Salah satu badan usaha yang telah melaksanakan program Corporate Social Responsibility di bidang kemitraan di Sumatera Utara adalah PT Perkebunan
Nusantara III. Pada Badan Usaha Milik Negara BUMN ini program kemitraan ditangani oleh Bidang Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL PT. Perkebunan
Nusantara III. Dengan adanya program kemitraan yang dilaksanakan oleh PT.
Perkebunan Nusantara III, diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi usaha kecil menengah masyarakat di sekitar lingkungan perkebunan. Selain itu,
diharapkan juga usaha kecil menengah ini nantinya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lingkungan sekitarnya, di tingkat daerah dan nasional.
Melihat berbagai bentuk keadaan dan dampak yang ditimbulkan dari kegiatan kemitraan di bidang sosial dan ekonomi yang merupakan pembinaan dari
Corporate Social Reponsiblity CSR di PT. Perkebunan Nusantara III PTPN III
terhadap usaha kecil menengah masyarakat, maka penulis tertarik untuk meneliti
bagaimana dampak penerapan pola kemitraan PT. Perkebunan Nusantara III
terhadap sosial ekonomi usaha kecil menengah masyarakat sekitar dengan lokasi penelitian di kabupaten Deli Serdang.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan pola kemitraan yang terjalin antara PT. Perkebunan
Nusantara III dengan usaha kecil menengah masyarakat sekitar di daerah penelitian?
Universitas Sumatera Utara
2. Bagaimana peran kemitraan PT. Perkebunan Nusantara III terhadap usaha
kecil menengah masyarakat di daerah penelitian? 3.
Bagaimana dampak program pola kemitraan PT. Perkebunan Nusantara III terhadap sosial ekonomi usaha kecil menengah masyarakat di daerah
penelitian?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut 1.
Untuk mengetahui mengenai penerapan pola kemitraan yang terjalin antara PT. Perkebunan Nusantara III terhadap usaha kecil menengah masyarakat di
daerah penelitian 2.
Untuk mengetahui bagaimana peran kemitraan PT. Perkebunan Nusantara III terhadap usaha kecil menengah masyarakat di daerah penelitian
3. Untuk mengetahui dampak sosial ekonomi terhadap usaha kecil menengah
program pola kemitraan PT. Perkebunan Nusantara III di daerah penelitian.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi bagi pihak PT. Perkebunan Nusantara III untuk pengembangan kemitraan dengan usaha kecil
menengah dan dampak yang ditimbulkannya dan sebagai bahan refrensi dan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA
PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Suatu bisnis yang bertanggung jawab secara sosial mempertimbangkan tidak hanya “apa yang terbaik bagi perusahaannya” saja, tetapi juga “apa yang terbaik
bagi masyarakat umum”. Bisnis-bisnis memiliki tanggung jawab kepada beberapa pihak utama yang berkepentingan stakeholder, termasuk lingkungan, karyawan,
pelanggan, investor, dan komunitas, minimal dalam radius operasi usaha Ambadar, 2008 .
Menurut Wibosono 2007 ada tiga alasan penting mengapa kalangan dunia usaha merespon dan mengembangkan isu tanggung jawab sosial sejalan dengan operasi
usahanya antara lain : a.
Perusahaan adalah bagian dari masyarakat sehingga wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat dan menyadari bahwa mereka
beroperasi dalam usaha tatanan lingkungan masyarakat. b.
Kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang bersifat simbiosa mutualisme untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat,
setidaknya licence to operate, wajar bila perusahaan juga dituntut untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, sehingga tercipta
harmonisasi hubungan bahkan pendongkarakan citra dan performa perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
c. Kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untuk meredam
atau menghindari konflik sosial. Potensi konflik itu bisa berasal akibat dampak operasional perusahaan ataupun akibat kesenjangan struktural dan
ekonomis yang timbul antara masyarakat dengan komponen perusahaan
Konsep formal kemitraan sebenarnya telah tercantum dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 yang berbunyi, “Kerja sama antara usaha kecil dengan
usaha menengah atau dengan usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan”. Konsep tersebut
diperjelas pada Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 yang menerangkan bahwa bentuk kemitraan yang ideal adalah yang saling memperkuat, saling
menguntungkan, dan saling menghidupi. Tujuan kemitraan adalah untuk meningkatkan pendapatan, kesinambungan usaha, meningkatkan kualitas sumber
daya kelompok mitra, peningkatan skala usaha, serta menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan usaha kelompok usaha mandiri.
Sumardjo, Sulaksana, Darmono, 2004.
Rachbini 1999 menyatakan kemitraan adalah salah satu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih
keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Kemitraan usaha antara pelaku ekonomi, yaitu antara usaha besar
dan menengah dengan usaha kecilkoperasi akan mewujudkan demokrasi ekonomi dan efisiensi nasional yang berdaya saing tinggi. Karena usaha kecil dan koperasi
merupakan bagian terbesar dari pelaku perekonomian nasional.
Universitas Sumatera Utara
Usaha mikro, kecil dan menengah telah diakui sangat strategis dan penting tidak hanya bagi pertumbuhan ekonomi tetapi juga untuk pembagian pendapatan yang
merata. Karena peranannya yang sangat strategis dan penting. Indonesia memberikan perhatian khusus bagi perkembangan-perkembangan usaha mikro,
kecil dan menengah, termasuk membina lingkungan dengan iklim usaha yang kondusif, memfasilitasi dan memberikan akses pada sumberdaya produktif dan
memperkuat kewirausahaan serta daya saingnya Hadipuro dan Wijanto, 2000.
Menurut Hafsah 2000 menyatakan untuk memperkuat usaha mikro, kecil dan menengah dapat dilakukan dengan strategi kemitraan. Kemitraan dalam hal ini
merupakan suatu rangkaian proses yang dimulai dengan mengenal calon mitranya, mengetahui posisi keunggulan dan kelemahan usahanya, memulai membangun
strategi, melaksanakan dan terus memonitor dan mengevaluasi sampai target sasaran tercapai. Dimana proses ini harus benar-benar dicermati sejak awal
sehingga permasalahan yang timbul dapat diketahui baik besarnya permasalahan maupun langkah-langkah yang diambil.
Kemitraan sangat tergantung pada komitmen dan prinsip saling menguntungkan. Kemitraan yang dilakukan oleh pelaku mitra hendaknya harus dapat memberikan
manfaat bagi kelangsungan usaha karena melalui sistem ekonomi terbuka sekarang ini daya tarik pasar akan selalu mendorong munculnya pendatang baru,
terutama usaha berskala besar yang dapat memberikan ancaman bagi usaha berskala kecil menengah. Ancaman yang dimaksud adalah usaha besar umumnya
dapat memenangkan persaingan dengan teknik-teknik bersaing, ilmu pengetahuan
Universitas Sumatera Utara
dan tekonologi yang modern dan sebagainya. Tanpa kerjasama atau kemitraan cepat atau lambat banyak usaha kecil akan terkalahkan oleh usaha besar
Linton , 1997.
Saydam 2006 menjelaskan di Indonesia, terdapat sejumlah departemen dan lembaga pemerintah non departemen yang terlibat langsung maupun tidak
langsung dalam perumusan kebijaksanaan pengembangan Usaha Kecil Menengah UKM dan implementasinya pelaksanaan program-program pembinaan
termasuk Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Menegkop, Menteri Keuangan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bappenas, dan
Departemen Perindustrian dan Perdagangan Deperindag. Walaupun dalam Undang-Undang No.9 tahun 1995 telah ditetapkan apa yang dimaskud dengan
Usaha Kecil UK, dan melalui Instruksi Presiden Inpres No.10 tahun 1999 mengenai definisi usaha menengah, namun dalam prakteknya, banyak di antara
departemen dan badan pemerintah tersebut punya kriteria sendiri-sendiri yang berbeda dalam mendefinisikan Usaha Kecil Menengah UKM.
Dalam Undang-Undang No.91999 tersebut ditetapkan bahwa Usaha Kecil UK adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
a Memiliki kekayaan bersih paling banyak 200 juta rupiah tidak termasuk harga
tanah dan bangunan tempat usaha, b
Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak 1 miliar rupiah,
Universitas Sumatera Utara
c Usaha yang berdiri sendiri, bukan perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai atau terafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau skala besar,
d Berbentuk badan usaha yang dimiliki orang perorang, badan usaha yang tidak
berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi. Besar.
Menurut Badan Pusat Statistik, mengukur Usaha Kecil Menengah UKM berdasarkan jumlah pekerja. Usaha Kecil UK adalah unit usaha dengan jumlah
pekerja paling sedikit 5 orang dan paling banyak 19 orang termasuk pengusaha. Usaha Rumah Tangga adalah unit usaha dengan jumlah pekerja paling banyak 4
orang termasuk pegusaha. Usaha Menengah Besar UMB adalah unit usaha yang mengerjakan lebih dari 20 orang.
Menurut Inpres No.101999 tersebut, Usaha Menengah UM adalah suatu unit usaha dengan nilai asset netto diluar tanah dan gedung antara Rp 200 juta hingga
Rp 10 miliar, diatas nilai tersebut disebut usaha besar Definisi menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan yang mengukur usaha kecil
menengah berdasarkan nilai investasi awalaset.
Menurut Saydam 2006, usaha menengah merupakan kegiatan ekonomi rakyat dengan kriteria :
Universitas Sumatera Utara
a Usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari 200 juta rupiah sampai
dengan paling banyak 10 miliar rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha,
b Usaha itu berdiri sendiri, bukan perusahaan cabang perusahaan yang dimilki,
dikuasai atau terafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah skala besar,
c Berbentuk badan usaha yang dimilki orang, perorang, badan usaha yang tidak
berbadan hukum termasuk koperasi.
Bentuk-bentuk pola kemitraan tergantung pada apa yang diinginkan dan tergantung kepada yang akan dikerjasamakan. Pola kemitraan yang telah
direkomendasikan yaitu: a
Pola kemitraan inti plasma Pola kemitraan inti plasma adalah hubungan kemitraan antara kelompok mitra
dengan perusahaan mitra dimana kelompok mitra bertindak sebagai plasma
inti. Perusahaan Mitra membina Kelompok Mitra dalam hal:
a. Penyediaan dan penyiapan lahan b. Pemberian saprodi.
c. Pemberian bimbingan teknis manajemen usaha dan produksi. d. Perolehan, penguasaan dan peningkatan teknologi.
e. Pembiayaan. f. Bantuan lain seperti efesiensi dan produktifitas usaha.
Universitas Sumatera Utara
b Pola kemitraan kontrak
Pola kemitraan kontrak adalah pola kemitraan antara perusahaan mitra usaha dengan kelompok mitra usaha yang memproduksi komponen yang diperlukan
perusahaan mitra sebagai bagian dari produksinya. c
Pola dagang umum Pola dagang umum adalah hubungan usaha dalam pemasaran hasil produksi.
Pihak yang terlibat dalam pola ini adalah pihak pemasaran dengan kelompok usaha pemasok komoditas yang diperlukan oleh pihak pemasaran tersebut.
d Pola kemitraan keagenan
Pola kemitraan keagenan merupakan bentuk kemitraan yang terdiri dari pihak perusahaan mitra dan kelompok mitra atau pengusaha kecil mitra. Pihak
perusahaan mitra perusahaan besar memberikan hak khusus kepada kelompok mitra untuk memasarkan barang atau jasa perusahaan yang dipasok
oleh pengusaha besar mitra e
Pola kerjasama operasional Pola kerjasama operasional adalah hubungan kemitraan antar kelompok mitra
dengan perusahaan mitra, dimana kelompok mitra menyediakan modal dan atau sarana untuk mengusahakan budidaya pertanian.
Sumardjo, Sulaksana, Darmono, 2004.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Landasan Teori