Latar Belakang Dampak Program Pola Kemitraan PTPN III Terhadap Sosial Ekonomi Usaha Kecil Menengah Masyarakat Sekitar

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Program Corporate Social Reponsibility CSR merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 dan pasal 74 Undang-Undang Perseroan Terbatas UUPT tahun 2007. Dengan adanya Undang-Undang Perseroan Terbatas yang baru, industri atau korporasi-korporasi wajib untuk melaksanakannya, tetapi kewajiban ini bukan merupakan suatu beban yang memberatkan. Industri dan korporasi berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan mempertimbangkan pula faktor lingkungan hidup. Kini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata single bottom line, melainkan sudah meliputi keuangan, sosial, dan aspek lingkungan biasa disebut Triple bottom line. Sinergi tiga elemen ini merupakan kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan Ambadar, 2008. Menurut Wibisono 2007 konsep Corporate Social Reponsibility lahir pada saat industri berkembang setelah terjadi revolusi industri. Kebanyakan perusahaan masih memfokuskan dirinya sebagai organisasi yang mencari keuntungan belaka. Mereka menganggap sumbangan kepada masyarakat cukup diberikan dalam bentuk penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan masyarakat melalui produknya, dan pembayaran pajak kepada negara. Seiring berjalannya waktu, masyarakat tidak sekedar menuntut perusahaan untuk menyediakan barang dan Universitas Sumatera Utara jasa yang diperlukannya, melainkan menuntut untuk bertanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitarnya. Perusahaan-perusahaan memiliki peranan besar untuk memberikan dukungan dan menyisihkan sebagian dari keuntungan bersih mereka guna pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM. Pembinaan Corporate Social Responsibility untuk pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah telah menjadi salah satu pilihan strategis banyak negara berkembang agar memperkuat dan meningkatkan daya saing usaha mikro, kecil dan menengah. Perusahaan- perusahaan besar perlu bekerjasama satu sama lain agar memanfaatkan peluang- peluang demi pertumbuhan dan kemakmuran masyarakat. Corporate Social Responsibility salah satu solusi dalam pengembangan kemitraan-kemitraan yang kuat dalam usaha mikro, kecil dan menengah Saydam, 2006. Selanjutnya Dipta 2008 menjelaskan pola kepedulian perusahaan besar dalam bentuk sosial seperti ini yang sering disebut Corporate Social Responsibility telah banyak dikembangkan dan digunakan sebagai salah satu solusi kemitraan yang dapat memperkuat daya saing usaha mikro, kecil dan menengah. Kemitraan yang kuat akan mendorong usaha mikro, kecil dan menengah menjadi kuat. Pengembangan program kemitraan dengan pola Corporate Social Responsibility ini dapat dilakukan dalam berbagai pola, seperti community development, peningkatan kapasitas, promosi produk, bahkan perkuatan permodalan bagi usaha mikro dan kecil. Selain hal-hal tersebut, bentuk program Corporate Social Responsibility lainnya yang juga bisa dilakukan adalah pengembangan lembaga Universitas Sumatera Utara layanan bisnis dan yayasan lain yang intinya diarahkan untuk pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah. Orientasi pembangunan akan ditujukan kepada revitalisasi sektor pertanian dan pedesaan serta pengembangan sektor riil khususnya koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Pemerintah memberikan perhatian yang lebih kepada usaha mikro, kecil dan menengah termasuk koperasi karena pemerintah melihat disitulah tumpuan hidup terbesar rakyat Indonesia. Namun demikian, pemerintah juga tetap memberikan kesempatan berkembang bagi usaha besar, baik swasta maupun Badan Usaha MIlik Negara BUMN untuk ikut menumbuh kembangkan usaha mikro, kecil dan menengah BPS, 2006. Dipta 2008 menjelaskan bahwa menyadari akan posisi penting dan strategisnya usaha kecil dan menengah termasuk usaha mikro berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu telah menetapkan pembangunan usaha kecil menengah termasuk koperasi sebagai program prioritas dan telah diformalkan dalam bentuk Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 7 Tahun 2005 tentang “Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009”. Pada Bagian IV dari Agenda Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat, yakni Bab 20 secara khusus memuat “Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah”, yang menjadi acuan pemerintah untuk pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah selama 5 tahun ke Universitas Sumatera Utara depan. Bagaimana penjabaran dari Bab 20 tersebut, khususnya menyangkut strategi penguatan usaha mikro, kecil dan menengah melalui kerjasama kemitraan. Hafsah 2000 mengatakan keberadaan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah telah dirasakan ketika Indonesia dilanda krisis ekonomi. Ketika perbankan nasional dan pelaku usaha besar banyak mengalami kerugian karena tingginya ketergantungan kepada pinjaman luar negeri, ekonomi nasional berhasil diselamatkan oleh kehadiran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah. Usaha yang menghidupi sebahagian besar rakyat Indonesia ini tetap tegar menghadapi krisis ekonomi karena tidak banyak ketergantungan pada pinjaman luar negeri, dan bahkan justru sebagian dari mereka menikmati adanya dampak dari krisis ekonomi terutama yang berorientasi pada pasar luar negeri atau ekspor Menurut Sihombing 2004 dalam menuju perdagangan bebas, pemberdayaan koperasi dan usaha kecil menengah diera reformasi merupakan tuntutan untuk mengembalikan orientasi pembangunan ekonomi dengan memperkuat industri kecil yang sifatnya potensial menjadi industri menengah melalui kemitraan atau aliansi. Pengembangan kemitraan usaha antara Usaha Kecil Menengah UKM, Usaha Besar UB dan pemerintah bukan saja dimaksudkan untuk mempercepat pengembangan usaha-usaha berskala kecil melainkan juga dalam rangka memperbaiki struktur ekonomi nasional. Usaha kemitraan ini dapat dikembangkan untuk saling menghidupi dan saling menguntungkan dengan pemanfaatan kerjasama sumber daya yang tersedia. Universitas Sumatera Utara Salah satu badan usaha yang telah melaksanakan program Corporate Social Responsibility di bidang kemitraan di Sumatera Utara adalah PT Perkebunan Nusantara III. Pada Badan Usaha Milik Negara BUMN ini program kemitraan ditangani oleh Bidang Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL PT. Perkebunan Nusantara III. Dengan adanya program kemitraan yang dilaksanakan oleh PT. Perkebunan Nusantara III, diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi usaha kecil menengah masyarakat di sekitar lingkungan perkebunan. Selain itu, diharapkan juga usaha kecil menengah ini nantinya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lingkungan sekitarnya, di tingkat daerah dan nasional. Melihat berbagai bentuk keadaan dan dampak yang ditimbulkan dari kegiatan kemitraan di bidang sosial dan ekonomi yang merupakan pembinaan dari Corporate Social Reponsiblity CSR di PT. Perkebunan Nusantara III PTPN III terhadap usaha kecil menengah masyarakat, maka penulis tertarik untuk meneliti bagaimana dampak penerapan pola kemitraan PT. Perkebunan Nusantara III terhadap sosial ekonomi usaha kecil menengah masyarakat sekitar dengan lokasi penelitian di kabupaten Deli Serdang.

1.2 Identifikasi Masalah