manajemen puncak. Cakupan strategi pada tingkat satuan bisnis hanya menyangkut bisnis yang bersangkutan, tetapi dengan segala aspeknya.
c. Strategi tingkat fungsional functional strategy Strategi pada tingkat fungsional bersifat inkremental karena para
penanggung jawab hanya bertanggung jawab untuk merumuskan dan menetapkan strategi yang menyangkut bidang fungsional tertentu dari
satu bidang bisnis. Akan tetapi meskipun demikian, prinsip yang digunakan oleh manajer tingkat bisnis, harus digunakan pula oleh para
manajer fungsional, yaitu bahwa strategi fungsional merupakan penjabaran lebih lanjut dari strategi bidang bisnis.
Menurut Pearce dan Robinson, sebagaimana dikutip oleh M. Ismail Yusanto dan M.K. Widjajakusuma, pada batas tertentu,
strategi fungsional menerjemahkan pemikiran strategi di tingkat korporasi untuk mencapai sasaran tahunan yang spesifik. Strategi
fungsional merinci strategi bisnis korporasi, memberikan pedoman spesifik jangka pendek tahunan bagi para manajer operasional.
11
Strategi fungsional lebih bersifat operasional karena akan langsung diimplementasikan oleh fungsi-funsi manajemen yang ada dibawah
tanggung jawabnya, seperti fungsi manajemen produksi, fungsi manajemen pemasaran, fungsi manajemen keuangan, dan fungsi
manajemen sumber daya manusia.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Strategi
Ada beberapa faktor yang harus diperhitungkan dalam merumuskan strategi, agar suatu organisasi tetap eksis, tangguh menghadapi perubahan,
dan mampu meningkatkan efektifitas dan produktifitasnya. Faktor-faktor tersebut antara lain:
“tipe dan struktur organisasi, gaya manajerial, kompleksitas lingkungan eksternal, kompleksitas proses produksi dan
hakikat berbagai masalah yang dihadapi. ”
12
11
M. Ismail Yusanto dan M.K. Widjajakusuma, Manajemen Strategis Perspektif Syariah, Jakarta: Khairul Bayan, 2003, h. 73.
12
Sondang P. Siagian, Manajemen Stratejik, h. 23.
a. Tipe dan struktur organisasi Struktur organisasi didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme
formal organisasi diolah. “Struktur organisasi terdiri atas unsur
spesialisasi kerja,
standarisasi, koordinasi,
sentralisasi atau
desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja. ”
13
Setiap organisasi memiliki kepribadian yang khas. Tipe dan struktur organisasi yang dipilih oleh manajemen puncak harus
disesuaikan dengan kepribadian organisasi yang bersangkutan. Ini karena struktur organisasi tidak hanya sekadar wadah dimana kegiatan
berlangsung, akan tetapi sebagai wahana yang efektif bagi para anggotanya untuk berinteraksi dan berhubungan.
b. Gaya manajerial Sebagaimana kita ketahui dewasa ini dapat diidentifikasi lima tipe
utama kepemimpinan, yaitu: tipe otokratis atau dikatorial, tipe militeristik, tipe paternalistik, tipe laissez faire dan tipe demokratis
atau partisipatif.
14
Dari kelima tipe tersebut tidak ada satupun yang sesuai dan dapat digunakan secara konsisten pada semua jenis dan
kondisi organisasi. Untuk itu, gaya manajerial sebagai faktor yang harus diperhitungkan dalam menerapkan strategi memerlukan
kecermatan dalam membaca situasi. c. Kompleksitas lingkungan eksternal
Lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur yang berada di luar organisasi, misalnya: perubahan ekonomi, peraturan pemerintah,
perilaku konsumen atau masyarakat, perkembangan teknologi, politik dan sebagainya.
15
Unsur-unsur tersebut tidak dapat dikendalikan dan diketahui terlebih dahulu oleh manajer. Untuk itu, lingkungan
13
Mohammad Abdul Mukhyi dan Iman Hadi Saputra, Pengantar Manajemen Umum untuk STIE, Jakarta: Gunadarma, 1995, Cet. 2, h. 85.
14
Sondang P. Siagian, Teori dan Praktik Pengambilan Keputusan, Jakarta: PT. Toko Gunung Agung, 1997, Cet. 10, h. 18.
15
Mohammad Abdul Mukhyi dan Iman Hadi Saputra, Pengantar Manajemen Umum untuk STIE, h. 40.
eksternal menjadi faktor yang harus diperhitungkan dan dimanfaatkan demi mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
d. Kompleksitas proses produksi Semua jenis organisasi niaga dapat digolongkan pada dua kategori,
yaitu organisasi yang menghasilkan barang dan yang menghasilkan jasa. Kedua jenis organisasi tersebut sama-sama harus memenuhi
persyaratan, seperti: “persyaratan mutu, harga, manfaat, usia produk,
pelayanan yang cepat dan akurat, kontinuitas suplai dan jaminan pelayanan purna jual.
”
16
Selain persyaratan tersebut, kompleksitas proses produksi yang turut berpengaruh terhadap strategi adalah
pendekatan yang dipakai, teknologi yang digunakan, perilaku konsumen, keunggulan yang dimiliki perusahaan dan sebagainya.
Kesemuanya itu mempunyai dampak terhadap proses penentuan strategi dan implementasinya.
e. Hakikat berbagai masalah yang dihadapi Setiap organisasi tidak terlepas dari masalah, baik yang sederhana
maupun yang rumit. Masing-masing masalah memiliki pemecahan yang berbeda-beda. Untuk itu manajemen puncak harus memiliki
keahlian dalam mengambil keputusan dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi. Langkah-langkah pengambilan keputusan
tersebut adalah sebagai berikut: 1. Menentukan dan membatasi masalah
2. Menganalisis dan menilai masalah 3. Menyusun kriteria penilaian
4. Mengidentifikasi alternatif 5. Memilih alternatif terbaik
6. Melaksanakan keputusan.
17
Proses yang dilalui dalam pengambilan keputusan berlaku sama untuk masalah yang sederhana maupun yang rumit. Namun demikian,
16
Sondang P. Siagian, Manajemen Stratejik, h. 25.
17
Soekarto Indrafachrudi, Bagaimana Memimpin Sekolah Yang Efektif, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2006, Edisi II, h. 104.
masalah yang rumit memerlukan strategi pemecahan yang lain dari pemecahan masalah yang relatif sederhana.
5. Tahapan Strategi