karena janin mengalami ganggua n pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilan KMK.
Bayi berat lahir rendah merupakan masalah penting dalam pengelolaannya karena mempunyai kecenderungan ke arah peningkatan terjadinya infeksi,
kesukaran mengatur nafas t ubuh sehingga mudah untuk menderita hipotermia. Selain itu bayi dengan berat bayi lahir r endah BBLR mudah terserang
komplikasi tertentu seperti ikterus, hipoglikomia yang dapat menyebabkan kematian. Kelompok bayi b erat lahir rendah yang dapat di istilahkan dengan
kelompok resiko tinggi, karena pada bayi berat lahir rendah menunjukan angka kematian dan kesehatan yang lebih tinggi dengan berat bayi lahir cukup. WHO
memperkirakan bahwa angka prevalensi BBLR di negara maju terbesar antara 3 –
7 dan di negara berkembang berkisar antara 13 – 38 . Untuk Indonesia belum
ada angka pesat secara keseluruhan, hanya perkiraan WHO pada tahun 1990 adalah 14 dari seluruh koheren hidup Sjahmien Moehji, 2003 .
2.2.4. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan BBLR
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan bayi berat lahir rendah yaitu :
1. Faktor ibu
a. Gizi saat hamil yang kurang anemia Menurut depkes RI 2003 kurang gizi pada saat hamil apabila
tidak mendapatkan penanganan dengan baik secara intensif akan mengakibatkan anemia. Kebanyakan ibu hamil mengalami anemia
gizi. Oleh sebab itu pada saat hamil ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi tablet zat besi.
b. Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun. Menurut Depkes RI 2003 usia reproduksi optimal bagi seorang
ibu adalah antara umur 20-35 tahun, dibawah atau diatas tersebut akan meningkatkan risiko kehamilan dan persalinannya.
Menurut Hartanto 2004 usia diatas 35 tahun cenderung mengakibatkan
timbulnya masalah -masalah
kesehatan seperti
hipertensi, DM, anemia, TB paru dan dapat me nimbulkan persalinan
Universitas Sumatera Utara
lama dan perdarahan pada saat persalinan serta risiko terjadinya cacat bawaan pada janin.
c. Jarak dan bersalin terlalu dekat. Menurut Depkes RI 2003 banyaknya anak yang dilahirkan seorang ibu akan
mempengaruhi kesehatan ibu dan merupak an faktor risiko terjadinya BBLR, tumbuh kembang bayi lebih lambat, pendidikan anak lebih rendah, dan nutrisi
kurang. d. Penyakit menahun ibu seperti gangguan pembuluh darah, perokok, penyakit
kronis TB, malaria. Menurut Rochjati 2003 faktor risiko lain p ada ibu hamil adalah riwayat
penyakit terdahulu yang diderita ibu. Adapaun penyakit yang berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinannya adalah penyakit yang bersifat kronis seperti
hipertensi, cacat congenital, jantung dan asma, anemia, TB paru dan malar ia. e. Faktor pekerjaan.
Menurut Depkes RI 2003 pekerjaan terkait pada status sosial ekonomi dan aktifitas fisik ibu hamil. Dengan keterbatasan status sosial ekonomi akan
berpengaruh terhadap keterbatasan dalam mendapatkan pelayanan antenatal yang adekuat, pemenuhan gizi, sementara itu ibu hamil yang bekerja cenderung cepat
lelah sebab aktifitas fisiknya meningkat karena memiliki tambahan pekerjaankegiatan diluar rumah.
2. Faktor kehamilan
a. Hamil dengan hidramnion, yaitu keadaan dimana cairan ketuban melebihi d ari normal
b. Hamil ganda, yaitu kehamilan dimana jumlah janin yang dikandung lebih dari satu.
c. Perdarahan ante partum, yaitu perdarahan yang terjadi pada masa hamil. d. Komplikasi hamil : preeklampsia, ketuban pecah dini, preeklampsiaeklampsia
yaitu kondisi ibu hamil yang dengan tekanan darah meningkat keadaan ini sangat mengancam jiwa ibu dan janin yang dikandung. Ketuban pecah dini
adalah kondisi dimana air ketuban keluar sebelum waktunya dan biasanya faktor penyebab paling sering adalah terjadinya benturan pa da kandungan.
Universitas Sumatera Utara
3. Faktor janin.
a. Cacat bawaan, yaitu keadaan janin yang cacat sebagai akibat pertumbuhan
janin didalam kandungan tidak sempurna. b. Infeksi dalam rahim, yaitu janin mengalami infeksi sebagai akibat penyakit
yang diderita ibu. Seperti HIVAIDS sangat rentan mengakibatkan infeksi dalam rahim.
4. Faktor yang belum diketahui
2.2.5. Manifestasi Klinis