3. Faktor janin.
a. Cacat bawaan, yaitu keadaan janin yang cacat sebagai akibat pertumbuhan
janin didalam kandungan tidak sempurna. b. Infeksi dalam rahim, yaitu janin mengalami infeksi sebagai akibat penyakit
yang diderita ibu. Seperti HIVAIDS sangat rentan mengakibatkan infeksi dalam rahim.
4. Faktor yang belum diketahui
2.2.5. Manifestasi Klinis
1. Sebelum bayi lahir
a. Pada anamnese sering terjadi adanya riwayat abortus pa rtus dan prematurus serta lahir mati.
b. Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan. c. Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat walaupun kehamilan sudah
lanjut. d. Sering dijumpai dengan oligo hydramnion hydramnion. Hyperemesis
gravidarum dan hamil lanjut dengan perdarahan antepartum.
2. Setelah bayi lahir
a. Bayi dengan retardasi perdarahan intra uteri, tanda-tanda bayi :
Tengkorak kepala keras Gerakan bayi terbatas
Abdomen cekung dan merata Jaringan lemak bawah kulit tipis sedikit
Vernick caseosa sedikit tidak ada Kulit tipis, kering dan berlipat-lipat, mudah diangkat
Tali pusat tipis dan lembek kehijauan
b. Bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu, ciri -
cirinya :
Universitas Sumatera Utara
Vernick caseosa ada Jaringan lemak bawah kulit sedikit
Tulang tengkorak lunak, mudah bergerak Muka seperti boneka
Abdomen buncit Tali pusat tebal dan segar
Menangis lemah Kulit tipis, merah dan transparan
c. Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat -alat dalam
tubuhnya karena sangat peka terhadap gangguan pernafasan, infeksi, trauma kelahiran, hipotermia, dll. Pada bayi kecil masa kehamilan alat -
alat dalam tubuh lebih berkembang dibandingkan dengan bayi prematur dengan berat badan sama karena itu akan lebih mudah di luar
rahim. Namun tetap lebih peka terhadap infeksi dibandingkan dengan bayi
prematur dengan
BB normal.
Rustam Mochtar, 1998
2.2.6. Penatalaksanaan BBLR
Prinsip penting dalam perawatan BBLR setelah lahir adalah mempertahankan suhu bayi agar tetap normal, pemberian minum, dan
pencegahan infeksi. Bayi dengan BBLR juga sangat rentan t erjadi hipotermia, karena tipisnya cadangan lemak dibawah kulit dan masih
belum matangnya pusat pengatur panas di otak. Untuk itu, BBLR harus dijaga kehangatan tubuhnya. IDAI, 2009
Cara paling efektif mempertahankan suhu tubuh normal adalah sering memeluk dan menggendong bayi. Ada suatu cara yang disebut
metode kangguru atau perawatan bayi lekat , yaitu bayi selalu didekap ibu atau dengan orang lain dengan kontak langsung kulit bayi dengan
kulit ibu atau pengasuhnya dengan cara selalu menggendongnya. Car a lain, bayi jangan segera dimandikan sebelum berusia enam jam
Universitas Sumatera Utara
sesudah lahir, bayi selalu diselimuti da ditutup kepalanya, serta menggunakan lampu penghangat atau alat pemancar panas. IDAI,
2009
2.3. Hubungan Preeklampsia degan kejadian BBLR