Terbentuknya BNO Respons nahdatul ulama terhadap isu-isu ijtihad dan taklid: dalam ulasan berita nahdlatoel oelama di jawa 1936-1939

40 BAB IV RESPONS DAN ULASAN TERHADAP ISU-ISU IJTIHAD DAN TAKLID DALAM PEMBERITAAN BNO DI JAWA

A. Terbentuknya BNO

Terbentuknya BNO dilatar belakangi karena surat kabar adalah suatu sarana yang penting untuk menyebarkan missi NU kepada anggota-anggotanya dan masyarakat pada umumnya pada waktu itu BNO terbit pada tahun 1936 di Surabaya, salah satu pendirinya adalah K.H. M. Machfoedz Shiddiq yang pada tahun 1937 dianggkat menjadi ketua Tanfidziyah NU, sebelum BNO terbit, ada majalah yang di terbitkan oleh NU yang bernama Swara Nahdlatul Ulama, tetapi majalah ini hanya untuk intern pengurus NU saja dengan tulisan arab Melayu berbahasa Jawa dan ada yang bertulisan dan berbahasa Arab. 50 BNO terbit sebagian besarnya menggunakan bahasa Melayu dengan tulisan latin, tetapi ada juga yang menggunakan tulisan Melayu dengan bahasa Jawa tetapi sedikit terbitannya, pada tahun 1936 BNO terbit hanya di kawasan Surabaya saja, tetapi pada tahun 1937 mulai disebarluaskan di sebagian pulau Jawa. 51 BNO terbit dua kali dalam sebulan, pada awal bulan dan pertengahan bulan, di dalam isinya, BNO sering memuat artikel tentang masalah di dalam negeri dan luar negeri, seperti masalah tentang konflik Palestina, kekuatan tentang tentara Jerman di Eropa awal abad ke-20, sedangkan di dalam negeri BNO mengulas tentang masalah ijtihad dan taklid, dan ajaran-ajaran Islam serta 50 Menapak Jejak Mengenal Watak, sekilas Biografi 26 Tokoh Nahdlatul Ulama, Jakarta : Yayasan saifudin zuhri, 1994, hal. 197-198 51 Ibid. hal. 192 41 informasi tentang masalah-masalah perekonomian dan juga forum iklan, tetapi yang menarik adalah kolom tentang pembahasan ijtihad dan taklid, dari awal diterbitkannya hingga pertengahan tahun 1938, masalah ini dengan secara kontiniu terus ditulis. 52 Setelah tahun 1939, BNO tidak lagi terbit dengan teratur karena telah masuk tentara Jepang, jadi sempat fakum pada masa-masa pendudukan Jepang. Setelah pendudukan Jepang berakhir, BNO juga tidak terbit lagi sebagai majalah yang diterbitkan oleh Organisasi Nahdlatul Ulama. Pimpinan redaksi BNO dari tahun 1936-1939 adalah K.H. M. Machfoedz Siddiq w. 4 Juli 1944, beliau adalah lulusan pesantren Tebuireng, Jombang dan meneruskan pendidikannya di Mekkah. K.H. MachfoedzSiddiq adalah salah satu pendiri dan menjadi pimpinan BNO dari tahun 1936-1939, selain menjabat sebagai pimpinan BNO, pada tahun 1937 beliau diangkat menjadi ketua Tanfidziah pusat NU, dan menjabat hingga tahun 1940. 53 Beliau sengaja menerbitkan BNO dengan menggunakan bahasa latin Melayu supaya dapat diterima oleh masyarakat luas. Menurut Douwes Dekker, penggunaan bahasa Melayu dalam pers lebih penting daripada pers berbahasa Belanda. Hal ini dikarenakan pers Melayu dapat langsung menarik pembaca mayoritas. 54 52 Analisis penulis pada BNO dari tahun 1936-1939 53 Menapak Jejak Mengenal Watak, sekilas Biografi 26 Tokoh Nahdlatul Ulama, Jakarta : Yayasan saifudin zuhri, 1994, hal. 93 54 Marwati Djoened Poesponegoro, eds.,Sejarah Nasional Indonesia, Jilid V, Jakarta : Balai Pustaka, 1984, hal. 290 42

B. Diterbitkannya BNO Sebagai Media Sah NU