikator
Perilaku Aitem
Total
Fav Unfav
1. Relationship
Cohesion Mendukung dan
membantu anggota keluarga
22 5, 11,
20 4
Expresiveness Mengekspresikan apa yang dirasakan secara
bebas 1, 12
21, 29 4
Conflict Mengekspresikan
perbedaan pendapat dan kemarahan secara
terbuka -
4, 23 2
2. Personal
Growth Independence
Membuat keputusan sendiri
- 6, 24
2 Achievement
orientation Belajar bersama di
rumah atau belajar di luar rumah
- 7, 10
2
Intellectual- culture
orientation Mengajak anggota
keluarga mendukung hal-hal yang berkaitan
dengan pelajaran, kebudayaan, dan
politik -
19, 25 2
Active- recreational
orientation Menjalankan kegiatan
sosial di rumah atau di luar rumah
- 8, 18,
27 3
Moral- religious
emphasis Mengajarkan etika
dan ajaran agama 17, 26
2, 9, 13
5
3. System
Organization Menentukan tanggung -
15, 30 2
Universitas Sumatera Utara
Maintenance jawab dan rencana
dalam keluarga. Control
Menjalankan aturan yang telah ditetapkan
16 3, 14,
28 4
Jumlah 6
24 30
2. Skala Kematangan Emosi
Uji coba skala kematangan emosi dilakukan terhadap 70 remaja laki-laki, usia 16 sampai 18 tahun, bersekolah, tinggal bersama orangtua, memiliki saudara
kandung. Adapun distribusi aitem-aitem hasil uji coba skala keberfungsian keluarga akan dijelaskan pada tabel berikut :
Tabel 6 Distribusi aitem-aitem hasil uji coba skala kematangan emosi
NO. Indikator
Kematangan Emosi
Indikator
Perilaku Aitem
Total
Fav Unfav
1. Kontrol emosi
a. Mengekspresikan emosi sesuai situasi dan waktu
yang tepat -
46, 11, 70, 72
4
b. Mengekspresikan emosi dengan cara yang dapat
diterima -
7, 28, 61, 68
4
c. Mengendalikan diri saat memosi memuncak
- 41, 48
3 2.
Pemahaman diri
a. Memperlihatkan kepekaan terhadap emosi
yang dirasakan -
39 1
b. Mencari cara mengatasi emosi yang dialami
dengan mengetahui penyebab emosi
34 15, 35,
57 4
3. Penggunaan
fungsi kritis mental
a. Tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan
33 26, 50,
64 4
b. Menerima pendapat orang lain
42, 51 9, 22,
45, 55 6
Universitas Sumatera Utara
c.Mempertahankan pendapat ketika berbeda dengan
orang lain. 32
43, 52 3
d. Membuat keputusan dengan
mempertimbangkan dampaknya
- 21, 24,
30 3
Jumlah 5
26 31
Berdasarkan hasil uji coba sebanyak 72 aitem skala kematangan emosi diperoleh diperoleh 37 aitem yang memiliki koefisien korelasi aitem total yang
memenuhi syarat untuk dapat digunakan dalam penelitian r
it
≥ 0, 275, akan tetapi diadakan lagi pemilihan aitem yang lebih mewakili setiap aspek. Hal ini
dikarenakan pada masing-masing aspek tidak mempunyai tujuan ukur yang berbeda secara spesifik satu sama lain melainkan merupakan dimensi saja dari
satu tujuan ukur yang lebih luas, maka aitem yang berdiskriminasi tinggi sebagai aitem final tanpa perlu risau mengenai komposisi jumlah aitem dalam setiap
aspeknya Azwar, 2004. Sehingga jumlah aitem yang dijadikan alat ukur penelitian adalah sejumlah 31 aitem dengan koefisien alpha sebesar 0,900.
Koefisien korelasi aitem-aitem yang reliabel berkisar 0,310 hingga 0,703. Pada skala diatas akan dilakukan perubahan tata letak urutan nomor aitem-
aitem. Hal ini dilakukan karena aitem yang gugur dan tidak terpilih, tidak diikutsertakan lagi dalam skala penelitian. Distribusi aitem-aitem skala yang
digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada berikut :
Tabel 7 Distribusi aitem-aitem skala penelitian kematangan emosi
NO. Indikator
Kematangan Emosi
Indikator
Perilaku Aitem
Total
Fav Unfav
Universitas Sumatera Utara
1. Kontrol emosi
a. Mengekspresikan emosi sesuai situasi dan waktu
yang tepat -
8, 23 15, 18
4
b. Mengekspresikan emosi dengan cara yang dapat
diterima -
11, 12, 16, 24
4
c. Mengendalikan diri saat memosi memuncak
- 25, 27
2 2.
Pemahaman diri
a. Memperlihatkan kepekaan terhadap emosi
yang dirasakan -
19 1
b. Mencari cara mengatasi emosi yang dialami
dengan mengetahui penyebab emosi
2 20, 26
31 4
3. Penggunaan
fungsi kritis mental
a. Tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan
1 21, 22,
28 4
b. Menerima pendapat orang lain
9, 13 4, 7,
29, 30 5
c.Mempertahankan pendapat ketika berbeda dengan orang
lain. 6
3, 14 3
d. Membuat keputusan dengan mempertimbangkan
dampaknya -
5, 10, 17
3
Jumlah 5
26 31
G. Prosedur Penelitian
Penelitian ini memiliki prosedur pelaksanaan penelitian yang terdiri dari 3 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan data.
1. Tahap Persiapan Penelitian
Tahap persiapan yang dilakukan oleh peneliti mencakup; a.
Pembuatan Alat Ukur Tahap persiapan penelitian diawali dengan menyusun alat ukur penelitian.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 skala yaitu skala
Universitas Sumatera Utara
keberfungsian keluarga dan kematangan emosi. Pembuatan alat ukur Skala keberfungsian keluarga dan Kematangan emosi dimulai dengan mengkaji
teori-teori maupun hasil penelitian yang berkaitan dan dilanjutkan dengan membuat indikator-indikator dari tiap aspek untuk memudahkan dalam
penjabarannya. Penyusunan skala ini dilakukan dengan membuat blue print dan kemudian dioperasionalisasikan dalam bentuk aitem-aitem pernyataan.
Setelah aitem tersusun, peneliti meminta penilaian ahli yaitu pada dosen pembimbing dan dosen statistika untuk mendiskusikan apakah aitem yang
telah dibuat dapat diterima oleh subjek penelitian secara umum. b. Uji Coba Alat Ukur
Alat ukur penelitian terlebih dahulu diujicobakan. Alat ukur diberikan kepada 70 remaja laki-laki berusia 16 sampai 18 tahun. Uji coba dilakukan
dari tanggal 18 November 2010 sampai 30 November 2010. c. Revisi Alat Ukur
Setelah peneliti melakukan uji coba alat ukur, maka peneliti menguji validitas dan reliabilitas skala dengan menggunakan koefisien reliabilitas
alpha dari Cronbach dengan bantuan aplikasi program SPSS 17.0 for windo ws. Setelah diketahui aitem-aitem yang memenuhi validitas dan
reliabilitasnya, maka kemudian peneliti menyusun aitem-aitem tersebut menjadi alat ukur yang dapat digunakan untuk mengambil data penelitian
Azwar, 2004. d.
Pemilihan tempat penelitian
Universitas Sumatera Utara
Peneliti kemudian melakukan randomisasi untuk pemilihan tempat penelitian. Randomisasi dilakukan dengan mengambil undian. Randomisasi
dilakukan untuk menentukan kecamatan tempat penelitian, dari 22 kecamatan diambil 2 kecamatan. Kecamatan yang terpilih yaitu kecamatan Medan Timur
dan Medan Amplas. Setelah terpilih 2 kecamatan, dilakukan kembali untuk memilih sekolah. Dari masing-masing kecamatan dipilih 1 sekolah yang
mewakili kecamatan tersebut. Setelah dilakukan randomisasi maka terpilih 2 sekolah sebagai tempat penelitian yaitu MAN 3 dan SMA Krakatau.
e. Mengurus surat izin penelitian
Selanjutnya peneliti meminta surat permohonan kepada Fakultas Psikologi untuk memberikan izin melakukan penelitian di sekolah yang menjadi sampel
penelitian. Kemudian peneliti meminta izin kepada kepala sekolah yang bersangkutan agar dapat memberikan izin dan mengatur jadwal untuk peneliti
melakukan penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 10 Desember 2010 sampai 16 Desember 2010. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam mengambil data
penelitian adalah sebagai berikut: a.
Pemilihan Sampel
Universitas Sumatera Utara
Peneliti melakukan kembali random untuk menentukan kelas mana yang akan menjadi kelompok penelitian. Kemudian peneliti melakukan kembali
random terhadap siswa dengan cara mengambil sejumlah siswa berdasarkan daftar nama kelas yang telah tersedia yang disesuaikan dengan jumlah sampel
penelitian. b. Penyebaran Skala Penelitian
Peneliti melaksanakan penelitian pada kelas yang terpilih menjadi kelompok sampel. Peneliti melaksanakan penelitian pada jam dan hari yang
telah ditentukan pihak sekolah. Peneliti awalnya memberikan pengarahantentang petunjuk pengerjaan skala penelitian. Siswa diberi waktu
sekitar 15 sampai 30 menit untuk menyelesaikan skala. Proses penyebaran skala didampingi oleh seorang guru dari sekolah.
3. Tahap Pengolahan Data
Setelah diperoleh hasil skor skala keberfungsian keluarga dan kematangan emosi, maka dilakukan pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan bantuan komputer program SPSS Versi 17.00 untuk windows.
H. Metode Analisa Data
Data-data yang terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan korelasi Pearson product moment. Teknik ini dapat digunakan oleh peneliti untuk
menerangkan keeratan hubungan antar dua variabel Hadi, 2000. Keseluruhan
Universitas Sumatera Utara
analisa data dilakukan dengan menggunakan fasilitas komputerisasi SPSS 17.0 for windo ws.
Sebelum data-data yang terkumpul dianalisa, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang meliputi :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian bahwa sampel yang dihadapi adalah berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Uji normalitas ini
dilakukan dengan menggunakan uji one sample kolmogorov-smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal jika nilai p 0,05.
2. Uji Linearitas Uji linearitas ini digunakan untuk mengetahui apakah data distribusi
penelitian yaitu variabel bebas keberfungsian keluarga dan variabel tergantung kematangan emosi memiliki hubungan linier. Uji linieritas
dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel. Asumsi ini menyatakan bahwa hubungan antar variabel yang hendak dianalisis itu
mengikuti garis lurus. Jadi peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel akan diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan
kuantitas pada variabel lainnya. Uji linearitas dalam penelitian ini menggunakan uji F dengan nilai p 0.05.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menguraikan analisa data dan pembahasan, yang diawali dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian dan pembahasan.
A. Gambaran Subjek Penelitian
Populasi penelitian ini adalah remaja laki-laki berusia 16 sampai 18 tahun yang tinggal bersama orangtua. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 65
orang. Berikut ini akan diuraikan, yaitu:
1. Berdasarkan usia
Berdasarkan usia subjek penelitian maka diperoleh gambaran penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara