2006 14
0.2082 30.700.000
15.889.060 2007
15 0.2051
27.250.000 15.791.425
2008 16
0.2025 23.800.000
15.700.000 2009
17 0.2004
20.350.000 15.619960
2010 18
0.1987 16.900.000
15.550.270 2011
19 0.1972
13.450.000 15.481.960
2012 20
0.1960 10.000.000
15.424.000
6.2. Perhitungan Biaya Operasi Tahunan.
Biaya operasi tahunan merupakan penjumlahan dari biaya - biaya yang langsung behubungan dengan mesin yaitu :
− Biaya penggantian suku cadang.
− Biaya pemakaian bahan bakar untuk energi.
− Biaya upah tenaga kerja Maintenance.
Hasil perhitungan biaya - biaya tersebut dapat kita lihat dalam Tabel 6.2. sebagai berikut :
Tabel 6.2. Perhitungan Biaya Operasi Mesin Extruder.
Tahu Pakai
Tahun ke - n
Biaya Pakai Suku
Perhitunga n B.B.
Perhitung an Upah
Tingkat Inflasi
Perhitungan Biaya
Universitas Sumatera Utara
Cadang Extruder
Rp. Extruder
Rp. Tenaga
Kerja Mesin
Extruder Rp.
Operasi
1993 1
1.985.000 1.980.000
3.760.000 10.14
8.508.315 1994
2 2.210.000
2.062.500 3.995.000
12.55 9.305.071
1995 3
2.350.000 2.070.750
4.042.000 9.49
9.265.864 1996
4 2.370.000
2.145.000 4.089.000
7.40 9.240696
1997 5
2.410.000 2.227.500
4.230.000 12.60
9.984.805 1998
6 2.650.000
2.244.000 4.347.500
11.05 10.262.685
1999 7
3.600.000 2.277.000
4.606.000 19.64
12.541.861 2000
8 3.600.000
2.310.000 4.841.000
18.12 12.699.081
2001 9
4.110.000 2.326.500
5.358.000 15.48
13.620.288 2002
10 5.550.000
2.409.000 5.546.000
12.55 15.199.877
2003 11
5.810.000 2.475.000
5.828.000 10.24
15.558.171
6.3. Perhitungan Biaya “ Down Time “.
Down Time merupakan kehilangan kesempatan mesin untuk beroperasi karena mesin tersebut rusak atau sedang diperbaiki. Biaya Down Time dihitung
berdasarkan lamanya rata - rata mesin dalam keadaan berhenti dibagi dengan jam kerja seharusnya, dikali dengan Capital Recovery CR dan MARR.
Universitas Sumatera Utara
− Hitung rata - ratanya tiap tahun dengan persamaan :
rd =
∑
d n dimana :
rd = Rata – rata down time mesin setiap tahun.
∑
d
= Jumlah down time mesin sampai tahun ke - n. n
= Jumlah tahun. Misalnya untuk Extruder pada tahun 1993 down time 160
jam pada Tabel 5.7. maka rata - rata down time 160 jam, untuk tahun ke - 2 rata - rata down time menjadi 160 + 170 2 = 165 jam dan seterusnya
sampai tahun ke - 11. −
Hitung biaya down time dengan persamaan : Bd = rd j k X CR X MARR.
dimana : Bd
= Biaya down time. rd
= Rata - rata down time. jk
= Jam kerja per tahun.
CR
=
Capital Recovery
. MARR
= Tingkat bunga yang dipakai. −
Perhitungan Biaya “ Down Time “ Mesin Extruder. a.
Down Time = 160 jam.
Universitas Sumatera Utara
b. Jam kerja seharusnya
= 2400 jam. c.
Capital Recovery = Rp 18.456.000.,-
d. MARR
= 19 . 160 jam
e. Maka ————— X Rp. 18.456.000,- X 0,19 = Rp. 233.776 2.400 jam
Demikian juga untuk tahun - tahun selanjutnya, perhitungan dilakukan dengan cara yang sama dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 6.3. sebagai berikut
:
Tabel 6.3. Perhitungan Biaya Rata - rata “ Down Time “ Mesin Extruder.
Tahun Pakai
Tahun ke - n
Rata - rata Down Time
Extruder Pengembalia
n Modal CR Rp.
MARR
A P, 19 , 20
Biaya Down
Time
1993 1
160 18.456.000
0,19 233.776
1994 2
165 18.160.540
0,19 234.222
1995 3
167.3 17.880.005
0,19 236.813
1996 4
169 17.618.200
0,19 235.716
1997 5
171.2 17.374.975
0,19 235.488
1998 6
173.5 17.148.310
0,19 235.539
1999 7
176.7 16.939.585
0,19 236.963
2000 8
180.3 16.746.040
0,19 239.028
Universitas Sumatera Utara
2001 9
185.6 16.568.710
0,19 243.449
2002 10
191 16.407.250
0,19 248.091
2003 11
196 16.258.555
0,19 252.278
6.4. Analisa Korelasi.