dan stres. Sedangkan Gibson 2006 menyatakan sikap terhadap job characteristic secara positif dapat menumbuhkan semangat kerja dan untuk mencapai prestasi
kerja yang optimal. Faktor lain yang turut mempengaruhi kepuasan kerja seseorang, seperti
faktor skill variety individu, autonomy individu dalam mengerjakan tugas, feedback yang didapatkan individu atas tugas yang diselesaikan, dan hal lain
menyangkut job characteristic itu sendiri Hackman dan Oldham, 1976 dalam Spector, 1996. Misalnya, seseorang yang memandang tugasnya sebagai tugas
yang penting, maka ia cenderung mempunyai kepuasan kerja Munandar, 2001. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketika karyawan memiliki
kesesuai job characteristic yang positif dengan kehidupan pekerja, maka karyawan tersebut akan merasa puas dengan pekerjaannya sehingga karyawan
akan lebih efektif dalam melakukan pekerjaan dan pada akhirnya karyawan akan mengabaikan kepentingan keluarganya demi pekerjaan kemudian work family
conflict terjadi.
D. Hipotesis
1. Hipotesis Utama
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka hipotesa dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara job characteristic dengan work family
conflict pada karyawan perbankan. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi skor job characteristic maka semakin tinggi pula skor work family conflict pada
karyawan sektor perbankan.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2. Hipotesis Tambahan
Ada hubungan antara dimensi skill variety, task identidy, task significance, dan feedback pada job characteristic dengan work family conflict.
a. Ada hubungan positif antara skill variety dengan work family conflict pada karyawan sektor perbankan yang berarti semakin tinggi skor skill
variety semakin tinggi pula skor work family conflict.
b. Ada hubungan positif antra task identity dengan work family conflict pada karyawan sektor perbankan yang berarti semakin tinggi skor task
identity semakin tinggi pula skor work family conflict.
c. Ada hubungan positif antara task significance dengan work family conflict pada karyawan sektor perbankan yang berarti semakin tinggi
skor task significance semakin tinggi pula skor work family conflict.
d. Ada hubungan positif antara autonomy dengan work family conflict pada karyawan sektor perbankan yang berarti semakin tinggi skor
autonomy semakin tinggi pula skor work family conflict.
e. Ada hubungan positif antara feedback dengan work family conflict pada karyawan sektor perbankan yang berarti semakin tinggi skor
feedback semakin tinggi pula skor work family conflict.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
25
BAB III METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional. Tujuan metode penelitian korelasional
adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien
korelasi Suryabrata, 2003.
A. Identifikasi Variabel
Identifikasi variabel penelitian merupakan langkah penetapan variabel- variabel utama yang menjadi fokus dalam penelitian serta penentuan fungsinya
masing-masing Azwar, 2000. Dalam penelitian ini variabel-variabel penelitian yang digunakan terdiri dari :
• Variabel tergantung dependent variabel : Work family conflict • Variabel bebas independent variabel
: Job characteristic
B. Definisi Operasional Variabel
1. Work Family Conflict
Work family conflict adalah konflik yang terjadi pada pekerja saat menjalankan peran dalam bekerja dan peran dalam keluarga secara bersamaan.
Work family conflict diukur dengan menggunakan skala yang disusun berdasarkan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara